Picky eater adalah kebiasaan anak yang suka memilih-milih makanan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya makanan yang kurang lezat, belum merasa lapar, hingga kondisi medis tertentu. Untuk mengatasinya, orangtua bisa mencoba berkreasi dalam mengolah makanan, hingga melibatkan si kecil dalam proses memasak.
21 Jan 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Untuk mengatasi anak picky eater, Anda harus lebih sabar dalam menghadapi mereka
Table of Content
Lelah berurusan dengan anak yang picky eater atau pilih-pilih makanan? Jangan khawatir, Anda bukanlah satu-satunya orangtua yang mengalami masalah ini.
Advertisement
Faktanya, picky eater adalah fase yang hampir pasti dilewati setiap anak usia dini. Meski begitu, bukan berarti masalah ini boleh disepelekan.
Menurut Angela Lemond, seorang ahli diet di Texas, picky eater sampai batasan tertentu dianggap normal karena anak masih bereksperimen dengan makanan dan rasa yang berbeda-beda untuk pertama kalinya.
Picky eater artinya kebiasaan pada anak yang suka memilih-milih makanan. Mereka tidak suka mencoba makanan baru dan hanya mau melahap makanan favoritnya saja.
Tidak hanya itu, kebiasaan ini bisa membuat anak menghindari makanan yang menurutnya memiliki bau, tampilan, dan rasa yang tidak familiar.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bukan berarti anak yang picky eater tidak mau makan. Hanya saja, mereka kerap menolak untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan dalam porsi yang cukup.
Berhadapan dengan anak yang picky eater tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Sebelum mengetahui cara mengatasinya, kenali dulu kemungkinan penyebab kebiasaan suka pilih-pilih makanan ini.
Bukan masakan Anda yang tidak enak, tetapi sistem perasa anak-anak memang dirancang untuk lebih memilih rasa manis.
Karena anak-anak sedang tumbuh dengan cepat, wajar jika mereka menginginkan berbagai makanan tinggi kalori.
Fakta lainnya menyatakan, 1 di antara 4 orang akan memiliki gen sensitivitas terhadap rasa pahit. Jadi, tidak heran jika anak tidak doyan sayur yang tidak memiliki rasa atau cenderung pahit.
Cara mengatasi anak picky eater bisa dilakukan dengan menyajikan variasi makanan. Untuk sayuran, coba cara kreatif seperti memasak dalam bentuk sup, salad, atau di-blender.
Riset menunjukkan bahwa anak akan mulai mencoba makanan pada waktu yang ke 5-10 setelah diperkenalkan.
Oleh karena itu, jangan menyerah dan coba terus berikan menu makanan yang lezat, misalnya sayuran goreng atau diberikan dengan saus pendamping.
Pada usia dua tahun, pertumbuhan anak-anak akan melambat. Kondisi ini bisa menjelaskan mengapa mereka kadang tidak berselera dan tidak ingin makan.
Ahli diet dan makanan dari San Diego, Maryann Jacobsen, RD, menjelaskan bahwa sepanjang pertumbuhan berat dan tinggi anak masih normal, orangtua tidak perlu terlalu mencemaskan masalah anak yang sesekali memilih makanan.
Anak-anak juga akan malas makan jika orangtua tidak telaten mengatur jadwal camilan, misalnya makan biskuit atau minum jus, satu jam sebelum waktu makan malam.
Jadi, cobalah untuk menjadwalkan jam makan yang baik sebagai cara mengatasi anak picky eater.
Banyak orangtua mungkin akan setuju bahwa kalimat favorit anak adalah "tidak", termasuk pada jam makan.
Ini adalah wujud dari kendali atas kemandirian yang ingin mereka tunjukkan, misalnya mendorong piring atau melancarkan aksi tutup mulut saat makan.
Menurut Jacobsen, perilaku ini adalah bagian alami dari perkembangan anak. Maka dari tiu, Anda perlu tahu cara mengatasi anak picky eater dengan menghindari konflik berkepanjangan.
Jangan memerintah anak terlalu keras karena mereka justru akan semakin sulit untuk patuh. Jangan pula bernegosiasi dengan anak, misalnya mengiming-imingi dengan makanan pencuci mulut.
Sebaiknya Anda menjelaskan pentingnya nutrisi sayur-mayur dan membiarkan anak mengambil keputusan sendiri setelah memahaminya.
Misalnya, "Adik tahu tidak kalau makan sayuran bisa membuat kaki adik kuat saat bermain bola lho."
Anak-anak yang pemilih dalam menu makanan adalah hal yang wajar, tetapi bisa juga merupakan kemungkinan langka yang berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
Jacobsen menerangkan jika anak terlihat sangat cemas atau tidak nyaman dengan makanan atau saat dipanggil ke meja makan, Anda harus mencari tahu sebabnya.
Mungkin saja anak memiliki masalah alergi makanan atau pemahaman yang salah tentang makanan tertentu, atau mengalami sindrom sensory processing disorder.
Anda harus berkonsultasi pada dokter dan menjelaskan jika anak memiliki penolakan terhadap tekstur tertentu, atau memiliki keluhan seperti gatal-gatal dan sakit perut terhadap makanan tertentu.
Selanjutnya, penyebab anak picky eater adalah pengalaman buruk terhadap makanan tertentu.
Umumnya, hal ini dapat terjadi saat anak mencoba makanan baru dan tidak menyukainya. Hasilnya, mereka hanya memilih makanan yang disukainya saja.
Untuk mengatasi kebiasaan picky eater atau pilih-pilih makanan pada anak, berikut adalah beragam strategi yang dapat Anda lakukan.
Terkadang, anak-anak akan menutup mulut saat disuguhi makanan baru yang asing baginya.
Ada kalanya mereka mau membuka mulut, tetapi langsung membuang lagi makanan yang terasa asing di mulutnya.
Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kesabaran dan ketekunan dari orangtua. Meskipun anak sering kali menutup mulut atau membuang makanan, cobalah terus-menerus dengan cara yang lembut.
Lambat laun, anak akan berani dan mau mencoba makanan baru yang belum pernah mereka coba sebelumnya.
Jika anak tidak mau mengunyah makanan-makanan yang asing baginya, cobalah gunakan kreativitas Anda.
Misalnya, anak tidak mau memakan sayur, seperti wortel atau brokoli. Anda dapat mengubah bentuk makanan tersebut agar lebih menarik perhatian.
Selain itu, cobalah sajikan makanan yang penuh dengan warna. Misalnya, bayam dengan warna hijau, tomat dengan warna merah, hingga wortel dengan warna jingga.
Piring yang dipenuhi dengan warna-warni ini dipercaya bisa membuat anak tertarik untuk mencoba makanan baru.
Dilansir dari Mayo Clinic, salah satu cara mengatasi kebiasaan picky eater adalah kreatif dalam mengolah makanan.
Misalnya, anak hanya mau mengonsumsi nugget atau spaghetti saja. Cobalah untuk memotong halus berbagai macam sayur (misalnya wortel atau brokoli), lalu taburkan ke dalam makanan favorit anak.
Hal ini dianggap ampuh karena rasa dari sayur tersebut dapat 'tersembunyi' di balik rasa makanan favorit mereka.
Sebagian orangtua mungkin sering memberikan hidangan penutup, seperti es krim atau kue, sebagai hadiah jika anak mau makan sayur.
Cara ini dianggap tidak efektif karena hanya membuat anak beranggapan bahwa hidangan penutup adalah makanan terbaik yang bisa mereka makan.
Jika memang Anda ingin memberikan hidangan penutup sebagai hadiah, cobalah cari makanan ringan yang lebih menyehatkan, misalnya buah-buahan atau yogurt.
Untuk menghilangkan kebiasaan picky eater atau pilih-pilih makanan, cobalah libatkan anak dalam proses membeli makanan di pasar dan saat memasak.
Mintalah bantuan si kecil untuk memilih makanan sehat, seperti buah hingga sayur-mayur yang menarik perhatiannya.
Di rumah, ajaklah anak untuk terlibat dalam proses memasak yang sederhana, misalnya membersihkan buah dan sayur atau menaburkan garam.
Keterlibatan anak dalam proses memasak dipercaya menjadi strategi yang ampuh agar anak mau mencoba makanan baru.
Jika Anda ingin anak menghilangkan kebiasaan picky eater-nya, cobalah jadi panutan yang baik.
Berikan contoh bahwa Anda mau mengonsumsi berbagai makanan sehat, seperti buah dan sayur yang bervariasi.
Dengan mencontohkan kebiasaan ini di depan mereka, anak-anak diyakini dapat mengikutinya.
Terkadang, iklan di televisi atau video di dunia maya dapat mempengaruhi anak untuk menyukai makanan yang manis dan tidak bernutrisi.
Maka dari itu, cobalah hindari berbagai gangguan saat anak sedang makan. Matikan televisi atau gawai lainnya agar anak dapat fokus terhadap makanan yang ada dihadapannya.
Dilansir dari Mayo Clinic, picky eater atau pilih-pilih makanan dapat diatasi dengan membuat jam makan yang teratur.
Caranya adalah memberikan makan di jam yang sama setiap hari. Jika memang anak tidak mau mengonsumsi makanan berat, cobalah berikan mereka camilan sehat dengan lebih teratur.
Selain itu, rangsang nafsu makan anak dengan memberikan susu atau jus buah (tanpa gula).
Sama seperti orang dewasa, ada kalanya anak-anak tidak mau mengonsumsi makanan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Maka dari itu, biarkan anak-anak mengenali mengenali makanan yang akan dikonsumsi. Coba minta mereka untuk menyentuh makanan tersebut untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam memasaknya.
Hal ini diharapkan bisa membuat anak mengenal makanan baru dan menumbuhkan keinginan untuk mengonsumsinya.
Terkadang, sebagian orangtua berbohong mengenai bahan-bahan makanan supaya anak mau memakannya. Hal ini dianggap bisa membuat anak menjadi seorang picky eater.
Oleh sebab itu, cobalah jujur mengenai bahan-bahan makanan yang Anda gunakan.
Jika memang makanan yang Anda hidangkan terbuat dari sayur-mayur, jujurlah kepada anak. Jangan berbohong dan menutup-nutupi bahan makanan tersebut.
Jika anak tetap tidak mau makan setelah diberi tahu bahan makanan yang digunakan, ajak anak untuk melihat seperti apa bentuk dan rupa bahan makanan tersebut.
Strategi ini dinilai membantu dalam menghilangkan kebiasaan pilih-pilih makanan pada anak.
Salah satu cara mengatasi anak pilih-pilih makan adalah mengundang teman mereka untuk makan bersama di meja makan.
Dilansir dari Parents, seorang peneliti bernama Helen Hendy dari Penn State University mengungkapkan, anak-anak akan lebih mau memakan sesuatu jika teman-temannya juga memakannya.
Jika berbagai cara di atas tidak membuahkan hasil positif, cobalah datang ke dokter dan berkonsultasi.
Nantinya, dokter dapat merekomendasikan beberapa cara untuk mengatasi picky eating, salah satunya terapi mengunyah untuk anak yang mengalami kesulitan mengunyah.
Baca Juga
Selain menerapkan cara mengatasi anak picky eater di atas, ingat juga untuk menciptakan kebiasaan makan yang baik sejak dini.
Berikan variasi menu yang berimbang, jauhkan gangguan seperti televisi, hindari menuruti keinginan anak yang tidak sehat, dan jadilah panutan yang baik dalam urusan makan.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Tetanus pada anak disebabkan bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini dapat menimbulkan beberapa gejala, antara lain rahang menjadi kaku, kejang, dan banyak keringat.
Bintitan adalah infeksi pada kelopak mata yang ditandai dengan munculnya benjolan merah berisi nanah yang menyakitkan. Gejalanya adalah benjolan kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada kelopak mata.
Terdapat berbagai macam cara ampuh untuk mengatasi anak sakit tidak mau makan yang dapat dicoba oleh Ayah dan Bunda, mulai dari memberikan makanan favoritnya, hingga menyesuaikan porsinya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved