Akalasia esofagus menyebabkan penderitanya mengalami penurunan berat badan secara drastis, dengan gejala menyerupai gangguan pencernaan lainnya. Kemunculan penyakit ini juga disertai rasa sakit saat menelan atau susah menelan makanan dan minuman.
2023-03-27 23:07:03
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Susah menelan merupakan salah satu gejala dari akalasia esofagus
Table of Content
Bagi sebagian orang, penurunan berat badan drastis adalah tujuan dari diet yang harus dicapai. Namun, tidak selamanya penurunan berat badan drastis berarti baik. Sebab, penyakit langka akalasia esofagus, memiliki gejala serupa.
Advertisement
Akalasia esofagus menyebabkan penderitanya mengalami penurunan berat badan secara drastis, dengan gejala menyerupai gangguan pencernaan lainnya. Namun, kemunculannya disertai rasa sakit saat menelan makanan atau minuman. Mari kenali penyakit langka ini lebih jauh, untuk mengetahui cara menghindarinya.
Sir Thomas Williams adalah orang pertama yang melaporkan penyakit akalasia esofagus, pada 1674. Saat itu, ia menemukan sebuah kelainan yang ditandai dengan "tidak turunnya" makanan dari kerongkongan seseorang.
Akhirnya, ia menyarankan terapi untuk dilatasi (melebarkan) kerongkongan dengan tulang ikan paus, sehingga makanan yang tertahan tadi, bisa turun dengan lancar.
Akalasia terjadi akibat kerusakan jaringan saraf pleksus mienterikus pada dinding kerongkongan bagian bawah, yang menghubungkan mulut dengan lambung. Hal ini menyebabkan gangguan gelombang kontraksi otot polos kerongkongan, yang akhirnya membuat makanan atau minuman tidak bisa masuk ke lambung.
Normalnya, lingkaran otot bagian bawah kerongkongan (lower esophageal sphincter/LES), akan membuka dan menutup secara otomatis dengan sendirinya. Namun, pada penderita akalasia esofagus, LES tidak membuka dan menutup secara normal, sehingga mengakibatkan makanan menumpuk di bagian bawah kerongkongan, dan naik kembali ke pangkal kerongkongan.
Akalasia esofagus memiliki tige jenis, yakni akalasia premier, jika tidak diketahui penyebabnya, dan akalasia sekunder, jika diketahui penyebabnya. Akasia selanjutnya adalah pseudo-achalasia.
Pada akalasia premier, diasumsikan bahwa kerusakan saraf dapat disebabkan oleh faktor genetik, autoimun, ataupun infeksi virus. Akan tetapi, penyebab pastinya tidak diketahui.
Sebagian besar, akalasia sekunder disebabkan oleh penyakit Chagas (infeksi parasit Typanasoma cruzi, yang menular melalui gigitan serangga kissing bug atau Triatomine).
Pseudo-achalasia ditemukan pada 2-4% kasus akalasia. Penyebab terbesarnya adalah kanker kerongkongan.
Gejala akalasia sendiri akan muncul secara bertahap; fungsi kerongkongan semakin melemah, sulit atau merasa kesakitan saat menelan makanan maupun minuman (disfagia), dada terasa nyeri atau bertambah nyeri saat makan, muntah, hingga berat badan menurun tanpa diketahui penyebabnya.
Baca Juga
Ada beberapa pemeriksaan tambahan untuk mendiagnosis akalasia, seperti:
Beberapa cara pemeriksaan di atas, belum sepenuhnya dapat direalisasikan. Akibatnya, berbagai metode terapi, yang dianggap bisa mengobati keluhan akasia pun dikembangkan. Pilihan terapi akalasia yang saat ini sudah tersedia, sangatlah bervariasi, antara lain:
Walaupun akasia tergolong penyakit langka, penyakit ini dapat menyerang pria maupun wanita, dengan prevalensi angka kejadian kurang dari 1:100.000. Penyakit ini lebih sering terjadi pada usia 30-60 tahun.
Oleh karena itu, medical check up harus dijalani sedini mungkin, untuk mencegah terjadinya akalasia. Jika Anda merasakan gejala yang mengarah pada gangguan pencernaan atau fungsi telan, berkonsultasilah dengan dokter.
Narasumber:
Dr. dr. Nella Suhuyanly, Sp.PD-KGEH
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subdivisi Gastroenterohepatologi
Eka Hospital BSD
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ada beragam obat panas dalam alami dan herbal yang bisa dicoba di rumah, untuk membantu meredakan gejala dan ketidaknyamanan.
Ciri-ciri amandel meradang termasuk sakit tenggorokan, amandel yang terlihat memerah dan bengkak, serta sakit saat menelan. Amandel dapat meradang akibat infeksi virus atau bakteri.
Susah menelan atau disfagia dapat menyebabkan penderita tersedak makanan atau cairan yang masuk. Kondisi ini perlu dikenali dan diatasi secepatnya agar tidak membahayakan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved