Agitasi adalah kondisi gangguan kejiwaan yang dapat dialami siapa saja. Pengidapnya dapat mengalami kemarahan dan kegelisahan tanpa sebab yang diketahui pasti.
3.93
(14)
28 Mar 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Agitasi adalah gangguan kejiwaan yang bisa terjadi akibat stres.
Table of Content
Agitasi adalah kondisi kejiwaan berupa perasaan marah dan gelisah yang dipicu oleh suatu kondisi atau bahkan atau tanpa pemicu sama sekali.
Advertisement
Pada dasarnya, setiap orang secara alami akan merasa gelisah ketika berada di bawah tekanan. Perasaan tersebut muncul sebagai respons terhadap tekanan tersebut. Nah, kegelisahan semacam ini pun bisa disebut sebagai agitasi.
Sebenarnya, agitasi adalah jenis emosi yang wajar dialami setiap orang. Kondisi kejiwaan ini akan terjadi pada setiap orang setidaknya sekali seumur hidup.
Karena memang normal terjadi, agitasi bukanlah suatu kondisi kejiwaan yang perlu dikhawatirkan. Namun bila mengalami agitasi secara terus-menerus, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter.
Setidaknya, ada tujuh faktor penyebab agitasi, sebagai berikut ini.
Penyebab agitasi yang paling umum adalah kondisi stres. Tekanan akibat stres, bisa meningkatkan risiko terhadap agitasi. Kondisi stres tersebut dapat disebabkan bermacam hal, entah tekanan dari lingkungan pergaulan, pekerjaan, sekolah hingga kondisi berduka.
Beberapa penelitian mengungkapkan, nyeri tubuh akibat penyakit tertentu dapat memicu seseorang mengalami agitasi. Termasuk nyeri yang terjadi pada para pengidap sindrom demensia.
Demensia merupakan sindrom yang menyebabkan penurunan fungsi otak. Kondisi medis ini kerap menjangkiti individu berusia lebih 65 tahun.
Individu pengidap demensia mengalami perubahan kognitif dan psikologis, misalnya jadi sering merasa kebingungan atau disorientasi, tidak dapat mengingat kejadian tertentu maupun sosok orang terdekat, sulit berkomunikasi, paranoid hingga kerap berhalusinasi.
Sebagian besar pengidap demensia juga kesulitan mengungkapkan rasa nyeri yang mereka alami. Akibatnya, mereka mengekspresikan kesakitan tersebut melalui perilaku agitasi.
Agitasi juga dapat dipicu oleh gangguan mental lainnya seperti depresi, bipolar hingga delirium, yang menyebabkan penderitanya mengalami kebingungan, sulit berpikir dan gangguan emosi.
Penyebab agitasi lainnya yaitu ketidakseimbangan hormon seperti hipotiroidisme. Hipotiroidisme merupakan gangguan kesehatan yang terjadi karena kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid.
Hormon tiroid berfungsi untuk menyalurkan energi ke setiap organ tubuh. Saat kadar hormon tiroid berkurang, maka fungsi tubuh juga akan mengalami gangguan. Akibatnya, pengidap hipotiroidisme mengalami gejala berupa mudah lelah, peningkatan berat badan hingga depresi.
Depresi yang dialami pengidap hipotiroidisme lantas dapat memicu agitasi.
Pengidap gangguan saraf, misalnya karena tumor otak, juga berisiko mengalami agitasi. Gejala yang ditimbulkan tumor otak seperti sakit kepala parah, kejang, kebingungan hingga kelelahan akut, dapat memicu agitasi.
Anak-anak maupun orang dewasa dengan gangguan sprektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD) biasanya mengalami gangguan perilaku, terumasuk tindakan agresif terhadap orang lain. Perilaku agresif tersebut bisa terjadi secara impulsif, dan dikategorikan sebagai agitasi.
Individu yang mengidap ketergantungan alkohol maupun ketika berusaha menghentikan ketergantungan tersebut juga berisiko mengalami agitasi. Saat berusaha menghentikan kebiasaan mengonsumsi alkohol, gejala putus alkohol berisiko muncul. Salah satu gejalanya berupa agitasi tersebut.
Baca Juga
Seseorang yang menderita agitasi umumnya merasakan perasaan yang tidak nyaman dan disertai dengan perilaku yang tidak disadari. Tanda-tanda agitasi umumnya meliputi:
Jika Anda mengalami gejala agitasi, segera konsultasikan ke dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Dengan berkonsultasi, dokter dapat mendiagnosis penyebab agitasi yang Anda alami.
Jika Anda memiliki gangguan mental, dokter akan merujuk Anda ke spesialis kesehatan jiwa untuk menjalani pemeriksaan. Namun jika Anda memiliki kondisi medis lainnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan diagnostik seperti CT Scan, MRI otak, pengambilan sampel darah hingga pengambilan cairan tulang belakang untuk mengetahui kondisi medis pemicu agitasi yang Anda alami.
Selanjutnya, dokter dapat memberikan saran pengobatan dan tindakan medis lebih lanjut untuk mengatasi faktor pemicu agitasi.
Jika agitasi hanya disebabkan oleh stres, Anda dapat mengatasinya dengan melakukan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan, yoga hingga jenis meditasi lain yang Anda senangi, sehingga dapat mengurangi stres.
Jangan pernah mendiagnosis sendiri kondisi kejiwaan Anda, termasuk agitasi. Apabila Anda menduga sedang mengalami kondisi tersebut, berkonsultasilah dengan dokter. Dengan begitu, penyebabnya bisa segera diketahui dan diatasi.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Iatrophobia adalah rasa takut terhadap dokter yang luar biasa, termasuk pada seluruh hal yang berkaitan dengan dokter. Contohnya ruang tunggu, rumah sakit, prosedur medis, hingga lingkungan steril.
Merenung ternyata dapat berpengaruh positif dan negatif pada kehidupan. Bagaimana cara mengenali dan mengatasinya dapat membantu Anda menjaga kesehatan mental?
Studi pada pertengahan tahun 2020 menunjukkan bahwa ada tren berkurangnya pria muda yang tertarik berhubungan langsung dengan orang lain, dan salah satu pemicunya adalah pornografi
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Andre Zaini
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved