Ada berbagai macam jenis alat kontrasepsi (KB) yang bisa dipertimbangkan, mulai dari cara alami hingga permanen. Kondom adalah salah satu jenis KB yang paling umum dan mudah digunakan.
23 Sep 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Pastikan Anda menggunakan alat kontrasepsi yang aman untuk mencegah kehamilan
Table of Content
Ketika Anda dan pasangan sepakat untuk menunda kehamilan, memilih jenis alat kontrasepsi (KB) yang tepat dan aman tentu jadi PR selanjutnya. Dengan menggunakannya, Anda bisa berhubungan seks sekaligus mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
Advertisement
Apa saja macam-macam KB yang tersedia? Manakah di antara semua itu yang paling ampuh mencegah kehamilan?
Alat kontrasepsi, kontrol kelahiran, atau KB adalah penggunaan obat-obatan, perangkat, atau implan untuk mencegah kehamilan. Ada banyak jenis KB yang bisa menjadi pilihan, sesuai dengan preferensi setiap individu.
Sebagian besar jenis KB biasanya hanya merupakan kontrasepsi sementara, sedangkan beberapa lainnya bersifat permanen.
Menurut CDC, Anda dan pasangan sebaiknya memperhatikan banyak faktor dalam memilih alat kontrasepsi, mulai dari keamanan, keterjangkauan harga, ketersediaan, efektivitas, kenyamanan, dan efek sampingnya bagi tubuh Anda.
Berikut ini adalah beberapa jenis alat kontrasepsi (KB) yang bisa Anda pertimbangkan:
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang paling mudah ditemukan, mudah digunakan, tapi tetapp efektif.
Kondom adalah kantung elastis dan tipis, yang biasanya dipasang pada penis pria saat bercinta untuk menampung sperma, sehingga sperma tidak masuk ke rahim wanita.
Tingkat efektivitas kondom pria bisa mencapai 85-98% dalam mencegah kehamilan. Meski demikian, masih ada kemungkinan terjadinya kehamilan apabila kondom bocor.
Tak hanya berfungsi untuk mencegah kehamilan, kondom juga digunakan sebagai salah satu cara mencegah terjainya penyakit menular seksual.
Selain kondom pria, kini ada pula jenis kondom internal atau biasa disebut sebagai kondom wanita.
Pil KB adalah salah satu jenis alat kontrasepsi hormonal yang tergolong sering digunakan. Jenis KB ini bersifat sementara dan perlu dikonsumsi harian.
Ada dua jenis pil KB yang biasa diberikan, yakni yang mengandung progesteron dan gabungan, alias mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Pil KB bermanfaat untuk mengentalkan lendir serviks sehingga mencegah sperma mencapai sel telur. Selain itu, pil KB juga dapat mencegah proses ovulasi meski hanya pada saat-saat tertentu.
Efek samping dari pil KB adalah berisiko meningkatkan berat badan, tekanan darah tinggi, hingga pendarahan yang terjadi di luar jadwal menstruasi.
Selain itu, bisa saja Anda merasa mual, sakit kepala, produksi ASI menurun, hingga gairah seks yang tidak lagi seperti sebelumnya.
Suntik KB perlu Anda lakukan selama 3 bulan sekali. Ini adalah jenis alat kontrasepsi yang aman, nyaman, dan bekerja dengan baik jika Anda melakukannya tepat waktu.
Di dalamnya mengandung hormon progestin, yang berfungsi untuk mencegah ovulasi serta membuat lendir serviks menjadi lebih kental. Sama seperti pil, suntik KB bersifat sementara dalam mencegah kehamilan. Artinya, saat Anda tak menjalani suntik KB, proses kehamilan bisa terjadi.
Wanita yang menggunakan metode suntik KB bisa mengalami efek samping, seperti berat badan meningkat, perdarahan, sakit kepala, hingga jerawat.
IUD adalah singkatan dari intrauterine device. IUD dikenal juga dengan sebutan KB spiral. IUD (KB spiral) adalah alat kontrasepsi berbentuk huruf T dengan ujung seperti kabel yang dimasukkan ke dalam uterus wanita.
Kandungan tembaga di dalamnya menghancurkan dan mencegah sperma bertemu dengan sel telur.
Ada dua jenis IUD, yaitu IUD yang tidak mengandung hormon dan yang mengandung hormon.
IUD yang tidak mengandung hormon terbuat dari tembaga dan dapat bertahan hingga 10 tahun. Sementara, IUD yang mengandung hormon perlu diganti setiap 5 tahun sekali.
Pada IUD hormonal, setiap harinya akan dilepaskan levonorgestrel. Cara ini juga membuat saluran serviks tidak memungkinkan sperma dan sel telur bertemu.
Biasanya pada awal-awal penggunaan, wanita yang menggunakan alat kontrasepsi KB spiral akan mengalami menstruasi yang lebih lama dan lebih deras.
Namun tenang saja, ini adalah hal yang normal. Bahkan pada beberapa orang, IUD mengurangi rasa kram perut saat menstruasi.
IUD banyak dipilih, karena penggunaannya jangka panjang, yaitu sekitar lima tahun. Setelah periode tersebut, Anda harus mengganti dan memasang kembali IUD.
BACA JUGA: 7 Jenis Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui yang Aman Digunakan
Cincin kontrasepsi vagina adalah cincin yang ditempatkan di dalam vagina wanita untuk melepaskan hormon progestin dan estrogen.
Jenis alat kontrasepsi ini digunakan selama tiga minggu, lalu setelah menstruasi Anda perlu menggantinya kembali. Tingkat kegagalan jenis KB cincin vagina mencapai 7%.
Selain itu, efek samping lain yang mungkin ditimbulkan adalah iritasi, mual, sakit kepala dan tidak memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual.
Diafragma adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang menggunakan penutup serviks untuk memblokir masuknya sperma. Bentuknya seperti cangkir dangkal, yang berfungsi untuk menutupi leher rahim dan mencegah sperma.
Biasanya, dokter akan mengajari bagaimana cara memasang diafragma, karena jenis KB ini perlu Anda pasang saat ingin berhubungan seksual.
Nantinya diafragma ini akan dimasukkan ke dalam vagina dengan menggunakan spermisida.
Anda perlu berhati-hati karena diafragma bisa tergeser dari tempatnya, jika ada dorongan keras.
Jangan lupa untuk melepasnya setelah berhubungan intim, karena alat ini tidak boleh berada dalam tubuh selama lebih dari 24 jam.
Metode berikutnya adalah KB implan, yakni dengan menanam benda kecil di lengan bagian atas.
Alat kontrasepsi ini bekerja dengan cara melepaskan hormon yang dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu lima tahun. Kemungkinan gagal dari metode ini sangat kecil, yaitu sekitar 3%.
Namun efek sampingnya adalah peningkatan berat badan, menstruasi tidak teratur, rasa nyeri di lengan tempat implan dipasang, hingga kesulitan untuk kembali hamil setelah implan diangkat.
Alat kontrasepsi lain yang bisa mencegah kehamilan adalah menggunakan patch pada kulit, seperti bagian bawah bokong atau tubuh bagian atas (tidak di payudara).
Anda bisa menggunakannya selama seminggu sekali. Patch ini berfungsi untuk melepaskan hormon progestin dan estrogen ke dalam aliran darah untuk mencegah ovulasi
Sebagian besar orang yang menggunakan jenis KB patch tidak mengalami efek samping sama sekali.
Namun, ada pula efek samping umum seperti munculnya bercak pada siklus menstruasi, nyeri payudara, mual, atau sakit kepala. Kondisi ini biasanya hilang setelah 2 hingga 3 bulan.
Spons adalah jenis KB yang mengandung spermisida untuk membunuh sperma. Alat kontrasepsi ini ditempatkan di vagina, tepatnya di atas serviks untuk kemudian bekerja selama 24 jam.
Beberapa orang kesulitan saat memasukkan spons ke dalam vagina. Selain itu, ada juga yang mengalami iritasi hinga risiko sindrom syok toksik (TSS).
Ingatlah bahwa Anda harus membiarkan alat ini tetap berada dalam vagina, setidaknya 6 jam setelah berhubungan seksual.
Berbeda dengan jenis-jenis KB di atas yang hanya mencegah kehamilan untuk periode bulanan hingga tahunan, sterilisasi adalah pilihan alat kontrasepsi permanen. Sterilisasi dapat dilakukan pada pria dan wanita.
Sterilisasi pada pria disebut vasektomi, sedangkan pada perempuan disebut dengan tubektomi.
Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi yang dilakukan dengan memotong saluran vas deferens agar sperma bercampur dengan air mani. Dengan demikian, air mani tidak mengandung sperma sehingga bisa mencegah kehamilan.
Sementara itu tubektomi adalah tindakan menutup tuba falopi agar sel telur tidak dapat masuk ke dalam rahim. Artinya, sperma pun tidak bisa masuk ke dalam tuba falopi.
Vasektomi umumnya lebih minim efek samping ketimbang tubektomi. Beberapa efek samping tubektomi di antaranya adalah perdarahan, infeksi, dan nyeri pada panggul. Itu sebabnya, beberapa dokter mungkin lebih menyarankan vasektomi.
Baca Juga: 8 Jenis KB untuk Pria yang Bisa Cegah Kehamilan
Setiap jenis KB mempunyai ekfektvitasnya masing-masing. Hal ini membuat Anda perlu mempertimbangkan saat memutuskan mana alat kontrasepsi yang paling aman.
Kalau melihat dari segi keamanan, berikut adalah jenis alat kontrasepsi yang mempunyai efektivitas hingga 90% lebih, seperti:
Sebaiknya, Anda menghindari alat kontrasepsi yang mengandung spermisida, seperti diafragma atau spons KB, karena punya efek samping yang lebih banyak. Perlu diingat juga, segala jenis KB tidak dapat mencegah kehamilan 100%.
Konsultasikan dengan dokter mana yang paling tepat untuk kondisi Anda. Bicarakan segala kelebihan dan kekurangan dari setiap jenisnya.
Baca Juga
Selain macam-macam alat kontrasepsi di atas, ada pula cara alami untuk mencegah kehamilan. Biasanya, cara ini juga disebut sebagai KB alami.
Beberapa cara mencegah kehamilan secara alami, antara lain:
Cara alami ini mempunyai istilah metode kesadaran masa subur. Artinya, Anda perlu tahu cara menghitung masa subur atau ovulasi sehingga bisa mencegah kehamilan.
Jenis KB alami ini dapat membantu Anda melacak siklus menstruasi, untuk mengetahui kapan ovarium melepaskan sel telur setiap bulannya.
Jadi, Anda bisa menghindari berhubungan seks pada masa subur atau menggunakan kondom. Namun, cara ini sulit dilakukan apabila Anda mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur.
Jenis KB alami lainnya untuk mencegah kehamilan adalah menarik penis keluar dari vagina sebelum ejakulasi. Cara ini disebut juga dengan coitus interuptus. Kemungkinan besar, metode ini efektif jika Anda juga menggunakan kondom.
Maka dari itu, Anda perlu melakukannya dengan tepat, yaitu menarik penis sebelum ejakulasi dan pastikan keluarnya jauh dari vagina. Ini penting karena kehamilan bisa terjadi, walaupun hanya sedikit air mani yang masuk. Sebab, dari cairan ejakulasi juga mungkin saja terdapat sperma.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai jenis alat kontrasepsi (KB) serta efeknya? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Beberapa tanda IUD bermasalah adalah posisi iUD bergeser, IUD sudah kedaluwarsa, dan terjadi kehamilan. Risiko terjadinya IUD yang bermasalah jadi lebih besar pada wanita yang berusia muda dan baru menjalani aborsi medis.
Penyebab haid tidak lancar dan sedikit adalah karena sedang stres, berat badan turun drastis, penggunaan alat kontrasepsi, efek samping obat-obatan tertentu, hingga penyakit seperti pcos, gangguan tiroid, dan gangguan makan.
Bercak darah saat hamil dapat menimbulkan ketakutan pada bumil, tetapi tidak semua bercak darah mengindikasikan keguguran karena masih ada banyak penyebab lain dari kemunculan bercak darah di dalaman. Salah satunya adalah karena akibat penempelan sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved