Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain karena setiap manusia unik dan berbeda. Membandingkan diri Anda dengan orang lain juga hanya akan membuat stres.
2023-03-27 23:13:43
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Membandingkan diri biasanya dipicu saat sedang melihat akun media sosial orang lain
Table of Content
Selain meniru, sifat natural manusia adalah membandingkan. Sifat ini pertama kali Anda rasakan ketika anak-anak. Anda mungkin pernah mengalami saat orangtua membandingkan Anda dengan saudara kandung maupun anak tetangga ketika kecil.
Advertisement
Sifat membandingkan ini tidak pernah benar-benar hilang di benak seseorang hingga ia tumbuh dewasa. Saat dewasa, kita mengenal istilah FOMO atau fear of missing out alias merasa takut ketinggalan tren tentang segala hal yang sedang terjadi. Belum lagi masalah penampilan, status sosial, materi, bahkan hubungan yang selalu mengikuti standar orang lain. Namun sebaiknya, jangan bandingkan dirimu dengan orang lain.
Para peneliti mengidentifikasi dua jenis perbandingan sosial. Pertama yaitu perbandingan ke atas, ketika kita melihat orang yang kita rasa lebih baik daripada kita dalam upaya menjadi lebih termotivasi dan terinspirasi. Sedangkan yang kedua adalah perbandingan ke bawah, ketika kita melihat orang-orang yang kita rasa lebih buruk dari kita, dalam upaya merasa lebih baik tentang situasi diri sendiri.
Membandingkan memang tak selalu buruk, terkadang justru menjadi motivasi untuk melakukan hal yang terbaik. Namun, membandingkan berlebihan justru akan menjadi faktor yang memicu stres. Ketika hal yang Anda lakukan berdasarkan standar orang lain dan Anda tidak mencapainya meskipun sudah melakukan berbagai cara, hal ini yang akan mudah membuat Anda stres.
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain datang dalam berbagai bentuk. Contoh kecilnya ketika berkumpul dengan orang lain saat reunian, kita cenderung memerhatikan dan membandingkan hal-hal mulai dari mobil yang dibawa, penampilan, sampai tas mahal yang dibawa teman. Belum lagi ketika teman bercerita prestasi apa saja yang telah mereka dapatkan.
Perbandingan-perbandingan ini dapat membuat stres karena kita merasa diri semakin banyak kekurangan ketika dibandingkan dengan yang lebih tinggi. Kita juga akan terlihat sombong atau kompetitif ketika membuat perbandingan ke bawah. Kedua hal ini tentunya sama-sama membuat stres.
Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain, meskipun seperti refleks dan naluriah tapi kita tidak boleh membiarkannya mendikte hidup. Tips berikut dapat membantu mengurangi membandingkan diri dengan orang lain:
Coba perhatikan apa yang jadi pemicu bagi Anda untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Misalnya media sosial seperti Instagram. Secara intelektual, kita tahu bahwa foto dan Instagram story sudah dikurasi oleh pemiliknya. Orang biasanya memamerkan apa yang mau ia tampilkan di media sosial dan itu hanyalah sebagian kecil dari kehidupannya. Wajar bila perasaan membandingkan diri masih tetap muncul dan tak bisa dihindarkan. Oleh sebab itu, Anda perlu tahu kapan perlu mengambil jeda sejenak dari kebiasaan melihat-lihat akun media sosial milik orang lain.
Coba batasi media sosial atau uninstall aplikasi tersebut agar pemicu tersebut hilang hingga akhirnya Anda bisa nyaman dengan diri sendiri dan memiliki standar kebahagiaan Anda.
Ketika Anda mulai menyadari bahwa Anda sedang membandingkan diri dengan orang lain, katakan pada diri Anda: “Saya cukup, tak kurang dan tak lebih” atau “Inilah cara saya untuk menjalani hidup, hargai dirimu sendiri”. Ketika Anda hilang kendali, Anda bisa menuliskan kelebihan-kelebihan yang Anda miliki pada selembar kertas kecil. Tempelkan kertas ini pada tempat yang sering Anda lihat seperti tembok kamar atau pintu kulkas. Cara ini akan mengingatkan Anda bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan namun ada yang terlihat dan ada juga yang tidak.
Setiap orang memiliki caranya bersenang-senang, Anda tentunya harus selalu mengingat hal ini. Misalnya, ketika Anda merasa menjadi seorang ibu yang buruk hanya karena tak membelikan mainan bagi anak Anda, Anda harus ingat bahwa Anda punya cara sendiri untuk membuat anak-anak Anda merasa dianggap, didengar, dipahami, dan dicintai.
Setiap keluarga memiliki berbagai cara untuk bersenang-senang, misalnya melalui memasak, berenang, atau membelikan mainan.
Ketika Anda mengalami hari yang buruk dengan penuh kecemasan dan depresi, berlatihlah untuk berbaik hati pada diri sendiri. Tidak apa-apa jika Anda malas memasak dan mengandalkan ojek online untuk memesan makanan. Jangan terlalu keras dan menyalahkan diri sendiri jika Anda absen berolahraga sesekali.
Nah, itulah alasan kenapa Anda jangan membandingkan diri dengan orang lain dan cara menguranginya.
Ingin tahu lebih jauh cara supaya jangan membandingkan dirimu dengan orang lain? Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Apakah Anda memiliki sikap optimis? Jika iya, berbahagialah! Manfaat optimis tidak hanya berdampak pada kesehatan mental saja, tapi juga kesehatan fisik.
Peregangan sebelum tidur atau gerakan stretching dapat meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi gejala insomnia. Beberapa gerakan peregangan yang dianjurkan adalah spinal twist, bear hug, head rolls, hingga legs up the wall.
Gerakan-gerakan senam otak cukup mudah dilakukan, tapi manfaatnya sangat signifikan, mulai dari memperbaiki postur hingga menyehatkan kondisi mental dan emosional.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved