Memberikan MPASI pada bayi memiliki ketentuan yang harus diperhatikan para orangtua, mulai dari pilihan menu makanan pendamping ASI yang tepat hingga cara pemberian yang efektif.
3 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Makanan MPASI bayi yang umum pada sekitar usia 6 bulan berbentuk bubur
Table of Content
Periode pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) pertama bisa menjadi masa yang paling menyenangkan dan seru. Memasuki usia di atas 6 bulan, makanan bayi tidak lagi hanya dari program ASI eksklusif atau susu formula, tetapi akan diselingi dengan variasi makanan pendamping ASI yang lezat dan bergizi.
Advertisement
MPASI adalah makanan pendamping ASI yang diberikan pada bayi mulai usia sekitar 6 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi, mulai dari protein, energi hingga mikronutrien untuk bayi. Pemberian MPASI pada anak haruslah disiapkan dengan cara, bahan dan ketentuan yang tepat.
IDAI dan WHO merekomendasikan jika pemberian MPASI dilakukan pada usia 6 bulan. Namun, pada kondisi tertentu, bayi bisa mulai diberi MPASI setelah kesiapan makannya dinilai oleh dokter.
Apa saja makanan bayi 6 bulan yang bisa dikenalkan dan cara-cara terbaiknya? Mari pahami terlebih dahulu 9 cara memulai MPASI dengan makanan bayi yang tepat beserta aturan dan ketentuannya sebagai berikut.
Pertama-tama, pastikan dulu bayi sudah siap untuk menerima makanan bayi solid atau semi padat dengan kriteria-kriteria berikut ini:
Perlu diingat bahwa bayi berusia 6 bulan masih membutuhkan nutrisi utama dari ASI atau susu formula. Makanan padat hanya berfungsi sebagai tambahan, dan Anda masih tetap harus memberikan banyak ASI atau susu formula.
Bayi berusia 6 bulan berada dalam tahapan pertumbuhan yang cepat dan membutuhkan lebih banyak energi dan nutrisi daripada usia-usia lainnya. Maka dari itu, pastikan Anda memberikan makanan padat pada bayi setelah selesai menyusui mereka, atau di luar jadwal menyusu, supaya bayi Anda tetap mendapat cukup susu.
Dalam menyiapkan makanan untuk MPASI, tawarkan bayi makanan dengan bahan tunggal yang tak mengandum garam dan gula. Setelah memberi bayi makan, tunggulah selama 3-5 hari untuk melihat apakah bayi menunjukkan reaksi, seperti ruam, muntah atau diare setelah diberi makan ataukah tidak.
Jika tidak, maka setelah memperkenalkan dengan makanan bahan tunggal, Anda dapat memberinya makanan dalam kombinasi. Penting dalam memperhatikan nutrisi untuk si Kecil, bagi perkembangan otak maupun tubuhnya. Zat besi dan zinc menjadi nutrisi yang sangat bermanfaat untuk bayi pada paru kedua tahun pertamanya.
Sereal sering menjadi salah satu alternatif makanan bayi 6 bulan yang ideal, terutama jenis sereal yang sudah diperkaya dengan zat besi. Sereal umumnya tidak berasa, mudah disiapkan, dan tidak rentan alergi.
Jangan memasukkan sereal dalam botol susu. Sebaiknya, campurkan sereal dengan susu atau air putih dan berikan sereal dengan sendok. Jika Anda menyusui, jangan campurkan ASI dengan sereal saat pertama memberikannya. Tunggu hingga bayi menunjukkan tanda-tanda menginginkannya baru Anda berikan.
Selain itu, akan menjadi sia-sia jika Anda membuang ASI Anda, maka dari itu campurkan sereal dengan sedikit air terlebih dahulu. Jika bayi Anda mau mengonsumsinya, cobalah untuk mencampurkannya dengan ASI. Ini menjadi pilihan yang baik sebagai makanan pendamping ASI (MPASI).
Masa MPASI adalah tahap alami bagi anak yang menginjak usia diatas 6 bulan. Akan tetapi, latihan demi latihan tetap harus dilakukan supaya bayi mahir menyantap makanan bayi. Jangan paksakan baik dari porsi, kecepatan makan, atau variasi makanan. Mulai dengan sabar dan perlahan, supaya anak menyukai sesi makan setiap saat.
Perkenalkan buah dan sayuran sebagai makanan bayi secara bergantian atau satu persatu. Anda harus memperhatikan reaksi bayi terhadap jenis buah atau sayur tertentu, misalnya dari segi tekstur, rasa, alergi, hingga kualitas fesesnya.
Susu sapi dan madu tidak disarankan sebagai makanan bayi jika bayi belum memasuki usia 1 tahun. Pasalnya, sistem pencernaan bayi belum siap untuk menerima susu sapi sehingga dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah kesehatan. Sedangkan madu termasuk jenis makanan yang bisa menyebabkan risiko botulisme.
Perhatikan tanda-tanda jika bayi sudah kenyang, antara lain:
Ingat kalau bayi hanya memerlukan sedikit porsi saat memulai masa MPASI. Hentikan jika bayi menunjukkan tanda-tanda kenyang dan jangan diforsir.
Makanan bayi yang umum pada sekitar usia 6 bulan adalah berbentuk bubur. Contohnya, sereal, puree atau makanan yang dihaluskan, makanan semi padat (seperti kentang rebus yang dihancurkan), dan semacamnya.
Memasuki usia 9 bulan, orangtua boleh memperkenalkan finger foods atau makanan bayi padat yang mudah terurai di dalam mulut. Hal ini baik untuk melatih otot motorik tangan dan daya kognitifnya. Sebagai contoh, Anda bisa memberikan brokoli atau wortel rebus, keju, atau camilan bayi.
Bayi sering menolak makanan padat pertamanya karena rasa dan tekstur yang baru. Jika bayi menolak makanan, jangan sampai Anda memaksanya. Tunggu dan cobalah lagi dalam waktu seminggu ke depan. Namun, jika masalah teresbut terus berlanjut maka Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan hal tersebut bukanlah suatu pertanda yang berbahaya dan untuk mencegah kondisi semakin memburuk.
Setelah mengetahui aturan penting dalam memulai MPASI, hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah terkait menu makanan pendamping ASI yang akan diberikan. Pilihlah bahan makanan yang bergizi tinggi, kaya akan karbohidrat, protein dan mineral untuk menu MPASI si Kecil.
Berikut menu makanan pendamping ASI yang bisa Anda berikan kepada si Kecil guna mencukupi nutrisi untuk tumbuh kembang bayi.
Penulis:
dr. Dicky Iskandar Nadeak, Sp.A
Dokter Spesialis Anak, RS Agung Jakarta.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Sunat pada bayi merupakan salah satu prosedur yang cukup aman dilakukan. Manfaatnya dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih hingga menjaga kesehatan penis.
Perut bayi kembung dan berbunyi bisa terjadi karena gas, konstipasi, pemakaian antibiotik, hingga kondisi medis serius yang membutuhkan operasi.
Sebenarnya tidak ada larangan ibu menyusui makan sushi. Terlebih jika sudah tahu betul cara pengolahan di restoran Jepang langganan. Bahkan ketika menu yang dikonsumsi mengandung ikan mentah atau setengah matang sekalipun, bukan masalah. Sebab, tidak akan berpengaruh secara langsung ke bayi lewat ASI.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved