Adaptasi tingkah laku ternyata tidak hanya dijumpai pada manusia, tapi juga hewan dan tumbuhan. Pada manusia, adaptasi ini bisa diamati pada bayi di bawah 2 tahun. Sementara itu, pada hewan dan tumbuhan, adaptasi tersebut masing-masing bisa terlihat pada bunglon dan pohon jati.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
5 Feb 2021
Adaptasi tingkah laku tak hanya terjadi pada manusia
Table of Content
Setiap makhluk hidup perlu melakukan adaptasi tingkah laku sebagai bagian dari insting mereka untuk bertahan di lingkungan tertentu. Pada manusia, adaptasi tingkah laku ini mungkin tidak Anda sadari. Namun pada tumbuhan maupun hewan, adaptasi tersebut dapat diamati.
Advertisement
Yang dimaksud dengan adaptasi tingkah laku ialah tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan, agar tidak punah dari dunia ini. Kemampuan makhluk hidup untuk beradaptasi ini biasanya diturunkan dari generasi ke generasi, tapi bisa juga dengan mempelajari trik baru berdasarkan pengalaman.
Suatu penelitian pernah dilakukan di Belanda untuk menggali adaptasi manusia terhadap kebudayaan dan pengaruhnya bagi perilaku. Adaptasi tersebut bisa diamati pada anak-anak, sebagai berikut ini.
Ketika berusia 6 bulan, seorang bayi melakukan interaksi dengan benda maupun orang lain, termasuk bayi lain, secara diadik. Yang dimaksud dengan interaksi diadik adalah bentuk komunikasi dengan situasi tatap muka.
Mulai terlibat dalam interaksi triadik. Misalnya, interaksi yang sekaligus melibatkan anak, orang dewasa, serta entitas lain di luar mereka berdua, yang diperhatikan keduanya, seperti benda tertentu. Pada tahap ini, pandangan bayi mulai bisa mengikuti sesuatu yang ditunjuk orang dewasa. Bayi pun sudah mampu melakukan imitasi atau meniru perilaku orang lain.
Di usia 1 tahun ini, anak mulai dapat menemukan adanya kesamaan perhatian maupun perilaku seseorang terhadap suatu objek, dan dipengaruhi oleh sejumlah kondisi. Perilaku yang baru muncul pada usia ini, menunjukkan bahwa anak sudah memiliki pemahaman lebih terhadap orang lain.
Penelitian dilakukan terhadap anak berusia 18 bulan yang mengamati orang dewasa yang sedang melakukan sesuatu, tapi gagal. Meski tindakan tersebut gagal dilakukan, anak sudah dapat menyimpulkan tindakan yang sebenarnya ingin dilakukan orang dewasa tersebut.
Baca Juga
Adaptasi perilaku pada makhluk hidup sendiri terbagi menjadi 2 tipe, yaitu yang terjadi secara alamiah serta yang dipelajari.
Tidak sedikit hewan yang melakukan adaptasi tingkah laku untuk bertahan di tengah kondisi tertentu, misalnya:
Ketika musim dingin hampir tiba, beberapa jenis burung melakukan migrasi ke tempat yang lebih hangat agar tetap bisa makan dan bertahan hidup. Kendati demikian, migrasi tidak dilakukan oleh hewan lain seperti beruang yang justru memilih melakukan adaptasi lingkungan dingin dengan tidur di waktu yang sangat lama.
Bunglon melakukan adaptasi tingkah laku dengan mengubah warna tubuh menyerupai tempatnya hinggap. Hal ini dilakukan agar ia tidak mudah dideteksi oleh musuh sekaligus mengecoh binatang lain yang akan dijadikan mangsanya.
Hewan-hewan tersebut melindungi diri dengan mengeluarkan cairan dari dalam tubuhnya. Kalajengking melindungi diri dengan sengatnya, sedangkan cumi-cumi, sotong, dan gurita menyemburkan cairan seperti tinta ke dalam air.
Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang disebut cangkang. Ketika merasa dalam bahaya, siput akan memasukkan tubuhnya ke dalam cangkang. Sementara itu, trenggiling juga memiliki kulit terluar yang keras dan tebal. Ketika merasa terancam, trenggiling akan menggulung dirinya sendiri agar tidak terancam oleh bahaya yang mengintai di lingkungan.
Anda pernah melihat ekor cicak putus saat berusaha melarikan diri? Itu adalah contoh adaptasi tingkah laku yang dilakukannya untuk mengelabui musuh. Ekor cicak akan tumbuh kembali di kemudian hari.
Duri landak yang kaku dan tajam digunakan untuk bertahan hidup. Ketika merasa terancam, landak akan mengembangkan durinya sebagai bentuk pertahanan diri.
Walang sangit merupakan serangga yang hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Ketika merasa terancam, ia akan mengeluarkan bau busuk dari tubuhnya dengan harapan mengelabui musuhnya agar tidak dijadikan mangsa.
Tahukah Anda bahwa hewan-hewan tersebut akan berpura-pura mati jika diserang oleh musuh? Ya, kecoa, musang, kumbang, dan ular berbisa melakukan ini sebagai adaptasi tingkah laku untuk mengelabui musuh.
Baca Juga
Bukan hanya hewan, tumbuhan juga melakukan adaptasi tingkah laku. Berikut ini sederet tumbuhan beserta adaptasi masing-masing:
Pohon jati yang banyak dimanfaatkan bagian kayunya ini akan menggugurkan sebagian daun ketika musim kemarau. Adaptasi tingkah laku itu dijalankan untuk mengurangi penguapan karena mereka akan lebih sedikit menerima air di luar musim penghujan.
Tanaman salak, bunga mawar, dan putri malu mempunyai duri pada bagian tertentu dari tumbuhan tersebut. Duri ini berguna sebagai pelindung diri dari musuhnya.
Jenis-jenis tumbuhan tersebut melakukan adaptasi tingkah laku dengan mengeluarkan getah. Getah ini dapat menempel ke tubuh hewan-hewan yang mengganggunya sehingga mereka tidak jadi memakan bagian dari tumbuhan tersebut.
Kulit buah durian memiliki duri yang sangat tajam karena memang berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari musuhnya.
Apakah Anda telah menyadari sederet adaptasi pada makhluk hidup ini?
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Lingkar lengan atas atau LiLA dapat digunakan untuk mengukur status gizi bayi. Ini dilakukan ketika berat dan tinggi badan tidak bisa dinilai secara akurat untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.
18 Sep 2023
Kipas angin untuk bayi bisa menimbulkan gangguan pernapasan, dehidrasi, hingga hipotermia.
22 Sep 2021
Tumbuh kembang bayi 8 bulan yang meliputi perkembangan fisik, kognitif hingga emosi semakin menakjubkan di setiap harinya, mulai dari sudah bisa merangkak hingga berceloteh.
1 Mei 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved