Posisi duduk W disinyalir berbahaya bagi anak bahkan hingga memengaruhi perkembangan tubuh bagian bawahnya. Meski terlihat normal posisi ini tidaklah ideal untuk si kecil sehingga sebaiknya dihindari.
5
(1)
11 Feb 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Posisi duduk W dapat melemahkan perkembangan tubuh bagian bawah anak
Table of Content
Apabila diperhatikan, seberapa sering si kecil melakukan posisi duduk W (W-sitting) saat beraktivitas? Terutama ketika duduk di lantai, anak kecil sering berada di posisi ini.
Advertisement
Posisi duduk W adalah posisi di mana anak duduk dengan bokongnya, sedangkan kedua kaki ditekuk berada di sisi pinggul sehingga tampak membentuk huruf W. Namun, banyak anggapan bahwa posisi ini tidak ideal untuk perkembangan tubuh bagian bawahnya.
Duduk posisi huruf W umumnya pertama kali terlihat ketika anak berusia sekitar 3 tahun. Apabila anak terlalu sering berada di posisi duduk yang sama, ada baiknya Anda mengajarkan posisi lainnya.
Bagi orang dewasa, posisi duduk W mungkin tampak tidak nyaman. Akan tetapi, anak-anak menyukai cara duduk ini. Hal tersebut bukan tanpa alasan karena ada beberapa faktor yang mendukungnya.
Saat duduk posisi huruf W, anak tidak perlu terlalu banyak menggunakan kekuatan otot inti untuk duduk tegak. Posisi ini memungkinkan anak duduk stabil selama bermain atau melakukan aktivitas lainnya.
Duduk posisi W juga membuat tubuh anak lebih fleksibel. Misalnya, anak dapat dengan mudah mengambil mainan yang ada di sekitarnya tanpa perlu bersusah payah mengubah posisi sehingga ia bisa fokus bermain.
Selain itu, posisi duduk W kemungkinan tidak menyakitkan untuk anak. Pasalnya, anak memiliki lebih banyak rotasi pinggul dan rentang gerak daripada orang dewasa. Anda tak perlu khawatir karena si kecil akan mengubah posisi duduknya jika dirasa tidak nyaman atau menyakitkan.
Anak berusia 3 tahun kerap duduk dalam posisi duduk W, namun perlahan akan menghilang seiring dengan pertumbuhannya.
Apabila anak hanya melakukannya sesekali, kemungkinan hal tersebut tidak akan berdampak buruk pada fisiknya sehingga orangtua tak perlu khawatir berlebihan.
Akan tetapi, jika dilakukan terlalu sering atau bahkan menjadi kebiasaan, berikut adalah beberapa risiko bahaya duduk W pada bayi dan anak:
Duduk posisi huruf W membuat tubuh dan kaki anak tidak benar-benar menopang dengan kuat. Dalam posisi ini, beban sepenuhnya terletak di otot kaki sehingga pusat gravitasi pun lebih rendah. Tujuannya agar tubuh anak tetap bisa tertopang dengan baik.
Sayangnya, beban antara kaki dan tubuh tidak seimbang. Dikhawatirkan ini akan berdampak pada kondisi otot.
Sama seperti kekhawatiran dari posisi menggendong yang kurang tepat, perhatikan betul apabila anak memiliki masalah pertumbuhan seperti hip dysplasia.
Hip dysplasia adalah kelainan tulang pinggul pada bayi. Kondisi ini membuat pinggul bayi menjadi lebih rentan mengalami dislokasi (tulang bergeser dari posisi seharusnya).
Bahaya anak duduk huruf W dapat meningkatkan risiko dislokasi pinggul. Sebab, posisi duduk ini secara internal berarti memutar pinggang sedemikian rupa sehingga mengarah keluar dari persendian.
Kondisi ini akan menjadi lebih berisiko bagi anak yang sebelumnya telah memiliki masalah persendian.
Terlalu sering berada dalam posisi duduk W juga bisa menyebabkan otot di area kaki dan pinggang menjadi tegang. Jenis otot yang paling sering terdampak adalah hamstring, hip adductor, dan juga tendon Achilles.
Konsekuensinya, rentang gerakan normal menjadi terhambat. Ini juga akan berdampak pula pada kemampuan koordinasi dan keseimbangan si kecil.
Bisa jadi, duduk posisi huruf W adalah tanda ketika anak menghindari koordinasi atau gerakan mandiri sisi tubuh kanan atau kiri mereka. Posisi ini justru membatasi gerakan tubuh bagian atas sekaligus kemampuan menggapai area di luar tubuh secara leluasa.
Contohnya, anak lebih memilih mengambil benda di sisi kanan tubuhnya hanya dengan tangan kanan, begitu pula sebaliknya. Rentang geraknya menjadi terbatas.
Anda bisa melihat apakah ada masalah koordinasi bilateral ini lewat aktivitas yang memerlukan koordinasi motorik kanan dan kiri. Contohnya seperti menggunting, mengikat tali sepatu, berlari, atau melompat.
Posisi duduk W juga berpotensi menimbulkan masalah apabila anak memiliki gangguan kesehatan yang memenegaruhi saraf seperti cerebral palsy.
Dalam jangka panjang, duduk dengan kaki membentuk huruf W bisa menyebabkan otot semakin tegang bahkan menyulitkan duduk di posisi lain.
Contohnya, anak mengalami kesulitan menggerakkan kedua kaki mereka berjauhan atau ke arah berlawanan. Selain itu, mungkin juga muncul kesulitan memutar paha ke arah luar.
Kebiasaan duduk dalam posisi W untuk jangka panjang berpotensi mengencangkan dan memperpendek otot-otot kaki sehingga mengakibatkan pigeon toes. Kondisi ini ditandai dengan jari-jari kaki anak yang tampak menekuk saat berjalan atau berlari.
Hal ini tentunya bisa berdampak pada kemampuan anak dalam berbagai aktivitas motorik, seperti melompat, berlari, memanjat, atau bersepeda. Pada akhirnya, perkembangan anak pun bisa jadi tidak berjalan secara optimal. Posisi duduk bayi yang salah ini sebaiknya dihindari.
Baca Juga
Ada beberapa alternatif selain posisi duduk W yang aman untuk anak, seperti:
Posisi duduk bayi dan anak yang benar harus tegak tanpa membusungkan dada terlalu jauh. Anda dapat membantu memposisikannya.
Ketika meminta anak untuk tidak duduk posisi huruf W, orangtua perlu tahu cara efektif berkomunikasi. Jangan serta merta melarang mereka duduk di posisi itu karena tidak diketahui apa alasan larangannya.
Untuk itu, coba sarankan atau beri contoh posisi duduk dengan menjelaskan bahwa ini akan memperkuat otot mereka. Orangtua juga bisa menyiapkan kursi atau bean bag sebagai penopang anak.
Selain itu, Anda dapat mengajak anak duduk bersama dengan punggung bersandar pada dinding, dan kaki lurus ke depan. Cara duduk anak yang benar ini akan membantu meregangkan otot besar di belakang pahanya (hamstring).
Tak ada salahnya pula melakukan aktivitas yang mengasah kemampuan bergerak mereka, seperti yoga, meraih benda-benda, dan sebagainya. Hal ini dapat membantu membangun otot dan fleksibilitas batang tubuh anak.
Posisi duduk W cenderung tidak berbahaya jika dilakukan sesekali. Namun, apabila terlalu sering hingga menjadi kebiasaan, maka hal tersebut dikhawatirkan berisiko menyebabkan kaki dan tubuh lemah, dislokasi panggul, hingga gangguan ortopedi.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar tanda-tanda anak mengalami masalah otot dan motorik, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Matematika seringkali menjadi momok bagi anak dan juga orangtua yang mengajarinya. Namun Anda tak perlu khawatir karena sekarang Anda bisa mengajarkan anak berhitung mudah dengan menggunakan jarinya lewat metode jarimatika. Mau tahu seperti apa caranya? Ini dia.
Baby sitter dan nanny sering dianggap sama. Baby sitter adalah orang yang dipekerjakan untuk mengawasi anak sementara waktu, sedangkan nanny adalah orang yang digaji untuk bekerja penuh waktu. Kenali perbedaannya berikut ini.
Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang menggali lebih dalam bagaimana manusia belajar. Di dalamnya, ada topik seperti hasil pembelajaran, proses pengajaran, hingga masalah dalam proses belajar. Tak hanya itu, dilihat pula bagaimana manusia menyerap informasi baru.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Constantia Evelin Kwandang
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved