Perbedaan anak aktif dan hiperaktif dapat terlihat pada kemampuannya untuk fokus. Anak yang aktif cenderung bisa fokus terhadap satu hal, sedangkan anak hiperaktif sulit melakukannya.
2023-03-30 11:50:11
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Anak aktif belum tentu hiperaktif
Table of Content
Perbedaan anak aktif dan hiperaktif terkadang membingungkan. Anak aktif bisa menandakan kondisi tubuhnya sehat, tapi bisa juga menunjukkan gejala attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Meski demikian, anak aktif dan penuh energi tidak selalu berarti memiliki masalah terkait hiperaktivitas.
Advertisement
Bagi orangtua yang tidak mengetahui apa itu hiperaktif, hiperaktif adalah kondisi di mana anak tidak bisa diam atau bahkan sulit fokus.
Kecurigaan apakah anak yang penuh energi sekadar aktif atau justru hiperaktif, dapat diperhatikan dari kemampuannya melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
Jika dilihat sekilas, perbedaan anak aktif dan hiperaktif sulit dikenali. Namun, berikut beberapa perbedaan yang dapat Anda perhatikan:
Anak aktif cenderung dapat fokus terhadap satu hal walaupun perhatiannya mudah teralihkan saat melihat hal-hal yang menarik. Namun, itu merupakan hal yang wajar terjadi pada anak-anak.
Sementara itu, anak hiperaktif sulit untuk fokus pada suatu hal, dan tidak bisa mengendalikan diri untuk terus bergerak. Kondisi ini bisa membuat anak susah berkonsentrasi, misalnya dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Perbedaan anak aktif dan hiperaktif juga terletak pada kemampuannya memproses informasi. Anak aktif biasanya tidak akan mengalami kesulitan yang signifikan ketika harus memproses informasi. Rasa ingin tahunya yang besar juga membuat mereka cenderung pintar.
Di sisi lain, anak hiperaktif bisa terhambat saat memproses informasi secara akurat. Perbedaan ini dapat terlihat secara akademis ketika murid harus merespons instruksi dengan cepat sekaligus akurat.
Bukan hanya pergerakannya yang lebih aktif, anak hiperaktif adalah anak yang juga banyak berbicara. Ia bahkan suka menyela pembicaraan orang lain atau ikut berbicara pada obrolan yang tidak melibatkan dirinya.
Namun, berbeda dengan ciri-ciri anak hiperaktif, anak yang sekadar aktif lebih mudah diajak berbicara dan bisa menangkap kosakata yang diajarkan.
Anak hiperaktif bisa mengalami kesulitan mengikuti instruksi dan tetap terorganisasi. Contohnya, saat mengikuti kegiatan di sekolah, anak hiperkatif kesulitan bekerja sama dengan teman sebayanya atau mengikuti instruksi permainan.
Selain itu, anak terlalu aktif juga sulit untuk mengorganisasi, merencanakan, menyusun skala prioritas, hingga mengingat detail terkecil dari hal yang bersinggungan dengannya.
Di sisi lain, anak aktif tidak mengalami kesulitan berarti menjalankan hal tersebut. Meski punya energi melimpah, anak aktif tetap bisa fokus ketika sedang berusaha mewujudkan sebuah target.
Setiap anak memiliki cara berbeda menunjukkan emosi mereka, termasuk saat sedang tantrum sekalipun. Namun yang membedakan anak aktif dan hiperaktif adalah ketika merasakan emosi.
Anak aktif bisa menjaga perasaannya dan tidak mudah menangis, kecuali saat marah, kesal, ataupun sedih.
Sementara itu, anak hiperaktif memiliki perasaan yang lebih sensitif dan mudah merasa frustrasi sekaligus kewalahan dengan emosi yang muncul. Hal ini membuat anak menjadi mudah menangis.
Perbedaan anak aktif dan hiperaktif selanjutnya terletak pada rasa lelah. Ketika merasa lelah, anak aktif akan beristirahat dan tidur untuk mengembalikan energi.
Namun, anak hiperaktif seperti tidak mengenal rasa lelah. Ia cenderung memiliki waktu tidur yang lebih pendek, bahkan bisa mengalami ledakan energi di malam hari yang membuatnya sulit tidur.
Dalam bersosialisasi, anak aktif biasanya mudah diterima karena cenderung lebih sabar dan mau mengalah. Sedangkan, anak hiperaktif tidak sabar dan enggan mengalah. Misalnya, ia tidak mau bergantian memainkan mainan yang disukainya.
Kondisi ini membuat anak super aktif sering kali dijauhi oleh teman-temannya. Dalam jangka panjang, anak hiperaktif cenderung dapat menutup diri karena memiliki rasa percaya diri rendah.
Secara usia, anak hiperaktif juga mencapai tahap kedewasaan lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya.
Contohnya. anak berusia 12 tahun bisa saja masih berpikir dan berperilaku seperti anak-anak, alih-alih sebagai anak remaja. Kemampuan mengambil keputusan terkait hal berisiko hingga pertemanan pun lebih lambat.
Selain beberapa parameter di atas yang dapat membedakan anak aktif atau hiperaktif, gejala adanya masalah ADHD dapat terlihat seiring dengan pertumbuhan anak.
Idealnya, anak yang aktif akan menunjukkan perkembangan fisik sekaligus psikologis sesuai dengan rentang usianya. Namun, anak hiperaktif bisa lebih lambat berkembang dibandingkan dengan usia seharusnya.
Baca Juga
Mengatur anak yang super aktif memang bukan hal yang mudah. Ia mungkin cenderung tidak bisa diam meskipun Anda memarahinya.
Namun, berikut adalah beberapa cara menghadapi anak aktif yang bisa Anda lakukan:
Apabila Anda merasa kewalahan menghadapi anak, Anda bisa meminta bantuan pada pasangan atau keluarga. Berkonsultasi pada dokter juga mungkin diperlukan untuk memahami kondisi anak.
Setelah memahami perbedaan anak aktif dan hiperaktif, terkadang orangtua merasa khawatir jika perilaku yang ditunjukkan anaknya merupakan tanda anak ADHD.
Walaupun anak aktif artinya bukan selalu ADHD, orangtua perlu mewaspadai hal ini. ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian, serta berperilaku impulsif dan hiperaktif.
Kondisi ini bisa sulit diidentifikasi sehingga penting mempertimbangkan segala aspek, bukan hanya soal berenergi atau tidaknya seorang anak.
Terdapat beberapa gejala ADHD pada anak yang bisa orangtua waspadai, yakni:
Jika orangtua memiliki kekhawatiran anak terlalu aktif itu tandanya ADHD, konsultasikan kepada dokter spesialis anak. Dengan intervensi dan penanganan yang tepat, anak dengan ADHD bisa memiliki kualitas hidup yang baik.
Perawatan standar untuk ADHD pada anak dilakukan dengan obat-obatan, terapi perilaku, konseling, dan layanan pendidikan. Perawatan ini dapat membantu meredakan gejalanya, tetapi tidak menyembuhkan.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak perbedaan anak aktif dan hiperaktif, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bermain pasir di pantai atau di rumah menawarkan segudang manfaat yang baik untuk tumbuh kembang Si Kecil, mulai dari meningkatkan kreativitas dan imajinasi, hingga meningkatkan sistem imun tubuh.
Terapi ADHD bisa dilakukan dengan obat stimulan atau terapi perilaku. Namun sebelum terapi dilakukan, pastikan anak sudah mendapatkan diagnosis yang pasti dari dokter mengenai kondisinya.
Terdapat sejumlah penyebab anak materialistis yang perlu Anda waspadai, mulai dari terlalu sering mendapatkan hadiah, jarang bermain dengan orangtua, hingga memiliki konflik dengan orangtua.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved