Telinga balita masih mampu mentolerir suara film di bioskop. Namun, orang tua harus tetap memperhatikan film yang akan ditonton. Jika mendengar suara terlalu keras, balita berisiko mengalami gangguan pada telinga dalam.
26 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Saat hendak nonton bioskop bersama Si Kecil, pilihlah film yang sesuai dengan usianya.
Table of Content
Pada musim liburan sekolah lalu, bioskop-bioskop banyak menayangkan film berkategori semua umur (SU). Artinya, anak-anak bahkan balita, boleh nonton bioskop, untuk menyaksikan film-film tersebut. Salah satunya adalah Toy Story 4.
Advertisement
Namun ternyata, mengajak anak nonton bioskop pun, mendatangkan berbagai reaksi. Mulai dari para penonton lain, hingga netizen di media sosial. Tak sedikit orang yang mempertanyakan dampak nonton bioskop bagi pendengaran balita. Berikut ini petikan wawancara SehatQ dengan dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), dr. Natasha Supartono, Sp.THT.
Baca Juga
Pada prinsipnya, kemampuan telinga balita untuk mendengar bunyi, serupa dengan orang dewasa. “Sehingga, batasan intensitas bunyi yang dapat ditolerir juga serupa,” kata dr. Natasha. Ia mengungkapkan, batasan intensitas bunyi yang dianggap aman adalah 85 desibel (db). Setiap bioskop pun sudah direkomendasikan untuk menyesuaikan sistem audionya, agar tidak melebihi batas tersebut.
Beberapa film memang memiliki intensitas bunyi yang melebihi batas tersebut, terutama untuk sejumlah adegan, dalam beberapa saat. Namun secara umum, kata dr. Natasha, sebenarnya aman untuk membawa balita nonton bioskop. Tentunya, orangtua harus memilihkan film yang sesuai dengan usia anak.
Selain itu, ada faktor lain yang harus dipertimbangkan orangtua. Misalnya, suasana studio bioskop yang gelap, dan adegan mengagetkan, yang bisa membuat balita takut hingga menangis, maupun tidak nyaman. Oleh karena itu, orangtua harus bisa mengantisipasi respons anak balita saat diajak nonton bioskop.
Dr. Natasha menjelaskan, telinga memiliki struktur dan fungsi pengaman, yang dapat mentolerir bunyi dengan intensitas keras, dalam batas dan durasi tertentu. Baik itu dalam waktu singkat, maupun panjang.
Intensitas bunyi yang melampaui batas, akan menyebabkan gangguan pada telinga dalam. Pada telinga dalam terdapat rumah siput atau koklea. Di dalam koklea inilah, ada berbagai sel rambut, yang berfungsi meneruskan sinyal bunyi ke otak.
Intensitas bunyi yang terlalu keras, akan mengganggu gerak sel rambut tersebut. Akibatnya, sel rambut tidak bisa meneruskan sinyal bunyi ke otak. Kondisi semacam ini, akan menimbulkan gangguan pendengaran tipe saraf.
Oleh karena itu, pilihlah film dengan cermat, sebelum mengajak anak nonton bioskop. Jangan ajak balita nonton film laga, yang memang diperuntukkan remaja dan orang dewasa. Sebab, film bergenre tersebut, bisa menghadirkan suara yang terlalu keras untuk balita.
Menurut lembaga American Academy of Pediatrics, sejumlah film, termasuk film laga, menyajikan suara dengan intensitas hingga 90 desibel.
Dr. Natasha menyarankan orangtua untuk menjelaskan mengenai keadaan di dalam bioskop, serta memberi gambaran tentang film yang akan ditonton, kepada anak, sebelum nonton bioskop.
Selain itu, ada tips dari seorang profesor di bidang psikologi, dari George Mason University, Amerika Serikat, bernama Susanne Ayers Denham, Ph.D., saat Anda ingin mengajak anak nonton bioskop.
Sebenarnya, dr. Natasha mengungkapkan, tidak ada aturan baku mengenai usia anak untuk diajak nonton bioskop. Ia menjelaskan, jika sudah bisa berkomunikasi, mempertahankan perhatian mereka, dan mengenal lingkungan dengan baik, maka anak, termasuk balita, dapat diajak nonton bioskop. Yang penting, pastikan Anda memilih bioskop ramah anak.
Jangan lupa membawa barang-barang yang bisa menenangkan Si Kecil, misalnya empeng, selimut kesayangan dan botol dotnya. Jika Anda masih dalam periode menyusui, pilihlah waktu penayangan film yang tidak mengganggu waktu menyusui dan tidur anak.
Sebaiknya Anda menyusui Si Kecil dan memberinya waktu tidur, 15-30 menit sebelum film dimulai. Langkah ini bisa membantu Anda tetap tenang dan menikmati film, dan Si Kecil pun merasa nyaman.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bayi tengkurap mulai sejak usia 3-4 bulan, meski ada pula yang baru bisa tengkurap pada usia 6-7 bulan. Sebagai cara melatih bayi sampai bisa tengkurap sendiri, Anda bisa memperbanyak sesi tummy time bersama sang buah hati di rumah.
Saat anak tidak naik kelas, jangan sampai ia putus asa. Motivasi dirinya dengan berbagai cara, seperti membuat rutinitas belajar hingga mendaftarkannya les tambahan.
Ketika orangtua mendapati ada benjolan putih di langit mulut bayi, bisa jadi itu adalah mutiara Epstein. Kista yang tidak berbahaya ini menyebabkan gusi bayi putih di beberapa titik.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved