Alkaline food seperti buah, sayur, dan biji-bijian yang dikonsumsi secara rutin dalam diet alkaline, dipercaya dapat menurunkan berat badan dan memberikan banyak khasiat bagi kesehatan lainnya. Benarkah demikian?
1 Apr 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Sayuran hijau yang biasa Anda konsumsi ternyata tergolong alkaline food.
Table of Content
Alkaline food yang dikonsumsi selama menjalani diet alkaline disebut dapat menjadi alternatif cara menurunkan berat badan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal. Diet ini diterapkan dengan mengonsumsi alkaline food secara rutin.
Advertisement
Alkaline food merupakan makanan bersifat basa atau alkali yang diyakini dapat menurunkan berat badan, dan memberikan banyak khasiat kesehatan bagi tubuh.
Jika makanan yang bersifat asam disebut dapat menyebabkan individu rentan terjangkit penyakit, alkaline food atau makanan bersifat basa diyakini mampu melindungi tubuh dari risiko gangguan kesehatan.
Makanan bersifat asam memiliki pH berkisar 0,0-6,9. Contoh makanan bersifat asam antara lain daging sapi, unggas, ikan, telur, dan alkohol.
Sementara itu, alkaline food memiliki pH sekitar 7,1-14,0. Alkaline food banyak ditemukan pada buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan dan sayuran.
Makanan alkaline food digunakan pula sebagai makanan utama dalam diet alkaline. Apa saja makanan yang dikategorikan sebagai alkaline food?
Selain buah, sayur, dan biji-bijian, makanan yang termasuk alkaline food adalah minyak zaitun, teh herbal, dan yogurt tanpa campuran pemanis dan susu.
Selain makanan yang bersifat asam dan makanan yang bersifat basa alias alkaline food, ada pula makanan yang bersifat netral. Makanan ini ditemukan pada lemak, pati dan gula.
Baca Juga
Alkaline food disebut dapat melindungi tubuh dari risiko gangguan kesehatan dan memberikan sejumlah khasiat bagi tubuh, seperti berikut ini:
Ragam makanan yang termasuk dalam alkaline food seperti buah, sayur dan biji-bijian mengandung begitu sedikit kalori sehingga dapat membantu menurunkan berat badan.
Alkaline food juga disebut bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan ginjal. Makanan jenis ini juga baik dikonsumsi pengidap penyakit ginjal kronis.
Kandungan senyawa antioksidan pada buah dan sayur yang banyak ditemukan dalam alkaline food, mengandung zat antiradang dan antibakteri yang merawat kesehatan organ dalam tubuh seperti ginjal.
Selain itu, rutin mengonsumsi alkaline food, juga dapat mengurangi risiko terserang kanker. Sebab, kandungan antioksidan yang banyak ditemukan pada buah, sayur dan biji-bijian dapat menangkal penyebaran sel radikal bebas penyebab kanker.
Kandungan antioksidan dalam alkaline food mampu mencegah risiko penyakit jantung. Antioksidan yang kaya dapat menurunkan kolesterol dalam darah dan menghindarkan aliran darah dari berbagai penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan penyakit jantung.
Alkaline food juga diyakini dapat mencegah risiko gangguan kesehatan tulang seperti osteoporosis.
Seiring bertambahnya usia, massa otot akan berkurang. Sebuah penelitian pada tahun 2013 mengatakan bahwa diet alkali dapat meningkatkan kesehatan otot dan meningkatkan massa otot.
Kendati memiliki begitu banyak manfaat, rutin mengonsumsi kacang-kacangan seperti olahan kacang kedelai yang termasuk dalam alkaline food juga dapat memberikan efek samping seperti nyeri sendi dan penyakit asam urat. Oleh karena itu, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani diet alkaline ini.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Belakangan banyak orang menganggap makanan mentah justru lebih bernutrisi daripada yang dimasak. Namun sebagian lagi menganggap makan makanan mentah malah dapat menyebabkan penyakit.
Manfaat ubi ungu untuk kesehatan adalah menjaga sistem pencernaan pada usus sekligus mencegah kanker. Umbi ini juga bisa bantu tingkatkan kerja otak.
Ngemil snack di sela-sela jam makan membuat Anda terhindar dari makan berlebihan. Selain itu, nafsu makan juga akan lebih terkontrol. Pilih jenis camilan yang bernutrisi dan rendah kalori untuk menghindari penambahan berat badan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved