Alexithymia adalah kondisi seseorang yang membuatnya sulit memahami atau mengungkapkan emosi. Diperkirakan satu dari sepuluh orang mengalami kondisi ini. Walau bukan gangguan mental yang berdiri sendiri, alexithymia tetap dapat ditangani oleh ahli kejiwaan.
4.2
(5)
13 Sep 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penderita alexithymia sulit mengungkapkan emosinya sendiri
Table of Content
Di tengah banyaknya permasalahan hidup, saling berbagi dan bercerita dengan sahabat terdekat menjadi hal yang sangat berharga. Namun sayangnya, beberapa orang berisiko sulit untuk mengungkapkan emosi dan perasaannya – atau bahkan sulit untuk memahami emosi yang ia rasakan. Kondisi ini disebut dengan alexithymia. Apa penyebabnya?
Advertisement
Alexithymia adalah kondisi seseorang yang membuatnya sulit untuk memahami emosi, mengidentifikasi emosi, atau mengungkapkan emosi. Istilah ini diperkenalkan awal tahun 1972 oleh seorang profesor dan ahli kejiwaan dari Harvard Medical School, meminjam istilah dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti “tidak ada kata-kata untuk emosi”.
Alexithymia bukanlah nama sebuah gangguan kejiwaan. Namun, kondisi ini bisa dialami oleh pasien yang mengalami berbagai gangguan mental. Diperkirakan bahwa kondisi alexithymia dialami oleh 1 dari 10 orang.
Sebagai kondisi yang berkaitan dengan emosi diri, ada beberapa gejala yang akan ditunjukkan oleh seseorang dengan alexithymia, misalnya:
Alexithymia tentu dapat menimbulkan rasa frustasi pada orang yang mengalami kondisi ini. Apabila merasa sangat sulit untuk mengidentifikasi dan memahami emosi diri, Anda sangat disarankan untuk mencari bantuan konselor atau terapis. Konselor atau terapis dapat mendampingi Anda untuk melatih diri dalam memahami emosi diri.
Belum jelas penyebab pasti dari alexithymia. Namun, ada beberapa faktor yang diyakini berpengaruh terhadap kondisi ini, misalnya:
Sebuah riset dalam jurnal Psychotherapy and Psychosomatics mengindikasikan bahwa alexithymia dapat terjadi karena faktor genetik. Diyakini bahwa seseorang bisa mengalami alexithymia apabila ada anggota keluarganya yang juga memiliki kondisi ini.
Riset yang sama di atas juga mengindikasikan bahwa faktor lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya alexithymia. Faktor lingkungan tersebut termasuk riwayat trauma di masa kecil, gangguan mental dan penyakit fisik tertentu, serta faktor ekonomi dan sosial lainnya.
Selain faktor genetik dan faktor lingkungan, terdapat kemungkinan bahwa alexithymia juga bisa terjadi karena kerusakan bagian otak yang disebut anterior insula. Bagian otak ini memang disebutkan berperan dalam kemampuan sosial, emosi, dan empati seseorang.
Hingga saat ini, tidak ada penanganan yang dikhususkan untuk alexithymia. Penanganan yang diberikan dokter tergantung kebutuhan pasien secara keseluruhan atau kondisi lain yang mengiringi alexithymia. Misalnya, apabila kondisi ini terjadi pada orang yang mengalami depresi, pasien akan diberikan obat-obatan antidepresan.
Terapi juga bisa membantu seseorang yang mengalami alexithymia untuk melatih kesehatan emosinya. Beberapa jenis terapi yang bisa diberikan, yaitu:
Baca Juga
Alexithymia adalah kondisi seseorang yang membuatnya sulit untuk memahami emosi atau mengungkapkan emosinya sendiri. Kondisi ini bukanlah gangguan mental yang berdiri sendiri dan bisa terjadi pada seseorang yang mengalami kondisi mental lain. Jika Anda merasa sulit untuk memahami emosi diri, mencari bantuan konselor atau terapis sangat disarankan.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Ketika interaksi langsung dengan orang lain dibatasi karena pandemi COVID-19, fitur seperti video call menjadi santapan sehari-hari. Ternyata, ada dampak negatif dari video call terhadap kesehatan mental seseorang.
Psikiatri adalah ilmu kedokteran yang menangani gangguan kesehatan jiwa. Mengalami gangguan tidur dan kecemasan berlebih adalah tanda Anda perlu datang ke psikiater.
Mythomania adalah gangguan mental yang membuat penderitanya suka berbohong tanpa terkendali. Kenali faktor penyebab dan cara mengatasinya
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved