Anak bermain kotor bisa memberikan manfaat bagi kesehatan mereka. Asalkan, orangtua juga menjalankan perannya dengan mengajarkan cara membersihkan tubuh dengan tepat setelah bermain.
24 Jan 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Bermain kotor baik untuk kesehatan anak
Table of Content
Seberapa sering orangtua merasa gemas dengan tingkah laku anak bermain kotor dan berantakan? Mungkin kalimat ini bisa sedikit menenangkan: anak justru belajar banyak hal dari segala hal yang kotor.
Advertisement
Tentu perlu dibedakan mana kotor yang tidak boleh dibiarkan seperti membiarkan cucian piring kotor menumpuk dengan kotor yang menjadi media pembelajaran. Selama orangtua bisa mengawasi, biarkan saja anak bermain dengan bebas.
Bahkan menariknya, anak bermain kotor bisa memberikan manfaat bagi kesehatan mereka. Asalkan, orangtua juga menjalankan perannya dengan mengajarkan cara membersihkan tubuh dengan tepat setelah bermain.
Lalu, apa saja manfaat dari bermain dengan benda-benda yang kotor:
Kebalikan dari anggapan bahwa bermain kotor atau jorok bisa membuat anak sakit, banyak penelitian menyebut bahwa itulah yang diperlukan anak-anak. Menurut pakar mikrobiologi dan imunologi Mary Ruebush, Ph.D., anak yang terpapar kotoran justru bisa membangun sistem kekebalan tubuhnya.
Bahkan, sistem imun yang terbentuk sejak kecil ini bisa melindunginya hingga seumur hidup. Ini pula yang menjadi hipotesis awal bahwa benda-benda kotor bisa melindungi anak dari penyakit dan alergi. Penelitian untuk potensi ini terus diteliti.
Merasakan kaki berada di lumpur hingga bermain meremas blueberry di tangan merupakan pengalaman sensoris yang bisa membantu anak memahami dunia sekitarnya dengan lebih baik. Ini adalah pengalaman berharga yang jauh lebih baik ketimbang buku atau tontonan sepopuler apapun.
Lebih jauh lagi, penelitian menunjukkan bahwa ketika indra anak banyak mendapatkan stimulasi, ini berpengaruh pada kinerja otak. Nantinya otak akan mengingat apa yang sudah pernah disentuh, dicium, dan pengalaman sensoris lainnya.
Setelah indra mendapatkan rangsangan dari benda-benda yang mungkin banyak dianggap kotor, anak juga bisa belajar kosa kata baru. Untuk itu, orangtua perlu mengajarkan apa yang sedang mereka mainkan atau sentuh dengan jelas.
Dengan demikian, anak dapat mengingat lebih jelas benda apa yang dipegangnya. Ini menjadi pengalaman belajar yang tentunya sangat menyenangkan.
Selain mainan-mainan yang memang didesain untuk mengasah kemampuan motorik anak, bermain dengan hal-hal kotor di sekitar juga memberi manfaat yang sama. Bahkan keunggulannya, sifatnya adalah permainan open-ended yang bisa memberi ruang anak untuk berimajinasi sesuai keinginan mereka.
Artinya, anak bisa bermain di luar batasan yang mungkin dimiliki mainan-mainan biasa. Mereka bisa sesuka hati membangun istana dari pasir atau lumpur dan menemukan ruang untuk menjelajah lebih jauh lagi.
Contoh lainnya ketika anak dibebaskan melukis dengan menempelkan seluruh telapak tangan di kain putih. Ini juga melatih motorik halus di tangan dan jari. Nantinya, bekal ini bisa mereka gunakan untuk belajar makan sendiri, memasang kancing baju, hingga menulis ketika sudah duduk di bangku sekolah.
Lihat ketika anak bebas melompat, memanjat, hingga bergulung-gulung di ruangan bebas. Itu adalah momen ketika si kecil menggunakan imajinasi mereka sesuka hati. Di dalam benaknya, ada pertanyaan eksperimental untuk mencoba hal-hal baru.
Di sinilah observasi berjalan, ketika mereka melihat bagaimana akhir dari percobaannya. Jelas anak akan menjadi sangat kotor, namun mereka bisa berpikir layaknya seorang peneliti yang asyik dengan eksperimennya.
Orangtua juga bisa mengambil peran dengan mengajarkan anak agar piawai membersihkan tubuh setelah bermain kotor-kotoran. Ini akan lebih lancar diterapkan pada anak yang sering terjun langsung bermain dengan hal-hal yang “kotor”.
Caranya adalah dengan memberikan anak tenggat waktu kapan harus selesai bermain dan mulai membersihkan tubuh. Ingatkan 15 menit sebelumnya, lalu ulangi pada 10 dan 5 menit kemudian.
Mengingatkan anak dengan cara semacam ini akan membuat rutinitas membersihkan tubuh menjadi menyenangkan. Si kecil akan menganggapnya sebagai bagian dari permainan, bukan ritual untuk mengakhiri kesenangan mereka bermain secara bebas.
Tentunya, bekali juga anak dengan peralatan untuk membersihkan diri yang mudah digunakan. Contohnya seperti kursi untuk mencapai wastafel, menyiapkan sapu kecil, atau menyanyikan lagu untuk mengiringi proses bersih-bersih.
Perlu diperhatikan juga reaksi tubuh anak. Anak yang mengalami gangguan alergi atau atopi akan cenderung lebih rentan mengalami reaksi seperti gatal, bentol, atau bersin ketika sedang bermain kotor.
Baca Juga
Meskipun anak bermain kotor mendatangkan banyak manfaat, orangtua tetap harus menerapkan aturan higienis. Ajarkan anak mencuci tangan dengan bersih setelah bermain lumpur atau kontak langsung dengan kotoran.
Jadikan ini kebiasaan baik yang terus dibiasakan. Dengan demikian, bisa melindungi anak dari kemungkinan tertular virus atau bakteri.
Jangan lupa pastikan anak selalu mendapatkan vaksin sesuai dengan usia mereka. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara aman melindungi anak tanpa membatasi mereka bermain kotor, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pada dasarnya, jawaban mengapa kita perlu menolong orang lain adalah karena bisa membuat diri merasa lebih bermanfaat dan bahagia. Karena itu penting mengajarkannya sejak dini pada anak.
Secara alami, kulit bayi sensitif apabila dibandingkan dengan orang dewasa. Itulah mengapa terkadang sulit mendeteksi apakah sensitivitas kulit si kecil masih dalam batas wajar atau tidak.
Separation anxiety adalah kondisi yang membuat anak merasa takut terpisah dari seseorang yang mereka cintai. Penyebabnya beragam, seperti kematian seseorang, riwayat keluarga, hingga faktor lingkungan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved