Kaki kebas hampir pernah dirasakan oleh setiap orang. Kondisi ini bisa terjadi akibat salah tidur atau duduk terlalu lama. Tapi kaki kebas juga dapat menjadi gejala dari penyakit tertentu, terutama jika keluhan ini terjadi berkepanjangan.
3 Mei 2023
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kaki kebas bisa disebabkan oleh duduk terlalu lama maupun penyakit tertentu
Table of Content
Ketika duduk terlalu lama atau salah posisi tidur, kaki Anda bisa saja mengalami kebas atau mati rasa. Tapi keluhan ini biasanya akan berlangsung sebentar dan menghilang dengan sendirinya. Namun ada kalanya kaki kebas terjadi berkepanjangan.
Advertisement
Anda patut waspada jika sensasi kebas tersebut terus terjadi dalam waktu yang lama. Pasalnya, kondisi ini dapat menjadi pertanda adanya penyakit. Istilah medis kebas adalah parestesia.
Berikut ini beberapa penyakit atau kondisi medis yang bisa memicu terjadinya kaki kebas:
Sensasi ini terjadi ketika saraf mengalami tekanan, sehingga aliran darah tidak lancar. Misalnya, terlalu lama duduk atau menyilangkan kaki.
Selain kebas, gejala berupa sensasi seperti terbakar atau geli seperti ada serangga yang merayap di bawah kulit juga bisa muncul.
Jika disebabkan oleh kesemutan, kaki kebas biasanya akan menghilang dengan sendirinya ketika kaki digerakkan. Sementara untuk mencegah kesemutan, ubahlah posisi duduk Anda sesering mungkin dan jangan menyilangkan kaki terlalu lama.
Perhatikan pula agar Anda tidak mengenakan celana, kaus kaki, dan sepatu yang terlalu ketat karena dapat memberikan tekanan pada kaki.
Sciatica adalah kondisi terjepitnya saraf skiatik yang membentang dari punggung ke kaki. Kaki kebas merupakan salah satu gejalanya.
Anda berisiko mengalami sciatica jika sering duduk dalam waktu lama, memiliki berat badan berlebih, dan berusia lanjut. Di samping kaki yang kebas, sciatica juga bisa memicu rasa nyeri, kelemahan pada otot, serta sensasi menggelitik.
Sciatica ringan umumnya akan menghilang sendiri. Namun bila berlangsung lebih dari seminggu, muncul setelah Anda mengalami kecelakaan, atau disertai dengan masalah pada kandung kemih, segeralah periksakan kondisi Anda ke dokter.
Diabetes dapat menyebabkan komplikasi jika tidak dikendalikan dengan baik. Salah satu komplikasi yang bisa terjadi adalah neuropati diabetik. Gejalanya termasuk sensasi kebas, rasa menggelitik, dan nyeri pada kaki.
Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh pasien diabetes yang mengalami neuropati diabetik adalah menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterolnya agar sesuai yang rekomendasi dokter. Dengan ini, rasa nyeri dan kebas pada kaki dapat diminimalkan.
Selain itu, konsumsi obat-obatan juga bisa membantu untuk mengurangi nyeri bila penderita mengalaminya.
Penyakit arteri perifer merupakan penyempitan pembuluh darah arteri di area kaki, lengan, dan perut. Kondisi ini membuat aliran darah berkurang, dan kaki termasuk bagian tubuh yang sering terkena dampaknya.
Anda berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit arteri perifer jika merokok, mengalami obesitas, atau mengidap hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes.
Sakit dan kram pada kaki saat berjalan, kaki kebas, dan kelemahan di kaki termasuk beberapa gejala penyakit arteri perifer. Keluhan ini biasanya akan mereda setelah penderita beristirahat sejenak.
Meski demikian, penderita tidak boleh lengah dan perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter perihal kesehatan jantung serta bagaimana mengelola gejala penyakit arteri perifer. Sebab, penyakit ini adalah salah satu faktor risiko utama untuk serangan jantung.
Mengonsumsi alkohol melebihi batas wajar dapat menyebabkan masalah saraf yang terkait dengan kaki kebas. Kondisi ini disebut neuropati alkoholik.
Penggunaan alkohol yang berlebihan diduga dapat mengurangi kadar vitamin B dalam tubuh Anda. Padalah, vitamin ini diperlukan untuk menjaga kesehatan saraf.
Jika tubuh tidak mendapatkan asupan vitamin B yang cukup, Anda bisa mengalami gejala kebas, terutama pada kaki.
Berhenti minum alkohol adalah hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk menangani neuropati alkoholik. Perawatan lainnya bisa pula meliputi pemberian suplemen vitamin B dan obat pereda nyeri, atau penggunaan alat ortopedi.
Jenis penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda akan ditentukan oleh dokter dengan mempertimbangkan kebutuhan Anda.
BACA JUGA: Berbagai Penyebab Lidah Mati Rasa yang Perlu Diwaspadai
Kebas adalah gejala awal dari multiple sclerosis atau penyakit sklerosis ganda. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf pusat.
Tidak semua penderita akan mengalami gejala multiple sclerosis yang sama. Selain kaki kebas, penderita juga bisa mengalami kelelahan, kaku dan kejang otot, pusing, masalah pada penglihatan, serta perubahan suasana hati (mood).
Belum ada obat untuk menyembuhkan multiple sclerosis. Pengobatan dari dokter bertujuan meredakan gejala agar tidak bertambah parah.
Memiliki postur tubuh yang kurang baik dapat memberikan tekanan pada saraf dan mengurangi aliran darah di bagian kaki, sehingga kaki kebas pun terjadi.
Postur tubuh atau kebiasaan yang dapat menyebabkan kaki kebas meliputi menggunakan kaus kaki yang terlalu ketat, duduk di atas kaki, duduk atau berlutut terlalu lama, dan menyilangkan kaki terlalu lama.
Cedera yang terjadi pada bagian-bagian kaki ternyata dapat menimbulkan tekanan pada saraf. Hal ini dapat menyebabkan kaki kebas jika tidak ditangani segera.
Beberapa pasien diabetes dapat mengalami kerusakan saraf bernama neuropati diabetik. Kondisi ini menyebabkan kaki kebas, kesemutan, dan juga rasa nyeri.
Baca Juga
Dengan mengetahui kondisi di balik kaki kebas, Anda diharapkan bisa lebih waspada. Meski umum terjadi, Anda tidak boleh lengah dalam mengenali gejala penyertanya.
Jika rasa kebas berlangsung lama dan disertai dengan gejala lain yang terasa janggal, mungkin saja kondisi ini menjadi tanda adanya penyakit serius. Diskusikan dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya secara pasti agar tidak terlambat ditangani.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara menurunkan gula darah tinggi secara alami bisa dilakukan di rumah. Untuk menjaga kadar gula darah, cukupi kebutuhan cairan, perbanyak makan serat, olahraga teratur, batasi karbohidrat, serta istirahat cukup.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk tidak menggunakan pemanis non-gula untuk mengontrol berat badan karena berpotensi meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskuler, dan kematian pada orang dewasa jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Hiperglikemi Hiperosmolar Nonketokik atau HHS adalah komplikasi diabetes darurat yang butuh penanganan segera. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa berujung pada koma.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved