Alergi kedelai merupakan salah satu jenis reaksi yang paling sulit dihindari, mengingat ada banyak sekali olahan makanan dari kacang kedelai. Reaksi ini muncul ketika sistem imun tubuh salah mengira protein tidak berbahaya di kedelai sebagai partikel berbahaya dan menyerangnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
21 Mar 2021
Alergi kedelai muncul saat mengonsumsi makanan yang terbuat dari kacang kedelai
Table of Content
Alergi kedelai merupakan salah satu jenis reaksi yang paling sulit dihindari, mengingat ada banyak sekali olahan makanan dari kacang kedelai. Reaksi ini muncul ketika sistem imun tubuh salah mengira protein tidak berbahaya di kedelai sebagai partikel berbahaya dan menyerangnya.
Advertisement
Konsekuensinya, ketika mengonsumsi kedelai maka sistem imun akan melepaskan zat seperti histamin. Tujuannya, untuk melindungi tubuh. Akibatnya adalah muncul reaksi alergi.
Kacang kedelai adalah salah satu dari 8 jenis alergen yang paling sering memicu reaksi alergi, selain susu sapi, telur, kacang, kacang pohon, gandum, ikan, dan makanan laut bercangkang.
Tak hanya itu, alergi kacang kedelai umumnya terjadi sejak awal usia kehidupan yaitu sebelum 3 tahun. Kemudian, bisa mereda saat menginjak usia 10 tahun.
Lebih jauh lagi, gejala yang muncul ketika seseorang mengalami alergi kedelai adalah:
Pada kasus yang lebih jarang, juga mungkin terjadi syok anafilaktik. Ketika reaksi ini terjadi, detak jantung dan napas bisa terhenti.
Baca Juga
Bagi yang alergi kedelai, cukup sulit menghindarinya karena ada beragam jenis makanan dan minuman mengandung kedelai. Beberapa jenisnya adalah:
Lecithin adalah zat pengawet makanan yang tidak beracun. Umumnya, bahan ini digunakan pada makanan yang merupakan pengemulsi. Adanya lecithin mengendalikan kristalisasi gula di cokelat, membuat makanan lebih tahan lama, hingga menjaga makanan agar tidak mudah hancur. Meski demikian, kabar baiknya adalah orang yang alergi kacang kedelai umumnya tidak bereaksi terhadap lecithin karena protein kedelainya rendah.
Setidaknya, 15% bayi yang alergi susu sapi juga akan memiliki reaksi yang sama terhadap susu kedelai. Itulah mengapa apabila bayi mengonsumsi susu formula, jenis yang disarankan adalah susu hypoallergenic. Di dalamnya, proteinnya telah dipecah lewat hidrolisis sehingga tidak rentan memicu reaksi alergi.
Selain kedelai, saus jenis ini juga umumnya mengandum gandum sehingga terkadang sulit ditentukan apa pemicu utamanya. Apabila pemicunya adalah gandum, alternatifnya bisa dengan mengganti saus kedelai dengan tamari.
Selain itu, minyak kedelai umumnya lebih aman dikonsumsi bagi yang memiliki alergi kedelai. Alasannya karena kandungan protein kedelainya lebih rendah.
Menurut ahli, sangat jarang orang yang memiliki alergi kedelai hanya bereaksi terhadap jenis ini saja. Kerap kali, orang dengan alergi kedelai juga mengalami reaksi yang sama terhadap kacang dan juga susu sapi.
Untuk itu, orang yang mengalami gejala reaksi alergi bisa memeriksa label makanan atau minuman sebelum dikonsumsi. Beberapa jenis olahan kedelai bisa berupa:
Sebelum memberikan penanganan, dokter akan melakukan beberapa tes untuk memastikan apa yang merupakan alergen. Beberapa metode yang dipilih adalah:
Metode skin prick test dilakukan dengan meneteskan zat potensi alergen ke kulit. Dokter atau tim medis akan membuka sedikit lapisan kulit terluar agar alergen bisa masuk ke kulit. Apabila memiliki reaksi terhadap kedelai, akan muncul benjolan merah serupa gigitan nyamuk.
Mirip seperti skin prick test, hanya saja alergen diberikan dalam jumlah lebih banyak lewat jarum suntik. Akurasinya lebih tinggi. Umumnya, tes ini juga dilakukan apabila hasil dari tes lain masih belum pasti.
Untuk bayi berusia di bawah 12 bulan, bisa juga dilakukan tes semacam ini karena terkadang kulitnya belum merespons optimal terhadap prick test. Tes semacam ini berfungsi mengatur kadar antibodi IgE dalam darah.
Selain beberapa metode di atas, juga bisa dilakukan diet tanpa makanan yang dicurigai selama beberapa pekan. Kemudian, perlahan dicoba mengonsumsinya kembali sembari mengawasi betul apakah ada gejala yang muncul.
Baca Juga
Satu-satunya langkah penanganan definitif untuk alergi kedelai adalah menghindari konsumsinya. Sebisa mungkin, biasakan membaca label untuk tahu apa saja bahan yang mungkin mengandung kedelai.
Sementara bagi anak-anak, ada kemungkinan mereka akan berhasil menghilangkan reaksi alergi ini ketika usianya menginjak 10 tahun. Selama periode itu, pastikan selalu memonitor gejala yang muncul ketika mengonsumsi kedelai atau alergen lain.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar alergi kacang kedelai, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Muay thai adalah seni bela diri unik yang berasal dari Thailand. Di Indonesia, sudah banyak tempat camp alias tempat berlatih muay thai untuk pria maupun wanita. Apa saja manfaat berlatih muay thai itu?
29 Apr 2023
Sama-sama merupakan produk olahan susu, kadang ada pertimbangan mana yang lebih sehat, antara frozen yogurt atau es krim. Umumnya, kalori frozen yogurt lebih rendah dari es krim yang tinggi lemak. Namun, jangan lupakan bahwa yogurt beku biasanya diolah dengan tambahan gula.
15 Okt 2021
Para pecinta teh mungkin sudah mengenal manfaat teh chamomile. Selain dapat membantu tidur lebih nyenyak, teh chamomile juga dapat meredakan peradangan hingga mengurangi risiko penyakit kanker.
11 Nov 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved