Keputihan saat hamil adalah hal yang wajar terjadi. Keputihan saat hamil yang normal atau leukorea memiliki ciri, berwarna bening atau putih susu, bertekstur seperti lendir yang cair atau kental, dan tidak berbau.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
28 Apr 2023
Umumnya, keputihan saat hamil merupakan kondisi yang normal terjadi
Table of Content
Kehamilan dapat menyebabkan kondisi-kondisi yang serupa dengan keputihan. Secara umum, keputihan saat hamil merupakan hal yang wajar terjadi. Namun, Anda tetap perlu waspada, apabila keputihan memiliki ciri tertentu yang dapat dilihat sebagai tanda adanya gangguan pada tubuh.
Advertisement
Lalu, bagaimana perbedaan ciri wanita keputihan saat hamil yang normal dan tidak normal? Berikut penjelasan selengkapnya.
Wanita keputihan saat hamil adalah hal normal. Dikutip dari Pregnancy Birth and Baby, keputihan yang dialami saat hamil atau leukorrhea hampir dialami oleh semua wanita selama masa kehamilan dan bisa terjadi akibat beberapa faktor.
Keputihan saat hamil disebabkan oleh adanya perubahan hormon pada ibu hamil termasuk peningkatan kadar hormon estrogen dan aliran darah ke vagina. Cairan yang keluar dari serviks atau leher rahim ini sebenarnya adalah sisa buangan dari rahim yang meliputi bakteri normal dan sel-sel mati di dinding vagina.
Selama masa kehamilan, leher rahim dan dinding vagina ibu hamil akan berubah menjadi lebih lunak, dan biasanya juga akan disertai dengan keluarnya cairan untuk membantu mencegah infeksi vagina ke rahim yang menyebabkan keputihan meningkat saat hamil.
Baca juga: Gusi Berdarah Saat Hamil, Apakah Normal?
Keputihan merupakan hal yang normal terjadi saat kehamilan dan dapat dimulai sejak awal kehamilan hingga mendekati waktu persalinan. Keputihan yang normal disebut sebagai leukorea dan memiliki ciri:
Tidak hanya itu, leukorea juga dapat dicirikan lebih jelas salah satunya melalui kondisi sebagai berikut:
Volume keputihan yang berlebihan pada vagina akan terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan, sebagai upaya tubuh mencegah risiko infeksi pada vagina dan leher rahim. Hal ini juga terjadi karena tubuh memproduksi lebih banyak estrogen, dan aliran darah ke area di sekitar vagina meningkat.
Pada minggu terakhir kehamilan, keputihan yang keluar dapat disertai dengan lendir yang berwarna merah muda. Teksturnya pun akan berubah menjadi lebih kental seperti jeli. Hal ini menandakan bahwa tubuh sedang bersiap-siap untuk menjalani proses persalinan.
Meski begitu, tidak semua cairan yang keluar dari vagina saat hamil adalah kondisi yang aman. Pada beberapa kasus, hal tersebut justru dapat menjadi pertanda suatu gangguan kesehatan yang serius.
Baca juga: Ini Bedanya Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Haid
Jika wanita mengalami keputihan gatal saat hamil dan merasa keputihan yang keluar berbeda dari biasanya, sebaiknya segera menghubungi dokter untuk memeriksakan kondisi tersebut. Sebab, kondisi ini bisa jadi merupakan suatu pertanda infeksi atau gangguan pada janin.
Berikut ini ciri keputihan yang tidak wajar pada kehamilan.
Keputihan dengan ciri tersebut bisa menandakan adanya infeksi, seperti infeksi jamur yang kerap terjadi selama masa kehamilan. Apabila Anda menderita infeksi jamur saat hamil, dokter mungkin akan merekomendasikan krim untuk vagina atau obat yang dimasukkan melalui anus.
Untuk menghindari infeksi jamur saat hamil, beberapa langkah di bawah ini dapat Anda lakukan.
Keputihan yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual. Pemeriksaan mengenai infeksi menular seksual pada ibu hamil penting dilakukan sebagai langkah awal untuk mencegah penularan penyakit tersebut pada bayi.
Keputihan juga dapat menjadi suatu tanda komplikasi kehamilan, apabila berwarna merah terang dan volumenya banyak. Hal ini bisa jadi merupakan tanda plasenta previa (plasenta atau ari-ari, menutupi jalan lahir) atau abrupsi plasenta.
Baca juga: Kelahiran Prematur Ini Faktor Penyebab, Gejala, dan Ancaman Bahayanya
Apabila Anda mengalami keputihan saat mengandung, tidak ada salahnya untuk mengonsultasikannya dengan dokter kandungan. Terutama apabila keputihan yang keluar memiliki ciri yang serupa dengan tanda infeksi seperti di atas.
Keputihan saat hamil muda umumnya berlangsung satu hingga dua minggu setelah pembuahan terjadi. Tak berenti disitu saja, cairan vagina juga biasanya akan kembali keluar di akhir kehamilan.
Di akhir minggu kehamilan, ibu hamil biasanya akan mengeluarkan lendir tebal yang disertai dengan bercak darah dan biasanya kerap dijadikan tanda awal persalinan.
Keputihan saat sedang hamil bisa dianggap berbahaya jika Anda mengalami ciri-ciri keputihan yang cenderung abnormal. Jika Anda mengalami keputihan yang disertai dengan bercak merah terang dengan volume lebih dari satu ounce, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter kandungan atau unit layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Kondisi tersebut tak boleh diabaikan, karena kondisi ini bisa saja menjadi salah satu tanda plasenta previa atau abrupsi plasenta (lepasnya plasenta sebelum waktunya).
Baca juga: Mengenal Makanan Penyebab Keputihan Abnormal
Cara menghilangkan keputihan saat hamil umumnya sama saja dengan cara menghilangkan keputihan pada umumnya.
Berikut cara mengatasi keputihan pada ibu hamil yang bisa dicoba:
Setiap gejala terjadinya keputihan bisa jadi tidak berbahaya, namun jika keputihan yang terjadi tidak normal maka bisa menyebabkan ibu hamil mengalami infeksi. Untuk memastikannya, silakan berkonsultasi dan memeriksakannya ke dokter keluarga Anda.
Anda juga bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Trimester 2 adalah fase ketika bayi sudah bisa merespon bunyi yang berasal dari luar. Namun, semakin mendekati hari persalinan, hati-hati dengan risiko ketuban pecah dini.
20 Jan 2021
Beberapa ciri keputihan yang menandakan kanker serviks mungkin meliputi perubahan warna, bau yang tidak sedap, hingga disertai darah, sekalipun tidak dalam periode menstruasi
12 Sep 2021
Pengapuran plasenta adalah kondisi penumpukan kalsium pada plasenta sehingga jaringan plasenta berubah menjadi lebih keras secara bertahap. Apa penyebabnya dan bahayakah kondisi tersebut bagi ibu hamil dan janin?
30 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved