Sekolah PAUD adalah pendidikan usia dini untuk mempersiapkan anak sebelum masuk ke sekolah dasar (SD). Selain usia, terdapat pula indikator kesiapan yang harus orangtua perhatikan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
30 Apr 2023
Usia anak masuk PAUD bukan patokan kesiapan Si Kecil bersekolah.
Table of Content
Orangtua umumnya mendaftarkan anak ke sekolah PAUD sebelum masuk SD. Namun, usia anak PAUD di setiap negara berbeda-beda. Beberapa negara di Eropa, seperti Inggris dan Skotlandia mewajibkan anak masuk sekolah PAUD di usia 5 tahun, sedangkan Swedia pada usia 7 tahun.
Advertisement
Perbedaan tersebut muncul akibat adanya anggapan mengenai kesiapan otak anak yang paling baik untuk menerima pelajaran. Orangtua tentu harus memperhatikan tanda kesiapan anak. Lantas, berapakah usia anak masuk PAUD yang tepat?
PAUD singkatan dari pendidikan anak usia dini. Berbicara mengenai apa itu PAUD, institusi ini merupakan suatu upaya pemberian rangsangan pendidikan untuk mempersiapkan anak sebelum memasuki sekolah dasar (SD).
Semua anak berusia 0-6 tahun bisa mengikuti PAUD. Pendidikan usia dini ini memperkenalkan konsep belajar sambil bermain pada anak, sekaligus memupuk rasa cinta sekolah dan belajar dengan cara yang menyenangkan.
Penting bagi anak usia dini (golden age) untuk mendapat pendidikan melalui sekolah PAUD. Berikut adalah empat alasan pentingnya PAUD untuk anak.
PAUD dibedakan menjadi tiga jalur, yang meliputi pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudhatul athfal (RA), atau sederajat. Di dalamnya terdapat aturan yang mengikat dan harus ditaati.
Sementara itu, pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak, atau sederajat. Kegiatan yang dilakukan di dalamnya lebih banyak kegiatan fisik, seperti mewarnai atau bermain di luar ruangan.
Terakhir, ada pendidikan informal yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan sekitar.
Berbicara mengenai usia masuk PAUD, berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PAUD atau pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun.
Pendidikan tersebut dilakukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani beserta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Secara sederhana, PAUD merupakan pendidikan dasar yang dapat diperoleh anak sejak lahir, hingga sebelum ia dapat mengikuti program wajib belajar minimal di usia 6 tahun.
Jadi, pendidikan PAUD bisa dilakukan hingga ia berusia 6 tahun. Sejumlah daerah di Indonesia bahkan mulai menerapkan kebijakan wajib mengikuti PAUD selama 1 tahun sebagai prasyarat untuk anak masuk ke Sekolah Dasar.
Namun, sejumlah pakar pendidikan mengungkapkan bahwa lebih baik umur anak masuk PAUD tidak terlalu dini. Hal ini disebabkan oleh beragamnya tingkat kesiapan setiap anak untuk mulai bersekolah.
Sejatinya, kesiapan anak masuk PAUD tidak dapat diukur berdasarkan usia. Karena latar belakang budaya, gender, kepribadian, ekonomi, dan struktur keluarga sangat berpengaruh pada kesiapan masing-masing anak untuk menerima pelajaran di sekolah.
Suatu penelitian bahkan mengungkapkan anak laki-laki lebih sulit untuk beradaptasi di sekolah ketimbang anak perempuan. Lantas apa indikator yang tepat untuk mengetahui kesiapan anak masuk sekolah PAUD?
Sesuai dengan penjelasan di atas, indikator yang tepat untuk mengukur kesiapan anak bukanlah berdasarkan umur anak masuk PAUD.
Penting bagi orangtua untuk menyimak seberapa jauh kesiapan anak berhadapan dengan lingkungan luar, alih-alih hanya mempertimbangkan rasa percaya diri mereka untuk masuk PAUD.
Salah satu indikator kesiapan anak masuk sekolah yang dapat menjadi pertimbangan orangtua yaitu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti berbicara dengan jelas.
Saat anak mulai sanggup mengutarakan keinginannya dengan berbicara secara jelas, Anda dapat mempersiapkan mereka untuk memasuki pendidikan di luar keluarga.
Berbicara dengan jelas merupakan syarat utama agar si kecil dapat berinteraksi, sehingga tidak kebingungan ketika mengikuti pelajaran di sekolah PAUD.
Kemampuan anak dalam mengatasi masalah akan terus berkembang seiring pertumbuhan usianya. Kendati demikian, Anda juga dapat mempertimbangkan kemampuan si kecil dalam mengatasi masalah sederhana, sebelum ia menjadi anak PAUD.
Cukup perhatikan respons si kecil saat ia berbuat salah atau ingin memperbaiki sesuatu yang keliru, termasuk mencuci tangan yang kotor maupun mengelap tumpahan air.
Hal-hal sederhana seperti itu dapat jadi pertimbangan Anda melihat kesiapannya masuk pendidikan anak usia dini.
Salah satu kunci utama anak siap menghadapi lingkungan di luar keluarga inti seperti PAUD yaitu kesadaran si kecil untuk berbagi.
Perilaku ini dapat membuat si kecil lebih mudah beradaptasi dengan teman-temannya yang lain saat menjadi anak PAUD.
Indikator anak masuk PAUD adalah anak tidak takut untuk bermain bersama. Tidak sedikit anak yang masih ketakutan saat bertemu orang lain, sehingga kerap menimbulkan respons dengan menangis.
Sebagai orangtua, penting untuk memperkenalkan anak pada lingkungan luar selain keluarga inti sehingga mereka bisa mengetahui akan selalu ada orang baru yang hadir dalam kehidupannya.
Ketika anak mau berbagi dan bermain bersama teman lainnya, hal ini dapat mengindikasikan kesiapannya untuk mengikuti pelajaran di PAUD.
Ketika anak memiliki tanggung jawab untuk menjaga barang pribadi miliknya, hal tersebut juga dapat mengindikasikan kesiapannya dalam menghadapi lingkungan luar seperti PAUD. Mereka bisa memahami bahwa apa yang dimilikinya perlu dijaga.
Indikator penting lainnya seputar kesiapan anak masuk PAUD adalah kemampuan motorik anak.
Perhatikan kemampuan anak dalam memegang pensil, menulis nama, menggambar bentuk sederhana, memakai baju sendiri, menggunakan gunting hingga mengikat tali sepatu sendiri.
Jika mereka sanggup melakukannya secara mandiri, hal ini dapat mengindikasikan kesiapannya untuk menjadi anak PAUD.
Anak sudah siap masuk PAUD ketika mereka tahu harus pergi ke toilet apabila ingin buang air kecil atau buang air besar.
Indikator lainnya yang lebih penting dalam menunjukkan kesiapan sekolahnya adalah jika anak dapat menggunakan toilet secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
Baca Juga
Sekolah PAUD terdiri dari taman penitipan anak (TPA), playgroup (kelompok bermain), taman kanak-kanak (TK), atau sederajat. Anda dapat mendatangi sekolah PAUD terdekat untuk mendaftarkan anak.
Pendaftaran calon peserta didik harus memenuhi persyaratan berikut:
Sekolah PAUD memiliki berbagai manfaat untuk perkembangan anak, yakni:
Manfaat PAUD dapat mengajarkan anak untuk mengikuti arahan. Mereka akan mendengarkan dan belajar mengikuti arahan dari gurunya, seperti berbaris, mencuci tangan, atau berdoa.
Memasukkan anak ke sekolah PAUD membantu anak menyesuaikan diri sebelum masuk ke sekolah dasar.
Anak akan diperkenalkan dengan rutinitas sekolah, dan belajar disiplin sehingga nantinya lebih siap untuk pendidikan lebih lanjut.
PAUD dapat mengembangkan keterampilan emosional dan sosial anak. Keterampilan ini termasuk belajar untuk berbagi dan bergiliran, menunjukkan empati kepada sesama, dan mengatur emosinya sendiri.
Misalnya, anak-anak PAUD akan belajar duduk tenang saat mendengarkan guru bercerita tanpa menyela.
Sekolah PAUD memberi kesempatan bagi anak untuk belajar sambil bermain. Hal ini dapat mendorong anak untuk bereksplorasi dan menyukai belajar.
Anak PAUD mungkin melakukan berbagai kegiatan yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan di rumah.
Di PAUD, anak melakukan banyak kegiatan fisik yang dapat mendorong perkembangan motoriknya.
Perkembangan motorik dapat berpengaruh pada kemampuan belajar anak. Misalnya, keterampilan motorik halus diperlukan bagi anak untuk memegang pensil saat mewarnai atau menulis.
Sementara itu, keterampilan motorik kasar memungkinkan anak menyeimbangkan dan mengoordinasikan tubuhnya.
PAUD merupakan pendidikan usia dini untuk mempersiapkan anak sebelum masuk sekolah dasar. Pendidikan ini dapat membantu anak mengikuti arahan, meningkatkan perkembangan sosial dan emosional, serta memberi kesempatan belajar sambil bermain.
Usia anak masuk sekolah PAUD dapat dilakukan hingga 6 tahun. Namun, mereka harus menunjukkan tanda kesiapannya. Apabila merasa tidak yakin dengan kesiapan si kecil untuk masuk PAUD, Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog anak maupun psikolog pendidikan.
Sementara itu, jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar kesehatan anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Aditya Prasanda
Referensi
Artikel Terkait
Pembelajaran daring mungkin akan tetap diterapkan permanen oleh pemerintah walau pandemi COVID-19 berakhir. Metode ini menimbulkan tantangan bagi orangtua untuk mengoptimalkan proses belajar Si Kecil.
3 Jul 2020
Banyak anak yang tak lolos PPDB jadi kecewa dan munculnya perasaan gagal ini bisa memengaruhi kesehatan mentalnya. Sehingga, orangtua perlu menyikapinya secara bijak.
3 Jul 2020
Prestasi belajar anak dapat dilihat dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pencapaian ini sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
6 Jul 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved