Mitos tentang HIV dan AIDS yang paling banyak beredar adalah penularan terjadi dengan bersentuhan dengan penderitanya
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
26 Apr 2023
Paling penting, bersentuhan dengan penderita HIV tidak akan tertular
Table of Content
Anda tentu sudah sering mendengar tentang HIV dan AIDS. Kondisi ini disebabkan oleh virus yang menyerang sistem imunitas tubuh sehingga mudah terserang penyakit. Sampai saat ini, HIV AIDS belum ditemukan obatnya.
Advertisement
Ada begitu banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai HIV dan AIDS. Mulai dari penularan HIV, gejala HIV, kelompok penderita, hingga akibat dari infeksi HIV. Berikut adalah mitos-mitos mengenai HIV dan AIDS yang masih umum dipercaya oleh masyarakat, beserta faktanya.
Jawabannya: Mitos.
Saat ini, orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) memiliki harapan hidup yang sama dengan orang biasa. Kemunculan obat antiretroviral atau ARV membuat ODHIV tetap dapat menjalani aktivitas dan berkarya. Dengan catatan, obat tersebut harus teratur diminum seumur hidup.
Jawabannya: Mitos.
HIV tidak sama dengan AIDS. HIV atau human immunodeficiency virus dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sementara itu, AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome adalah fase terparah yang bisa dialami oleh penderita HIV.
AIDS memang disebabkan oleh HIV. Dengan terapi ARV dan hidup sehat, orang yang terinfeksi HIV bisa terhindar dari AIDS.
Jawabannya: Mitos.
HIV tidak bisa ditularkan melalui interaksi biasa. Anda tidak akan tertular HIV setelah bersentuhan dengan penderitanya maupun tinggal serumah dengannya.
HIV hanya bisa ditularkan melalui kontak seksual, transfusi darah, darah yang terinfeksi, pemberian ASI, dan penggunaan jarum yang sama dengan penderita HIV. Selain itu, proses persalinan pun meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu ke bayi.
Oleh sebab itu, Anda tidak akan tertular jika berbagi alat makan dengan penderita HIV, berpelukan, menggunakan alat olahraga yang sama, atau menggunakan toilet yang sama. Ibu hamil yang mengonsumsi ARV, berpeluang lebih kecil untuk menularkan HIV pada bayinya.
Jawabannya: Mitos.
Nyamuk sama sekali tidak berkontribusi dalam penularan virus HIV. Nyamuk dan serangga lain, tidak menginjeksi darah yang sudah diisapnya dari orang lain.
Jawabannya: Mitos.
Gejala atau tanda HIV sulit untuk dikenali. Satu-satunya cara untuk mengetahui infeksi HIV adalah melalui tes darah. Oleh sebab itu, penting bagi untuk rutin menjalani pemeriksaan darah dan mengetahui status HIV Anda.
Jawabannya: Mitos.
Kelompok pria gay dan biseksual memang salah satu populasi kunci untuk HIV dan AIDS. Walau begitu, infeksi ini bisa menyerang semua kalangan, tanpa memandang orientasi seksual.
Hingga tahun 2017 saja, kelompok ibu rumah tangga termasuk yang paling banyak menderita AIDS. Data ini diambil dari laporan perkembangan HIV di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan RI.
Jawabannya: Fakta.
Hubungan seks anal dan vaginal memang menjadi salah satu faktor risiko utama penularan HIV. Meski demikian, seks oral dan berciuman, juga memiliki potensi penularan walau jarang terjadi.
Virus masuk melalui membran mukosa di mulut, apabila seks oral dilakukan secara tidak aman. Berciuman juga bisa meningkatkan risiko penularan, apabila mulut mengalami luka (sariawan) pada pasangan yang berciuman dan salah satunya merupakan orang yang positif HIV. HIV tidak berpindah melalui air liur, melainkan darah pada bagian mulut yang sama-sama mengalami luka.
Yang terpenting, pastikan Anda dan pasangan rutin mengonsumsi ARV, jika positif HIV. Selain itu, mengetahui status HIV pasangan, juga merupakan hal yang baik.
Itulah beberapa mitos dan fakta mengenai HIV dan AIDS. Penting bagi Anda untuk memahami mitos dan fakta di atas, serta mengedukasi orang-orang di sekitar Anda mengenai HIV dan AIDS.
Dengan mengenali mitos ini, Anda yang bukan penderita HIV, tetap bisa berteman baik dengan penderita HIV. Sementara itu, jika terinfeksi virus tersebut, Anda dapat lebih berhati-hati untuk tidak menularkan kepada orang lain.
Baca juga: HIV AIDS: Mengenal Virus HIV
Pasangan dengan infeksi HIV tetap disarankan menggunakan kondom saat berhubungan seks. Biarpun kecil, tetap ada kemungkinan penularan virus saat berhubungan seks.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar HIV dan penularannya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Viral load adalah istilah yang merujuk pada banyaknya virus dalam darah seseorang. Viral load menjadi istilah yang dekat dengan HIV/AIDS dan menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam pengobatan antiretroviral. Viral load yang tidak terdeteksi menunjukkan HIV dalam tubuh pasien terkendali dengan baik.
12 Agt 2020
Artis pengidap HIV dan AIDS antara lain Freddie Mercury, Jonatahn Van Ness, Magic Johnson dan Charlie Sheen. Usaha mereka untuk membeberkan kondisi kesehatan secara terbuka tentu tidak mudah. Ditambah, stigma tentang pengidap HIV dan AIDS masih sangat melekat di masyarakat.
23 Mar 2022
Apakah hamil muda boleh berhubungan? Faktanya, hal ini tidak membahayakan janin, asalkan Anda melakukannya tidak lebih dari 3 kali seminggu dan tidak melakukan seks anal.
3 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved