Tanpa tanda-tanda yang jelas, kadang sulit menelusuri apa yang menjadi alasan orang bunuh diri. Terkadang, ada beberapa gabungan faktor yang membuat suicidal thought terlintas hingga nekat mengakhiri hidupnya.
2023-03-19 04:05:56
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ada banyak faktor yang membuat seseorang bunuh diri
Table of Content
Tanpa tanda-tanda yang jelas, kadang sulit menelusuri apa yang menjadi alasan orang bunuh diri. Bahkan bisa saja, ketika hal ini terjadi pada orang terdekat, Anda tak habis pikir apakah abai terhadap gejalanya? Terkadang, ada beberapa gabungan faktor yang membuat suicidal thought terlintas hingga nekat mengakhiri hidupnya.
Advertisement
Sebagian besar orang melakukan upaya bunuh diri secara impulsif atau mendadak. Artinya, ini bukan hal yang direncanakan secara menyeluruh.
Bisa hanya karena satu faktor, bisa juga perpaduan. Berikut ini beberapa alasan orang nekat mengakhiri hidupnya sendiri:
Salah satu alasan orang bunuh diri yang paling umum adalah depresi parah. Mengalami depresi bisa menyebabkan seseorang merasa sakit emosional luar biasa hingga hilang harapan. Tujuan hidup menjadi samar.
Bahkan, mereka tidak menemukan cara lain untuk meredakan situasi ini selain dengan mengakhiri hidup mereka sendiri. Menurut American Foundation for Suicide Prevention, depresi dialami oleh hampir semua orang yang bunuh diri.
Orang dengan kepribadian ganda atau bipolar disorder bisa berada di dua fase ekstrem berbeda secara bergantian. Apabila tidak mendapatkan penanganan, risiko melakukan bunuh diri cukup besar. Pada saat berada di episode manic, risiko ini kian meningkat terutama apabila pasien mengalami delusi.
Jenis eating disorder atau gangguan makan ada cukup banyak dan bisa berkaitan dengan munculnya keinginan mengakhiri hidup. Utamanya, jenis gangguan makan berupa anorexia nervosa yang mencatatkan kasus kematian paling banyak. Di sisi lain, pasien dengan bulimia nervosa juga bisa melakukan upaya bunuh diri.
Faktor risiko semakin besar pada orang berusia lanjut, orang yang kekurangan berat badan, hingga yang punya riwayat mengalami kekerasan seksual. Mereka bisa merasa tidak berguna, terjebak secara emosional, hingga kurang bisa memahami dengan baik realita yang ada.
Kondisi skizofrenia juga lebih rentan terjadi terutama pada orang yang sebelum mengalami kondisi ini, hidupnya berjalan dengan sangat baik. Setelah diagnosis, bisa saja muncul depresi. Selain itu, riwayat minum alkohol berlebihan hingga penyalahgunaan obat-obatan juga bisa jadi faktor risiko.
Bahkan, ada pola klasik dari orang-orang dengan skizofrenia yang mencoba mengakhiri hidup mereka. Beberapa indikatornya adalah laki-laki berusia di bawah 30 tahun, punya skor IQ tinggi, performa selama remaja mengagumkan, dan benar-benar sadar apa dampak dari skizofrenia terhadap dirinya.
Terjebak dalam pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual hingga trauma perang juga berisiko lebih besar mencoba bunuh diri. Bahkan, hal ini juga berlaku hingga beberapa tahun setelah trauma terjadi.
Lebih jauh lagi, diagnosis mengalami post-traumatic stress disorder atau PTSD meningkatkan risikonya lebih banyak lagi. Sebagian pemicunya karena depresi umum terjadi setelah mengalami trauma. Pasien akan merasa tidak berdaya dan tak ada yang bisa menolong mereka, hingga memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Mengalami kehilangan orang terdekat atau kekalahan bisa membuat seseorang memutuskan mengakhiri hidupnya. Situasinya bisa terjadi pada konteks akademis, hukum, perundungan, masalah finansial, hubungan asmara, pekerjaan, hingga status sosial.
Tak kalah penting, kehilangan keluarga atau sahabat setelah mengungkapkan orientasi seksual juga bisa turut berperan.
Ada banyak kasus bunuh diri dengan subjek yang merasa tidak ada lagi harapan untuk memperbaiki situasi. Ketika muncul perasaan ini, hal-hal baik dalam hidup seakan tertutup. Bunuh diri kemudian menjadi opsi yang muncul ke permukaan.
Mungkin bagi orang lain yang tidak mengalaminya, terlihat bahwa harapan itu ada. Namun pada orang dengan kondisi ini, rasa pesimis lebih mendominasi.
Pasien penyakit kronis yang tidak melihat harapan kesembuhan mungkin merasa bunuh diri sebagai jalan keluar paling masuk akal. Sekilas, keputusan ini membuat mereka merasa kembali memegang kendali atas hidupnya. Bahkan di beberapa negara, bunuh diri didampingi secara medis (assisted suicide) dibolehkan atas alasan ini. Contohnya di Belanda, Belgia, Kanada, dan Selandia Baru.
Lebih jauh lagi, beberapa penyakit yang meningkatkan risiko munculnya pikiran ingin bunuh diri adalah asma, cedera otak, kanker, diabetes, epilepsi, HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit Parkinson, hingga nyeri tulang belakang.
Menurut penelitian tahun 2005, orang dengan nyeri kronis 4 kali lebih rentan mengalami depresi dan kecemasan berlebih. Ini memicu juga pada keinginan bunuh diri.
Masih berkaitan dengan penyakit kronis, terkadang hal ini membuat mobilitas dan kemandirian terganggu. Alhasil, harus bergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ketika merasa menjadi beban, sangat mungkin muncul pikiran bunuh diri agar tak menjadi beban keluarga atau orang terdekatnya.
Seseorang bisa mengalami isolasi sosial atau menutup dirinya dari interaksi sosial karena berbagai hal. Contohnya patah hati, bercerai, sakit fisik dan mental, kecemasan sosial, atau pensiun.
Tak hanya itu, isolasi sosial juga bisa berasal dari faktor dalam diri yaitu rendahnya self-esteem. Bukan hanya bunuh diri, kondisi ini bisa memicu terjadinya ketergantungan pada narkoba dan alkohol.
Alasan orang bunuh diri yang terakhir cukup miris, yaitu terjadi tanpa disengaja. Accidental suicide bisa terjadi karena nekat melakukan tantangan yang viral meski berbahaya. Alasan melakukannya bisa karena ingin merasakan sensasi kehabisan napas.
Tidak ada yang pernah tahu kapan seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Bahkan, bisa saja keluarga, orang terdekat, dan pakar kesehatan mental juga luput melihatnya.
Baca Juga
Namun ketika Anda mendeteksi seseorang kerap berkata bahwa dirinya tidak berguna dan gerak-gerik lain yang menandakan kehilangan semangat hidup, beranikan diri untuk mengambil sikap. Langkah pertama bisa dengan menjadi pendengar yang baik.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara bersikap ketika ada orang yang menunjukkan gelagat ingin bunuh diri, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Rasa kesepian akibat hidup sendiri bisa mengakibatkan stres, depresi, hingga ingin bunuh diri. Menonton film ternyata bisa mengatasinya.
Kesehatan mental karyawan menjadi faktor yang memengaruhi produktivitas kerja. Lingkungan kerja juga memiliki peran penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Triskaidekaphobia adalah rasa takut luar biasa terhadap angka 13. Sebenarnya fobia ini tidak termasuk jenis ketakutan spesifik. Sebagian besar orang yang mengalami phobia ini hanya merasakan ketakutan ketika berada di situasi tertentu.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved