logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Sex & Relationship

7 Mitos Tentang HIV AIDS yang Belum Tentu Benar

open-summary

Mitos tentang HIV dan AIDS yang paling banyak beredar adalah penularan terjadi dengan bersentuhan dengan penderitanya


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

26 Apr 2023

Mitos tentang HIV AIDS

Paling penting, bersentuhan dengan penderita HIV tidak akan tertular

Table of Content

Anda tentu sudah sering mendengar tentang HIV dan AIDS. Kondisi ini disebabkan oleh virus yang menyerang sistem imunitas tubuh sehingga mudah terserang penyakit. Sampai saat ini, HIV AIDS belum ditemukan obatnya.

Advertisement

Ada begitu banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai HIV dan AIDS. Mulai dari penularan HIV, gejala HIV, kelompok penderita, hingga akibat dari infeksi HIV. Berikut adalah mitos-mitos mengenai HIV dan AIDS yang masih umum dipercaya oleh masyarakat, beserta faktanya.

Mitos atau Fakta #1: Tertular HIV merupakan vonis mati

Jawabannya: Mitos. 

Saat ini, orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) memiliki harapan hidup yang sama dengan orang biasa. Kemunculan obat antiretroviral atau ARV membuat ODHIV tetap dapat menjalani aktivitas dan berkarya. Dengan catatan, obat tersebut harus teratur diminum seumur hidup.

Mitos atau Fakta #2: HIV sama dengan AIDS

Jawabannya: Mitos. 

HIV tidak sama dengan AIDS. HIV atau human immunodeficiency virus dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sementara itu, AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome adalah fase terparah yang bisa dialami oleh penderita HIV.

AIDS memang disebabkan oleh HIV. Dengan terapi ARV dan hidup sehat, orang yang terinfeksi HIV bisa terhindar dari AIDS.

Mitos atau Fakta #3: Menyentuh dan berdekatan dengan ODHIV bisa tertular HIV juga

Jawabannya: Mitos. 

HIV tidak bisa ditularkan melalui interaksi biasa. Anda tidak akan tertular HIV setelah bersentuhan dengan penderitanya maupun tinggal serumah dengannya.

HIV hanya bisa ditularkan melalui kontak seksual, transfusi darah, darah yang terinfeksi, pemberian ASI, dan penggunaan jarum yang sama dengan penderita HIV. Selain itu, proses persalinan pun meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu ke bayi

Oleh sebab itu, Anda tidak akan tertular jika berbagi alat makan dengan penderita HIV, berpelukan, menggunakan alat olahraga yang sama, atau menggunakan toilet yang sama. Ibu hamil yang mengonsumsi ARV, berpeluang lebih kecil untuk menularkan HIV pada bayinya.

Mitos atau Fakta #4: Nyamuk dapat menjadi perantara HIV

Jawabannya: Mitos.

Nyamuk sama sekali tidak berkontribusi dalam penularan virus HIV. Nyamuk dan serangga lain, tidak menginjeksi darah yang sudah diisapnya dari orang lain.

Mitos atau Fakta #5: Orang yang tertular HIV terlihat dari fisiknya

Jawabannya: Mitos.

Gejala atau tanda HIV sulit untuk dikenali. Satu-satunya cara untuk mengetahui infeksi HIV adalah melalui tes darah. Oleh sebab itu, penting bagi untuk rutin menjalani pemeriksaan darah dan mengetahui status HIV Anda.

Mitos atau Fakta #6: HIV dan AIDS merupakan infeksi kelompok pria homoseksual

Jawabannya: Mitos.

Kelompok pria gay dan biseksual memang salah satu populasi kunci untuk HIV dan AIDS. Walau begitu, infeksi ini bisa menyerang semua kalangan, tanpa memandang orientasi seksual.

Hingga tahun 2017 saja, kelompok ibu rumah tangga termasuk yang paling banyak menderita AIDS.  Data ini diambil dari laporan perkembangan HIV di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan RI.

Mitos atau Fakta #7: Seks oral dan ‘French kiss’ dapat menularkan HIV

Jawabannya: Fakta.

Hubungan seks anal dan vaginal memang menjadi salah satu faktor risiko utama penularan HIV. Meski demikian, seks oral dan berciuman, juga memiliki potensi penularan walau jarang terjadi.

Virus masuk melalui membran mukosa di mulut, apabila seks oral dilakukan secara tidak aman. Berciuman juga bisa meningkatkan risiko penularan, apabila mulut mengalami luka (sariawan) pada pasangan yang berciuman dan salah satunya merupakan orang yang positif HIV. HIV tidak berpindah melalui air liur, melainkan darah pada bagian mulut yang sama-sama mengalami luka.

Yang terpenting, pastikan Anda dan pasangan rutin mengonsumsi ARV, jika positif HIV. Selain itu, mengetahui status HIV pasangan, juga merupakan hal yang baik.

Itulah beberapa mitos dan fakta mengenai HIV dan AIDS. Penting bagi Anda untuk memahami mitos dan fakta di atas, serta mengedukasi orang-orang di sekitar Anda mengenai HIV dan AIDS.

Dengan mengenali mitos ini, Anda yang bukan penderita HIV, tetap bisa berteman baik dengan penderita HIV. Sementara itu, jika terinfeksi virus tersebut, Anda dapat lebih berhati-hati untuk tidak menularkan kepada orang lain.

Baca juga: HIV AIDS: Mengenal Virus HIV

Catatan dari SehatQ

Pasangan dengan infeksi HIV tetap disarankan menggunakan kondom saat berhubungan seks. Biarpun kecil, tetap ada kemungkinan penularan virus saat berhubungan seks.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar HIV dan penularannya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

hivaidsmitosbedah mitos

Ditulis oleh Arif Putra

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved