Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan seseorang untuk memroses informasi secara fisik melalui gerakan tangan, tubuh, kontrol, dan ekspresi. Apa saja ciri-cirinya pada anak?
3.94
(17)
22 Jan 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Kelebihan anak dengan kecerdasan kinestetik adalah memiliki koordinasi gerakan yang sangat baik
Table of Content
Di dalam buku Frames of Mind: Theory of Multiple Intelligences, Howard Gardner, seorang psikologis ternama asal Amerika Serikat, mencoba menjelaskan tentang delapan kecerdasan yang dapat dimiliki seseorang. Salah satu di antaranya adalah kecerdasan kinestetik.
Advertisement
Kecerdasan kinestetik, atau yang juga dikenal dengan sebutan gaya belajar fisik atau gaya belajar taktil-kinestetik, menggambarkan kemampuan seseorang untuk belajar melalui gerakan fisik tubuhnya. Simak artikel ini lebih lanjut untuk memahami jenis kecerdasan ini beserta ciri-cirinya.
Baca Juga
Kecerdasan kinestetik artinya adalah kemampuan seseorang untuk memproses informasi secara fisik melalui gerakan tangan dan tubuh, kontrol, serta ekspresi.
Anak-anak yang dianugerahi kecerdasan kinestetik lebih suka memahami informasi lewat gerakan tubuh dibandingkan bentuk lainnya.
Gerakan tubuh ini menjadi alat bagi mereka untuk mengingat gerakan tubuhnya sendiri maupun orang lain. Mereka juga cenderung menyentuh atau memanipulasi objek tertentu saat sedang mempelajari sesuatu.
Maka tidak heran kalau anak-anak dengan kecerdasan kinestetik lebih gemar menciptakan sebuah karya dengan tangan, suka bergerak, memiliki banyak energi, serta memiliki potensi untuk menjadi seorang atlet.
Dibandingkan dengan kecerdasan lainnya, kecerdasan kinestetik adalah jenis kecerdasan yang termasuk paling mudah dikenali. Beberapa ciri anak dengan kecerdasan kinestetik adalah:
Salah satu contoh kecerdasan kinestetik yang nampak terlihat pada anak adalah gemar bergerak.
Anak-anak dengan jenis kecerdasan ini sangat menikmati aktivitas yang mengharuskan mereka banyak bergerak. Contohnya, berolahraga, menari, atau gerakan-gerakan kreatif lainnya.
Saat sedang mengobservasi lingkungannya, anak dengan kecerdasan kinestetik tidak ragu menyentuh objek yang membuatnya penasaran.
Contoh kecerdasan kinestetik pada anak selanjutnya adalah memiliki kemampuan motorik kasar yang baik.
Dalam proses pembelajaran mereka, anak-anak dengan kecerdasan kinestetik tak akan ragu untuk melakukan kontak langsung dengan sesuatu di sekitarnya.
Ada anak yang betah membaca buku berjam-jam, namun ada yang tidak. Anak dengan kecerdasan kinestetik juga lebih memilih mencoba hal baru secara langsung ketimbang menyimaknya hanya lewat buku.
Selain itu, anak-anak dengan kecerdasan kinestetik juga tertarik dengan interaksi bersama komputer atau keyboard ketimbang sekadar membaca.
Kemampuan kinestetik pada anak yang cukup mencolok adalah gemar bereksperimen, berakting, melakukan demonstrasi, hingga bermain adu peran atau role play. Eksperimen dan penelitian di laboratorium bisa jadi aktivitas yang sangat menarik bagi mereka.
Contoh kecerdasan kinestetik yang patut diketahui orangtua adalah memiliki koordinasi gerakan yang apik. Itulah sebabnya mereka bisa sangat berprestasi dalam bidang yang mengharuskan banyak gerakan fisik, misalnya berolahraga.
Tentu ketika orangtua sudah tahu apa tipe kecerdasan anak mereka, penting untuk memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan preferensi mereka. Bagi orangtua, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti:
Cara mengembangkan kecerdasan kinestetik yang dapat Anda lakukan adalah mengikutsertakan anak dalam aktivitas fisik.
Dengan memiliki anak yang punya kecerdasan kinestetik, jangan ragu mengikutkan mereka pada aktivitas fisik yang menyenangkan. Ketimbang anak lain yang masih ragu mencoba sesuatu yang baru, anak kinestetik akan dengan senang hati mencoba apa pun, bahkan yang menantang sekalipun.
Jadi, orangtua bisa memanfaatkan banyaknya organisasi atau kegiatan yang berbau fisik, seperti camping, hiking, bersepeda, berenang, dan banyak lagi.
Menurut ahli, selain aktivitas fisik anak dengan kecerdasan kinestetik juga sangat menikmati eksperimen membuat hal baru.
Mereka bisa betah melakukan eksperimen selama berjam-jam tanpa kekurangan antusiasmenya. Perkenalkan ilmu baru kepada mereka lewat eksperimen yang menarik.
Cara mengembangkan kecerdasan kinestetik selanjutnya adalah mencari sekolah yang mendukung kegiatan fisik.
Contohnya sekolah alam yang mengakomodasi aktivitas fisik anak dengan rangkaian pelajaran yang tidak membosankan. Sebisa mungkin, anak juga perlu pelajaran dengan jeda sehingga ia tidak merasa jenuh.
Jangan kehabisan ide untuk membuat permainan kreatif untuk anak-anak dengan kecerdasan kinestetik jasmani. Perbanyak permainan yang melibatkan karpet, sandpaper, balok, cubes, atau tanah liat yang mengharuskan anak menyentuh langsung permainan yang digunakan.
Orangtua atau pihak sekolah juga perlu menyusun waktu belajar yang singkat untuk anak dengan kecerdasan kinestetik. Hal ini akan jauh lebih efektif ketimbang memaksa anak belajar untuk satu periode waktu yang panjang.
Ajarkan konsep yang konkret dengan contoh yang bisa mereka lihat atau sentuh langsung sehingga anak bisa memahaminya dengan cepat.
Hanya dengan sedikit dukungan atau bantuan dari orang sekitar, anak dengan kecerdasan kinestetik bisa menemukan ritme mereka sendiri dalam mengikuti sistem yang belum tentu seirama dengan gaya mereka, seperti sistem sekolah yang mengharuskan duduk di kelas berjam-jam.
Anak-anak dengan kecerdasan kinestetik cenderung lebih tertarik terhadap karier yang melibatkan interaksi fisik.
Dalam dunia medis, karier yang cocok untuk jenis kecerdasan kinestetik meliputi ilmu bedah, terapi fisik, terapi okupasi, keperawatan, teknisi medis darurat, hingga terapi rekreasi.
Dalam dunia seni, anak dengan kecerdasan kinestetik dapat menjadi aktor, penari, seniman (pelukis dan pemahat) atau desainer.
Tidak hanya itu, anak dengan kecerdasan kinestetik juga bisa menjadi pelatih olahraga, instruktur aerobik, guru pendidikan jasmani, atau bahkan atlet profesional.
Jika Anda ingin bertanya tentang apa itu kecerdasan kinestetik dan ciri-cirinya pada anak lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Jika kebiasaan mengisap jempol jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan psikis dan gigi anak. Para ahli di bidang psikologi, pediatrik, dan kedokteran gigi anak menjelaskan bahwa ada beberapa cara menghilangkan kebiasaan mengisap jempol pada anak.
Slow learner adalah anak-anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata. Penyebabnya pun beragam, mulai dari faktor keturunan, gangguan saat hamil dan melahirkan, hingga trauma psikis. Bagaimana cara mengatasinya?
Perkembangan anak usia 2 tahun meliputi berbagai aspek, mulai dari fisik, motorik, emosi dan sosial, hingga bahasa. Orangtua perlu mendukung tumbuh kembang si kecil supaya berjalan dengan optimal.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq
Dijawab oleh dr. Sylvia V
Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved