Jangan pernah malu, apalagi kecil hati, jika Anda seorang kutu buku. Faktanya, manfaat membaca buku, bisa menyehatkan kesehatan fisik serta mental! Mulai dari menghilangkan stres, hingga meningkatkan kesehatan otak, mari kenali manfaat membaca buku.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
9 Jan 2020
Salah satu manfaat membaca buku yang sangat mengejutkan ialah, meningkatkan angka harapan hidup.
Table of Content
Selama ini, membaca buku dilakukan untuk memperluas ilmu pengetahuan, menghilangkan kebosanan, hingga mengasah imajinasi. Banyak yang tidak tahu, ternyata manfaat membaca buku, sangatlah baik untuk kesehatan fisik dan juga mental pembacanya. Bagaimana penjelasannya secara medis?
Advertisement
Sebenarnya, apa yang didapatkan oleh kutu buku, dari manfaat membaca buku? Apakah hanya kepuasan semata, atau memang benar-benar ada manfaat kesehatan yang dapat diambil?
Ternyata, membaca buku dapat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Seperti inilah penjelasan mengenai dampak positif membaca buku pada otak dan tubuh Anda.
Aktivitas membaca buku, melibatkan jaringan dan sinyal rumit di dalam otak. Saat Anda sudah bisa membaca dengan baik, maka jaringan-jaringan itu juga semakin menguat.
Dalam sebuah studi, para partisipan diminta untuk membaca novel, selama 9 hari penuh. Ternyata, setelah dilakukan pemeriksaan MRI pada otak, berhasil menunjukkan bahwa kinerja korteks somatosensor (bagian otak yang merespons sensasi fisik), meningkat.
Penelitian membuktikan, orang-orang yang suka membaca buku fiksi, terutama yang memfokuskan jalan ceritanya pada seorang karakter, merasakan peningkatan kemampuan untuk memahami perasaan dan kepercayaan orang di sekitarnya.
Para peneliti menyebut hal ini sebagai “teori pikiran”, yakni kemampuan seseorang dalam membangun, menavigasi, dan mempertahankan hubungan sosial dengan sekitarnya.
Namun, manfaat membaca buku yang satu ini, tidak akan bisa dirasakan dengan instan. Seseorang perlu membiasakan diri untuk membaca, dalam waktu jangka panjang, hingga akhirnya, kemampuan berempati mereka meningkat.
Rasa stres ternyata bisa berkontribusi sebanyak 60% terhadap seluruh penyakit. Buktinya, stres bisa meningkatkan risiko terserang stroke selama 50%, dan serangan jantung sebanyak 40%.
Menurut sebuah penelitian dari University of Sussex, Inggris, membaca dapat menurunkan stres hingga 68%. Diketahui, mendengar musik dan jalan kaki, juga bisa meredakan stres, namun tidak seampuh membaca buku.
Para peneliti dari universitas itu membuktikan, orang yang membaca buku, setidaknya selama 6 menit, mengalami penurunan detak jantung maupun ketegangan otot.
Seiring bertambahnya usia, tentu fungsi otak akan semakin menurun. Hal-hal mudah seperti mengingat nama orang, akan terasa sulit dilakukan.
Berdasdarkan beberapa studi, membaca buku bermanfaat dalam memperlambat penurunan kognitif dan bahkan mencegahnya. Bahkan, gangguan kognitif seperti Alzheimer, dapat dicegah.
Pada 2013, sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti di Rush University Medical Center, Amerika Serikat, menemukan bahwa membaca buku juga dapat memperlambat demensia.
Dalam studi itu, dari 294 responden, mayoritas adalah orang-orang dewasa yang sudah berusia 89 tahun.
Jika sebelum tidur Anda masih memiliki kebiasaan main handphone, ada baiknya kini mengganti gadget dengan buku. Penelitian membuktikan, membaca buku fisik (bukan dari gadget), mampu meningkatkan kualitas tidur. Bagaimana bisa?
Menurut dokter di Mayo Clinic, menciptakan ritual sebelum tidur, seperti membaca buku, dapat memudahkan transisi tubuh, dari kondisi terjaga menjadi mengantuk.
Dibandingkan dengan bermain handphone sebelum tidur, lebih baik Anda membaca buku saja. Sebab, main handphone sambil menunggu ngantuk, bisa mengurangi durasi tidur dan menurunkan kualitas tidur.
Banyak sekali kutipan atau kata-kata mutiara yang menyarankan masyarakat membaca, agar lebih pandai dan jendela dunia pun terbuka. Saran tersebut benar adanya. Banyak studi yang membuktikan bahwa membaca, bisa membantu Anda, menambah daftar kosakata yang dikuasai.
Lebih dari itu, penelitian lainnya menunjukkan, orang yang memiliki kemampuan baca yang baik sejak dini, berpotensi menjadi lebih pandai saat sudah dewasa. Studi tahun 2014 juga membuktikan, anak-anak yang sudah bisa membaca buku sejak 7 tahun, mendapatkan nilai yang lebih tinggi saat tes IQ, di kemudian hari.
Para pengidap gangguan mental depresi, terkadang merasa terisolasi dan “terpisah” dari orang lain. Ternyata, manfaat membaca buku, bisa meredakan gejala depresi yang mereka rasakan tersebut.
Terutama buku-buku novel fiksi, yang membuat pembacanya “menyelam” ke dalam dunia imajinasi. Hal ini dipercaya bisa membantu pengidap depresi menciptakan strategi tertentu dalam mengalahkan depresi.
Itulah sebabnya Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, memulai program bernama Reading Well. Melalui program ini, ahli medis akan merekomendasikan jenis buku, untuk mengobati beberapa kondisi medis tertentu.
Walau sulit dipercaya, faktanya ada sebuah studi yang dilakukan selama 12 tahun, yang membuktikan bahwa salah satu manfaat membaca buku adalah membuat panjang umur. Tidak main-main, studi ini diikuti oleh lebih dari 3.000 responden dewasa.
Hasilnya, mereka yang hobi membaca buku, hidup 2 tahun lebih lama, dibandingkan yang tidak membaca buku maupun majalah sama sekali.
Studi ini juga menyimpulkan, membaca buku selama 3 setengah jam setiap minggu, 23% lebih mungkin untuk panjang umur.
Baca Juga
Membaca buku, terutama yang menyajikan ilmu pengetahuan, adalah kegiatan yang baik, tidak hanya untuk kesehatan mental, tapi juga fisik. Tidak ada salahnya, menyisihkan waktu dalam satu hari, untuk membaca buku.
Tidak ada kata terlambat, untuk merasakan manfaat membaca buku. Anda tak harus menjadi kutu buku untuk merasakan manfaat membaca buku.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Cara menghilangkan suara serak bisa dilakukan dengan menjaga kelembapan udara, konsumsi permen pelega tenggorokan, hingga berkumur dengan air garam. Anda juga harus menghindari penyebab suara serak, salah satunya merokok.
25 Jan 2020
Masyarakat Batak Toba memiliki bumbu khas berupa merica yang disebut andaliman. Selain dijadikan sebagai bumbu masakan, Andaliman juga sering digunakan sebagai bahan obat herbal.
1 Okt 2020
Ada beragam makanan penurun darah tinggi yang bisa dikonsumsi penderita hipertensi, mulai dari yogurt, buah-buahan berry, sayur bit, ubi jalar, hingga sayuran berdaun hijau.
31 Mar 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved