Akathisia adalah gangguan pergerakan yang menimbulkan gerakan tak terkontrol pada penderitanya. Utamanya, akathisia terjadi sebagai efek samping obat-obatan antipsikotik.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
1 Des 2020
Akathisia menyebabkan penderitanya merasa gelisah dan sering mondar-mandir
Table of Content
Dalam menangani gangguan kejiwaan seperti skizofrenia dan bipolar, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan yang disebut antipsikotik. Seperti obat keras lain, antipsikotik dapat menimbulkan beragam efek samping. Salah satu efek samping obat-obatan antipsikotik adalah akathisia. Apa sebenarnya akathisia?
Advertisement
Akathisia adalah gangguan pergerakan atau sindrom neuropsikiatri yang menimbulkan gerakan tidak terkontrol. Penderitanya menjadi sulit berdiam diri, merasa gelisah, dan akan melakukan gerakan seperti jalan di tempat atau menyilangkan kaki. Nama akathisia sendiri diambil dari kata dalam bahasa Yunani “akathemi” yang berarti “tak pernah duduk”.
Akathisia sebenarnya bukanlah gangguan yang berdiri sendiri. Sindrom ini biasanya terjadi sebagai efek samping dari pemakaian obat-obatan antipsikotik untuk skizofrenia. Secara spesifik, akathisia berisiko dialami pasien yang mengonsumsi antipsikotik lama atau generasi pertama – walau antipsikotik baru juga berisiko memicu kondisi ini.
Diperkirakan bahwa 15 hingga 45% pasien yang mengonsumsi antipsikotik mengalami akathisia. Sindrom ini memang menjadi salah satu efek samping umum dari obat-obatan antipsikotik.
Apabila menunjukkan gejala akathisia, pasien harus segera menemui dokter. Dokter dapat menyesuaikan dosis obat untuk meredakan gejala sindrom ini yang dialami pasien.
Ada beberapa gejala akathisia yang bisa dirasakan pasien, misalnya
Gejala akathisia di atas kadang-kadang disebut sebagai agitasi psikomotorik. Tubuh pasien cenderung merasa “cemas” apabila berdiam diri sehingga selalu ingin bergerak.
Selain gejala gerakan tak terkontrol di atas, individu yang mengalami akathisia juga akan mengalami rasa panik, gelisah, mudah marah, dan tidak sabaran.
Terdapat beberapa jenis akathisia, tergantung pada awal mula gejala muncul serta durasinya yang dirasakan pasien. Jenis-jenis akathisia tersebut, termasuk:
Akathisia akut mulai dirasakan pasien tak lama setelah konsumsi antipsikotik. Akathisia ini biasanya berlangsung kurang dari enam bulan.
Seperti akathisia akut, akathisia kronis juga bisa mulai dirasakan pasien tak lama setelah konsumsi antipsikotik. Namun, gejala yang dirasakan pasien akan berlangsung lebih dari enam bulan.
Akathisia tardive berbeda dengan akathisia akut dan kronis. Akathisia tardive bisa terjadi beberapa lama setelah konsumsi antipsikotik – yakni satu hingga tiga bulan. Akathisia tardive juga mungkin terjadi setelah penghentian penggunaan antipsikotik maupun penurunan dosisnya.
Sesuai namanya, akathisia ini terjadi dalam enam minggu setelah penghentian atau penggantian obat-obatan antipsikotik.
Seperti yang disampaikan di atas, akathisia terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan antipsikotik. Antipsikotik lama atau generasi pertama lebih berisiko memicu akathisia dibandingkan antipsikotik baru. Risiko akathisia juga bisa meningkat jika dosis antipsikotik yang diberikan tergolong tinggi, jika pasien mengonsumsi obat dengan dosis lebih tinggi, atau jika pasien menghentikan konsumsi obat.
Belum jelas bagaimana mekanisme antipsikotik menimbulkan akathisia pada pasien. Namun, diyakini bahwa obat-obatan tersebut memblokir senyawa seperti dopamin yang sebenarnya berperan penting dalam komunikasi sel otak. Dopamin juga berperan penting dalam kontrol otot.
Selain antipsikotik, beberapa jenis obat dan penyakit juga berisiko memicu akathisia. Obat-obatan non-antipsikotik tersebut termasuk obat untuk mencegah mual dan muntah, kelompok antidepresan trisiklik dan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serta obat penghambat kanal kalsium untuk hipertensi.
Penyakit yang juga mungkin berisiko memicu akathisia termasuk penyakit Parkinson, cedera otak traumatik, dan ensefalitis atau penyakit radang otak.
Penanganan utama pada pasien yang terdiagnosis akathisia adalah penghentian obat antipsikotik yang memicu sindrom ini. Beberapa pasien mungkin “hanya” perlu menurunkan dosis obat, walau penurunan dosis atau penghentian obat juga berisiko memicu akathisia.
Beberapa jenis obat lain juga sudah dilaporkan berpotensi untuk mengatasi akathisia. Obat-obatan lain tersebut, yaitu:
Baca Juga
Akathisia adalah gangguan neuropsikiatri yang menimbulkan gerakan tak terkontrol pada penderitanya. Utamanya, akathisia terjadi sebagai efek samping obat-obatan antipsikotik. Jika masih memiliki pertanyaan terkait akathisia, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia gratis di Appstore dan Playstore yang berikan informasi kesehatan terpercaya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Arti mimpi orang meninggal antara lain teman terdekat akan pergi, Anda ingin melarikan diri, ada masalah yang belum terselesaikan, rasa kurang percaya diri, merasa tidak bisa mengendalikan sesuatu, hingga harus merelakan sesuatu dalam waktu dekat.
3 Agt 2023
Fobia sosial atau social anxiety disorder adalah munculnya rasa malu, takut, tidak percaya diri, hingga cemas berlebih saat akan melakukan interaksi sosial.
6 Apr 2020
Self-blaming atau menyalahkan diri sendiri merupakan salah satu bentuk kekerasan emosional. Bila dilakukan terus-menerus, self-blaming justru menghambat kemampuan Anda untuk berkembang.
8 Jul 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved