Cara mengobati mata minus cukup beragam. Anda bisa memilih untuk mengobati mata minus dengan teknologi medis seperti melakukan bedah LASIK, PRK, LASEK, hingga orthokeratology.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
24 Jan 2020
Menghilangkan mata minus adalah keinginan banyak para pengguna kacamata
Table of Content
Mata minus atau rabun jauh telah menjadi salah satu gangguan mata yang paling sering terjadi dan dialami oleh berbagai kalangan usia. Anda mungkin adalah salah satu orang yang mengalaminya!
Advertisement
Penggunaan kacamata selalu menjadi solusi utama untuk melihat dengan jelas bagi penderita mata minus. Namun, pernahkan Anda berbipikir, adakah cara menghilangkan mata minus secara permanen tanpa perlu menggunakan kacamata?
Baca Juga
Salah satu cara mengobati mata minus tanpa kacamata adalah dengan melakukan bedah implan lensa. Berkat kemajuan teknologi medis, teknik bedah ini bisa mengatasi mata minus dan Anda tidak perlu lagi menggunakan kacamata.
Bedah ini mengatasi miopi dengan memasukkan lensa buatan ke dalam mata melalui sayatan kecil di kornea dan disertai dengan penggunaan obat bius. Akan tetapi bedah ini masih tergolong baru dan membutuhkan penelitian lebih banyak lagi.
Secara umum, terdapat dua tipe bedah implan lensa, yaitu:
Beberapa efek samping yang bisa timbul akibat dari bedah implan lensa adalah:
Bila Anda ragu, Anda dapat mencoba alternatif lain yang, meski tidak dapat menghilangkan mata minus secara sempurna, tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan mata minus.
Cara menghilangkan mata minus di bawah ini mungkin masih mengharuskan Anda menggunakan kacamata.
LASIK merupakan bedah yang cukup dikenal dalam masyarakat sebagai cara menghilangkan mata minus.
Operasi LASIK melibatkan pembuatan lipatan di lapisan luar kornea yang bisa dipasang kembali dan penggunaan laser untuk meratakan bagian dalam kornea yang cembung.
Operasi ini memiliki masa pemulihan yang cepat dengan efek samping atau rasa nyeri yang sedikit. Namun, bedah LASIK hanya dapat dilangsungkan jika Anda memiliki kornea mata yang tebal.
Pada bedah PRK, dokter akan menghilangkan bagian jaringan luar kornea atau epitelium mata dan setelahnya mengubah bentuk dari kornea. Epitelium tersebut tidak diganti dan akan tumbuh kembali sendirinya.
Berbeda dengan LASIK, cara menghilangkan mata minus dengan operasi PRK bisa dilakukan meskipun Anda memiliki kornea yang tipis. Hanya saja, bedah PRK memerlukan waktu berbulan-bulan untuk sembuh total dan terasa lebih nyeri.
Selain PRK, LASEK adalah cara menghilangkan mata minus lain yang bisa dicoba jika Anda memiliki kornea yang tipis. Saat operasi LASEK, dokter akan membuat lipatan di bagian epitelium dan menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea.
Berbeda dengan PRK, pada operasi LASEK, lapisan epitelium mata yang disayat akan diganti.
Selain bedah, terdapat cara lain untuk menghilangkan mata minus, yaitu dengan orthokeratology.
Metode ini menggunakan lensa kontak yang kaku dan dapat ditembus oleh gas selama beberapa jam per harinya sampai lekukan di kornea merata. Perlahan-lahan, frekuensi pemakaian lensa kontak ini akan berkurang. Cara kerjanya mirip seperti kawat gigi atau behel yang menjaga di posisinya.
Akan tetapi, Anda tidak boleh berhenti menerapkan metode ini karena jika tidak dilakukan, bentuk kornea akan kembali seperti semula.
Tidak suka kacamata dan malas menjalani orthokeratology? Anda bisa mencoba menggunakan lensa kontak biasa sebagai cara menghilangkan mata minus tanpa kacamata.
Lensa kontak biasa perlu dipakai setiap kali Anda akan beraktivitas dan perlu secara rutin dibersihkan. Pilihlah jenis lensa kontak yang nyaman dan sesuai dengan ukuran mata Anda.
Lensa kontak jenis ini digunakan untuk menghilangkan mata minus dengan cara membuat mata Anda fokus pada bagian sisi retina. Meskipun demikian, masih diperlukan riset lebih lanjut untuk memastikan efektivitasnya.
Salep atropine dengan dosis rendah (0,01%) akan diberikan ke mata untuk menghambat perkembangan dari mata minus. Salep ini umum dipakai untuk melebarkan pupil mata saat pemeriksaan mata atau seusai bedah mata.
Baca Juga
Bentuk bola mata yang memanjang atau bentuk korena (bagian depan mata) yang membuat jarak dengan retina (bagian belakang mata) menjadi terlalu jauh bisa jadi penyebab rabun jauh.
Namun, faktor keturunan, kebiasaan membaca, ataupun menonton terlalu dekat juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami mata minus.
Tak perlu khawatir, penderita rabun jauh tetap bisa kembali melihat dengan jelas.
Cara mengobati rabun jauh yang paling umum adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak minus secara rutin. Akan tetapi, penggunaan alat bantu penglihatan ini bukanlah cara untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan mata minus yang sebenarnya.
Minus yang Anda miliki bisa hilang dan dapat kembali melihat jelas tanpa bantuan kacamata setelah menjalani operasi untuk gangguan refraksi mata. Operasi refraksi dapat mengembalikan bentuk kornea mata agar Anda bisa kembali melihat objek dengan fokus yang jelas.
Selalu konsultasikan ke dokter sebelum memilih salah satu cara menghilangkan mata minus di atas. Bila Anda memilih bedah, maka pastikan bahwa Anda memenuhi syarat untuk menjalani bedah serta telah memahami prosedur dan efek sampingnya.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Ada perbedaan dari gejala chikungunya dan DBD. Penyebab keduanya adalah virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes. Namun, gejala chikungunya yang dominan adalah nyeri sendi. Ini bisa menetap beberapa bulan bahkan tahunan setelah infeksi terjadi.
25 Feb 2022
Autisme adalah nama untuk kondisi penyakit, seperti sindrom Asperger, yang memengaruhi interaksi sosial, komunikasi, ketertarikan, dan sikap. Beberapa penyandang autisme mengatakan bahwa dunia tampak seperti sesuatu yang luar biasa dan menyebabkan mereka merasa gelisah.
6 Apr 2023
Sakit jantung dan asam lambung sama-sama menyebabkan nyeri dada. Namun, ada perbedaan dari keduanya. Perbedaan sakit jantung dan asam lambung terletak di efek setelah minum obat.
16 Mar 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved