Konflik antar anak-anak itu sebenarnya lumrah. Tapi jika anak berkelahi terlalu sering, tentu bisa membuat orang tua frustrasi. Ada sederet strategi yang dapat Anda lakukan untuk melerai anak yang sedang bertengkar.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
18 Apr 2023
Anak berkelahi kerap dipicu berebut mainan
Table of Content
Rasanya memang frustrasi jika melihat anak-anak berkelahi. Satu menit mereka tampak akrab satu sama lain, dan menit berikutnya mereka bertengkar karena alasan yang remeh.
Advertisement
Pertengkaran antara kakak dan adik sebenarnya tidak selalu buruk. Berdasarkan sebuah penelitian, perkelahian sesama saudara yang ditangani dengan baik oleh orang tua akan membuat anak memiliki kemampuan sosial, kognitif, dan interpersonal yang baik. Mulai dari cara bernegosiasi untuk menyelesaikan suatu masalah, memahami sudut pandang orang lain, hingga menghargai hak serta perasaan orang.
Namun orang tua tetap perlu mengarahkan dan memberikan batasan yang jelas. Bagaimana caranya?
Terdapat banyak hal yang dapat memicu anak berkelahi. Berikut beberapa contohnya:
Pertengkaran seringkali dimulai ketika anak merasa diperlakukan tidak adil atau memperebutkan hak milik terhadap sesuatu, contohnya mainan.
Bisa juga pertikaian terjadi karena sudut pandang yang berbeda. Misalnya, si kakak senang menjahili adiknya untuk melihat reaksi lucu sang adik, tapi sang adik tidak suka cara bercanda kakaknya. Makin dekat jarak usia anak, makin sering pula mereka bertengkar.
Masalah temperamen dapat pula memicu perkelahian antarsaudara kandung. Ada beberapa anak yang memang lebih gampang marah dibanding anak yang lain. Contohnya, ketika anak melihat saudaranya lebih dimanja, hal ini bisa membuatnya cemburu, tersinggung, dan emosi.
Anak-anak belajar lewat meniru apa yang mereka lihat. Inilah mengapa faktor lingkungan tak bisa diabaikan sebagai salah satu penyebab anak suka berkelahi.
Faktor lingkungan tersebut dapat berupa sering menyaksikan orang tua atau orang lain bertikai, banyak menonton kekerasan di televisi atau game, serta karena anak merasa selalu mendapatkan keinginannya melalui perkelahian.
Baca Juga
Berikut tips yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk melerai anak yang berkelahi:
Walau masih anak-anak, bukan berarti mereka tidak bisa mengetahui mana yang benar dan salah. Anak-anak sebenarnya mengerti bahwa bertengkar itu perbuatan yang tidak baik.
Anda bisa menjelasakan pada anak bahwa ada langkah penyelesaian masalah selain beradu mulut, menangis, atau memukul. Cobalah ajak mereka berdiskusi mengenai jalan keluar yang terbaik. Lalu amati dari jauh bagaimana anak-anak Anda menerapkan solusi tersebut.
Pujian bisa menjadi cara yang baik untuk membangun perilaku positif pada anak. Saat anak berkelahi, coba untuk tidak mengindahkan seolah Anda tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.
Kemudian saat anak sedang bersikap baik dan manis, berikan perhatian atau pujian pada mereka. Dengan cara ini, mereka akan tahu bahwa perilaku yang baik lebih disukai oleh orang tuanya.
Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka cenderung mencontoh perilaku dan kebiasaan orang-orang dewasa di sekitarnya.
Jika anak sering melihat orang tuanya bertengkar, ia pun akan mengimitasi perilaku ini. Karena itu, berikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Jangan marah atau membentak pasangan di depan anak. Tetaplah tenang ketika Anda menghadapi tekanan dan kendalikan diri karena ini bisa menjadi acuan untuk mereka.
Memarahi anak yang sedang bertengkar hanya akan mencegah mereka dari rasa kapok. Jika Anda ikut berteriak atau mengeluarkan kata-kata keras, hal ini justru bisa membuatnya makin emosi dan tidak berusaha untuk mengubah perilakunya.
Seringkali anak sengaja berkelahi agar menjadi pusat perhatian. Mungkin menurut mereka, lebih baik dimarahi karena kerap bertengkar daripada tidak dapat perhatian sama sekali.
Jika menurut Anda, alasan tersebut menjadi dalang di balik anak yang kebiasaan adu mulut dengan saudaranya, cobalah untuk tidak terlibat atau tidak reaktif. Semakin Anda membiarkan anak, mereka akan semakin jadi tidak berminat lagi untuk melakukannya.
Tapi apabila masing-masing anak mulai melakukan kekerasan fisik, inilah saatnya bagi Anda untuk masuk dan memberikan batasan.
Anda bisa membuat ‘ruang khusus bertengkar’ di rumah. Saat kakak dan adik mulai berkelahi, alihkan mereka ke ruangan tersebut dan mereka baru boleh keluar jika masalah sudah terselesaikan dengan baik.
Anak berkelahi biasanya saat mereka merasa bosan atau tidak melakukan apa-apa yang menarik perhatiannya. Jika diberi kegiatan yang menyenangkan dan stimulatif, mereka pun jadi tidak punya waktu lebih untuk bertengkar.
Membaca, menggambar, menyusun lego, atau bermain game edukatif termasuk beberapa pilihan aktivitas yang seru untuk anak.
Meskipun si kakak atau adik yang pertama kali memulai pertengkaran, hindari untuk memihak pada siapapun. Hal ini kadang malah membuat mereka semakin sengit beradu mulut.
Pada dasarnya, tidak ada orang yang ingin disalahkan dengan cara yang menghakimi, termasuk anak. Anak-anak ingin dicintai secara setara, terlepas dari bagaimana perilaku mereka.
Amati dan kneali hal apa saja yang menjadi pemicu perkelahian anak-anak Anda. Sebagai contoh, jika karena berebut remote televisi, Anda bisa mengantisipasinya dengan membuat aturan bergantian.
Sementara bila kakak dan adik sering bertengkar saat jam makan, bersiaplah untuk melakukan strategi yang jitu sebelum mereka cekcok.
Anak berkelahi itu wajar dalam sebuah kehidupan keluarga. Namun frekuensi pertengkaran yang sering di antara kakak dan adik berisiko mengganggu rutinitas serta psikis mereka maupun anggota keluarga lain. Terlebih jika anak sudah terancam atau mengalami bahaya fisik yang serius.
Jika perkelahian sudah menghalangi aktivitas maupun kondisi rumah tangga, Anda disarankan untuk mencari pertolongan profesional atau psikolog untuk mengatasinya.
Advertisement
Ditulis oleh Rieke Saraswati
Referensi
Artikel Terkait
Parenting style atau gaya pengasuhan merupakan hal yang penting dalam membesarkan anak. Jika dilakukan dengan tepat, hal ini tentu akan berpengaruh positif pada tumbuh kembangnya.
28 Agt 2019
Bina keluarga balita (BKB) adalah program penyuluhan bagi orang tua untuk memberikan pemahaman yang baik mengenai pola asuh balita. Tujuannya, agar anak bisa tumbuh optimal di usia emas.
4 Jan 2021
Orang tua yang overprotektif biasanya cenderung terlalu melindungi anak. Bukannya memberikan hal positif, pola asuh ini justru membawa dampak buruk bagi anak.
16 Des 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved