Sempat dianggap tidak berguna, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada beragam fungsi usus buntu untuk kesehatan. Mulai dari tempat bakteri baik berkembang baik hingga menjaga sistem pencernaan.
15 Mei 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Usus buntu terletak di perut bagian kanan bawah, tepat di titik pertemuan usus halus dan usus besar
Table of Content
Usus buntu adalah bagian tubuh berbentuk tabung dengan panjang sekitar 10 centimeter (cm). Banyak orang mempertanyakan fungsi usus buntu untuk sistem pencernaan atau tubuh manusia.
Advertisement
Jika dahulu usus buntu dianggap tidak berguna, banyak penelitian terbaru membuktikan sebaliknya. Sebelum membahas fungsinya, mari berkenalan sedikit seputar organ ini.
Letak usus buntu, berada di bagian perut kanan bawah, tepat di titik pertemuan usus halus dan usus besar, di area yang disebut dengan titik McBurney.
Apendiks atau usus buntu berbentuk jari yang melekat pada bagian usus besar bernama sekum, yaitu kantong kecil yang biasanya dianggap sebagai awal dari usus besar.
Berikut adalah beberapa fungsi usus buntu yang perlu kamu ketahui.
Banyak ahli yang meyakini bahwa fungsi usus buntu yang paling utama adalah menjadi tempat bakteri baik berkembang.
Keberadaan bakteri baik ini dinilai penting dalam menjaga kelancaran sistem pencernaan.
Tim peneliti dari University Arizona College of Osteopathic Medicine melaporkan bahwa ada kemungkinan usus buntu menjadi organ pendukung sistem imun.
Tidak hanya itu, usus buntu mengandung jaringan tertentu yang berhubungan dengan sistem limfatik dan membawa sel darah putih, yang bertugas menangkal infeksi.
Masih berhubungan dengan fungsi usus buntu sebagai safe house untuk bakteri baik, ada pula hubungannya dengan kesehatan sistem pencernaan.
Contohnya, ketika sistem pencernaan mengalami masalah, seperti diare atau penyakit lain, bakteri baik dari usus buntu dapat mengambil alih sistem dan melindungi dinding usus.
Menurut ahli, terganggunya fungsi usus buntu, seperti akibat peradangan hingga infeksi, terkadang membuatnya harus diangkat lewat prosedur operasi.
Walaupun ada risikonya, operasi usus buntu tidak menimbulkan dampak negatif pada kesehatan.
Radang usus buntu atau apendisitis umumnya terjadi karena infeksi abdominal yang meluas hingga menutup jalur usus.
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebabnya.
Ketika terjadi infeksi, perkembangan bakteri di usus buntu jadi tidak terkendali. Akibatnya, organ ini bisa membengkak dan berisi nanah.
Itulah alasan mengapa beberapa gejala usus buntu bisa terjadi, seperti nyeri hebat di perut kanan bawah, muntah, hingga diare.
Pemberian antibiotik bisa dilakukan untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Namun, jika kondisinya sudah parah atau akut, tindakan operasi mungkin perlu dilakukan.
Faktor-faktor lain pada setiap individu juga perlu dipertimbangkan sebelum mengambil langkah medis.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah dan isinya berpotensi menyebar ke perut,
Masalah pada usus buntu ini kemungkinan besar menyebabkan infeksi pada peritoneum, yakni membran seperti sutra yang melindungi rongga perut.
Komplikasi berupa sepsis atau infeksi pada darah juga bisa terjadi akibat usus buntu pecah. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
BACA JUGA: 4 Fungsi Usus Besar dan Masalah Kesehatan yang Mungkin Mengganggu
Inovasi medis dari waktu ke waktu membuat operasi usus buntu menjadi lebih sederhana.
Jika sebelumnya operasi yang dilakukan cukup besar dengan teknik bedah terbuka, kini hanya perlu operasi minimal invasif yang disebut laparoskopi.
Untuk melakukan laparoskopi, dokter hanya perlu membuat dua insisi (irisan) berukuran kecil sehingga tidak semenyakitkan operasi biasa.
Tidak hanya itu, proses pemulihan dan rawat inap di rumah sakit juga lebih singkat. Kemungkinan komplikasi akibat laparoskopi juga tercatat lebih rendah.
Bahkan, operasi laparoskopi mungkin bisa saja tidak diperlukan.
Dalam penelitian yang dirilis British Medical Journal, pemberian antibiotik saja dapat menjadi langkah penanganan terbaik untuk masalah usus buntu yang sederhana.
Pengobatan dengan antibiotik dilaporkan mampu mengurangi risiko komplikasi hingga 31 persen. Artinya, ini bisa jadi pilihan pengobatan yang aman dan efektif.
Namun, tentunya pengobatan ini hanya bisa dilakukan jika radang usus buntu tidak menimbulkan gejala yang mengganggu dan segera hilang.
Jika kamu kerap merasakan nyeri pada perut kanan bawah, tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Punya pertanyaan seputar usus buntu atau masalah pencernaan lain? Konsultasikan dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ saja.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Makanan untuk sakit maag adalah makanan yang bisa membunuh bakteri H. pylori penyebab maag. Makanan-makanan tersebut antara lain brokoli, yogurt, sereal dan gandum, kacang-kacangan, dsb.
Tips puasa bagi penderita asam lambung sangat penting diperhatikan, dari memilih jenis makanan, memperhatikan porsi makan, hingga cara konsumsi obat. Dengan langkah-langkah tepat, bulan penuh berkah ini tidaklah mustahil untuk dijalani.
Obat cacing biasa dikonsumsi untuk mencegah dan mengatasi cacingan. Contoh obat cacing adalah levamisole.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved