Amniotic band syndrome adalah kondisi ketika ketuban membentuk lembaran dan melukai bagian tubuh janin. Kondisi ini merupakan komplikasi yang mengancam janin dalam kandungan. Bisa terdeteksi lewat pemeriksaan USG maupun saat bayi sudah lahir.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
28 Mar 2021
Kondisi amniotic band syndrome berbahaya bagi janin
Table of Content
Ketuban merupakan perisai yang melindungi janin selama berada dalam kandungan. Pada kasus yang lebih langka, ada kemungkinan terbentuk lembaran atau pita dari membran ini di rongga rahim. Apabila sampai melukai bagian tubuh janin, itu disebut amniotic band syndrome.
Advertisement
Kondisi ini merupakan komplikasi yang mengancam janin dalam kandungan. Bisa terdeteksi lewat pemeriksaan USG maupun saat bayi sudah lahir.
Sindrom munculnya amniotic band terjadi ketika lapisan dalam plasenta mengalami kerusakan seperti robek atau pecah. Akibatnya, akan terbentuk jaringan berbentuk pita di dalam ketuban.
Tingkat keparahan kondisi ini berbeda-beda mulai dari pita yang hanya satu dan terisolasi hingga yang cukup rumit. Komplikasi bisa terjadi apabila pita ini terikat di sekeliling janin, menghambat aliran darah, hingga berpengaruh terhadap pertumbuhan bagian tubuh tertentu.
Bagian tubuh bayi yang paling rentan terlilit adalah tangan dan kakinya. Jika lilitannya terlalu erat, bagian tubuh ini bisa terputus.
Tak hanya itu, kepala, wajah, dan organ dalam janin juga bisa terdampak. Contohnya apabila terdampak ke bagian wajah maka bisa terjadi bibir sumbing.
Pada kasus lain apabila amniotic band ini mengelilingi tali pusat, aliran darah bisa terhambat dan mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Meski demikian, jenis komplikasi semacam ini terbilang langka.
Gejala yang muncul bisa berbeda antara satu janin dan lainnya, mulai dari yang ringan hingga parah dan mengancam nyawa. Besar kemungkinan sindrom ini mulai terbentuk sejak trimester pertama kehamilan.
Dari beberapa pola terbentuknya amniotic band syndrome, kondisi yang paling sering terjadi adalah cacat pada tangan, kaki, atau jari-jarinya. Bahkan, bisa lebih dari satu tungkai yang terdampak, utamanya di tubuh bagian atas.
Selain itu, gejala fisik spesifik lainnya bisa berupa jari yang terlalu pendek, terpotong, atau ada jaringan tambahan yang menempel pada jari.
Pola lain yang disebut limb-body wall complex pun bersifat mengancam nyawa. Otak janin dan membran di sekelilingnya bisa terdampak hingga menyebabkan kecacatan tulang kepala.
Tak hanya itu, gejala lain yang juga bisa terjadi karena amniotic band syndrome adalah bibir sumbing, mata terlalu kecil (microphthalmia), saluran napas sempit (choanal atresia), hingga bentuk tengkorak yang tidak normal.
Belum diketahui pasti apa penyebab kerusakan atau robeknya ketuban. Para pakar meyakini ini bisa terjadi secara acak (random occurrence). Pada beberapa kasus, faktor lingkungan bisa turut berperan. Contohnya trauma di perut ibu saat mengandung karena hantaman.
Selain itu, ada pula laporan bahwa sindrom ini terjadi karena konsumsi obat misoprostol. Umumnya, ini adalah obat untuk mengatasi tukak lambung. Bahkan, ada yang menggunakannya untuk menggugurkan kandungan dengan sengaja.
Namun apabila kehamilan terus berlanjut hingga minggu ke-6 dan seterusnya, bisa saja bayi mengalami amniotic band syndrome.
Meskipun faktor genetik juga berperan dalam terjadinya sindrom ini, kemungkinan terulangnya pada kehamilan berikutnya relatif rendah.
Umumnya, cukup sulit mendeteksi terjadinya sindrom ini saat masih berada di dalam kandungan. Namun, ada kalanya bisa terdeteksi lewat pemeriksaan USG. Kondisi ini lebih sering terdiagnosis setelah persalinan, saat bayi diperiksa secara fisik.
Beberapa opsi penanganan kondisi ini adalah:
Tujuan operasi janin adalah melepaskan ikatan pita amniotic sebelum menyebabkan kerusakan lebih jauh. Prosedurnya disebut dengan operative fetoscopy, yang memungkinkan visualisasi langsung terhadap kondisi amniotic band dan cara melepaskannya.
Kesuksesan operasi ini bergantung pada derajat kerusakan yang telah terjadi. Apabila ada bagian yang membengkak, melepaskan ikatan ini bisa mengatasinya agar kembali tumbuh normal.
Pada kasus yang lebih parah, melepaskan pita ini bisa mencegah terjadinya kerusakan lebih jauh seperti amputasi bagian tubuh janin.
Untuk penanganan setelah bayi lahir, bisa berupa operasi plastik dan rekonstruktif. Setelah itu, akan dirancang terapi okupasi dan terapi fisik bergantung pada jenis kecacatan yang terjadi.
Selain itu, apabila sindrom ini menyebabkan bagian tubuh tidak berfungsi optimal, bisa diberikan alat kesehatan prosthesis untuk menggantikan fungsinya.
Keputusan tentang penanganan mana yang dipilih bergantung pada pemeriksaan detail, melihat aliran darah, dan juga bisa lewat prosedur magnetic resonance imaging atau MRI.
Baca Juga
Selain penanganan medis, bayi juga akan mendapat terapi untuk memastikan fungsi organ tubuh termasuk organ internalnya berjalan dengan baik.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar penyebab amniotic band syndrome, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Makanan untuk penderita PCOS adalah sayuran, kacang-kacangan, dan susu. Hindari makanan dengan kadar gula yang tinggi karena akan memicu hormon laki-laki.
19 Jan 2023
Manfaat menyusui bagi ibu rupanya mampu menjadikannya sebagai kontrasepsi yang alami. Hal ini dikarenakan hormon pemicu produksi ASI membuat proses pematangan sel telur tertunda sehingga kehamilan pun ikut tertunda.
3 Jun 2020
Pada kondisi kehamilan berisiko tinggi, ibu hamil mungkin disarankan untuk melakukan pemeriksaan USG fetomaternal. Pemeriksaan ini dperuntukkan bagi ibu hamil dengan kondisi seperti kehamilan kembar.
18 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved