Clean eating adalah pola makan yang memilih makanan yang belum melalui banyak proses pengolahan. Makanan yang dipilih biasanya masih segar dan belum banyak nutrisi yang hilang.
2023-03-19 08:43:09
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Memulai pola hidup sehat dengan mengurangi makanan olahan
Table of Content
Konsep clean eating sudah lama dikenal di banyak kalangan. Pola makan yang satu ini diklaim punya manfaat yang baik untuk tubuh. Mereka yang sudah melakukannya mengaku bisa menjaga berat tubuh ideal dan merasa lebih baik setelah menjalankan pola makan sehat ini.
Advertisement
Seperti apakah pola makan ini? Apakah ada manfaat dan risikonya untuk tubuh? Berikut ulasannya.
Secara harfiah, clean eating adalah memilih makanan yang paling dekat dengan bentuk alaminya. Jadi, alih-alih memilih makanan kemasan atau makanan kalengan, pola makan ini akan memilih jenis makanan alami yang segar dan utuh. Misalnya, bentuk daging ayam yang utuh dan bukan daging ayam beku atau yang telah diolah menjadi kornet atau sosis.
Namun, makna clean eating itu sendiri menjadi sangat luas dengan masing-masing interpretasi dari para pelakunya. Ada sebagian orang menilai makan makanan yang bersih itu hanyalah membatasi makanan olahan. Sebagian lainnya menilai bahwa pola diet bersih ini juga termasuk menghilangkan asupan gluten, gula, bahkan susu.
Biarpun banyak pendapat, makan makanan “bersih” ini tetaplah punya satu benang merah. Lebih banyak yang setuju jika konsep clean eating ini mengurangi bahkan melarang mengonsumsi makanan dengan kandungan zat adiktif.
Saat melakukan diet ini, potensi untuk terhindar dari makanan berbahaya tentu sangat besar. Pasalnya, Anda hanya akan mengonsumsi buah, sayur, dan biji-bijian yang belum banyak melalui proses pengolahan. Tentu saja hal ini bisa membantu menurunkan berat badan dengan lebih cepat.
Memang belum ada sebuah penelitian yang menghubungkan manfaat pola diet ini dengan kesehatan. Namun, tetap ada data bahwa clean eating mampu menurunkan risiko penyakit mematikan.
Sebuah studi melaporkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan punya 10 persen potensi lebih tinggi terserang penyakit jantung koroner dan kardiovaskular.
Di sisi lain, tetap ada risiko yang bisa muncul saat orang sangat berpegang teguh untuk hanya makan sesuatu yang “benar-benar bersih”. Obsesi tersebut bisa malah merusak hidup sehat yang sebenarnya.
Orang yang menerapkan metode hidup sehat ini bisa jadi benar-benar ogah makan makanan yang diproses. Malahan, sejumlah orang merasa bersalah saat mereka mengonsumsi makanan yang dianggap kotor. Padahal, tidak semua makanan yang diproses itu kotor dan tidak sehat. Beberapa makanan tetap punya nutrisi yang baik untuk tubuh.
Bagaimana caranya menerapkan clean eating dalam diet sehat sehari-hari? Simak panduan berikut ini:
Karbohidrat, seperti roti tawar, pasta, dan nasi, seringkali kehilangan nutrisinya karena proses pengolahan. Oleh karena itu, ganti pilihan Anda dengan roti tawar dari gandum serta nasi dari beras merah.
Atau, Anda dapat memilih jenis biji-bijian lain, seperti havermut, popcorn, barley, atau bulgur. Sedikit perubahan dalam karbohidrat yang dikonsumsi akan berdampak besar bagi kesehatan Anda.
Studi menunjukkan bahwa diet tinggi biji-bijian dapat menurunkan risiko dari berbagai penyakit. Mulai dari penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker usus besar.
Dua jenis makanan alami ini merupakan menu wajib dalam clean eating. Inti dari clean eating adalah semua produk yang Anda konsumsi harus segar dan alami. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa opsi sayuran dan buah beku masih diperbolehkan karena memiliki nutrisi yang terjaga.
Baca label kemasan untuk memastikan tidak terdapat tambahan gula atau garam. Selain itu, pilih buah utuh ketimbang jus.
Usahakan untuk setidaknya mengonsumsi 5-9 jenis buah dan sayuran per hari. Porsi ini tergantung pada apa jenis aktivitas fisik Anda dan jumlah kalori yang Anda butuhkan.
Pada dasarnya, clean eating adalah komitmen untuk mengonsumsi makanan bersih secara alami yang rendah garam dan gula.
Untuk menghindari gula atau garam tambahan, baca label makanan Anda sebelum membeli. Bahkan, dalam makanan yang tampaknya sehat, seperti yogurt atau saus tomat. Jenis makanan ini tetap bisa mengandung gula dan garam tambahan.
Perhatikan juga seberapa banyak garam dan gula yang Anda tambahkan ke dalam makanan atau minuman Anda.
Untuk menerapkan clean eating, Anda harus mengganti minuman ringan yang bersoda atau jus kemasan, dengan minuman yang rendah kalori. Air putih dan teh herbal bisa menjadi contohnya.
Air putih dapat mengendalikan rasa lapar dan membantu Anda merasa kenyang dalam waktu lama. Air putih juga bisa menangkal rasa lelah dan memberi Anda lebih banyak energi. Ingin air mineral Anda jadi lebih nikmat? Coba tambahkan beberapa tetes perasan lemon atau daun mint.
Produk sayuran atau buah-buahan organik umumnya menggunakan pestisida alami dan menghindari produk pertanian kimiawi. Menggunakan produk organik adalah cara terbaik untuk clean eating. Selain buah dan sayur, pertimbangkan juga produk daging dan susu.
Pelaku clean eating memilih produk organik atau pasar pertanian yang berlabel organik. Jika sulit mendapatkan asupan nutrisi protein untuk clean eating, Anda masih bisa mendapatkannya dari kacang-kacangan.
Itulah sejumlah informasi yang perlu diketahui dari clean eating. Biarpun cukup baik, cobalah berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter gizi sebelum mulai melakukannya. Dengan begitu, Anda tahu apa yang benar-benar boleh dilakukan dan baik untuk tubuh.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Makanan bagi ibu hamil muda selalu menjadi perhatian khusus jika ingin memiliki janin dan bayi yang sehat. Makanan yang mengandung asam folat, kalsium, zat besi, zinc, dan serat sangat penting untuk kehamilan. Sayur-sayuran dan buah-buahan organik juga menjadi makanan wajib yang baik untuk perkembangan janin.
Tak hanya lezat, kacang hijau juga mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk kesehatan. Terdapat beragam manfaat kacang hijau yang sayang untuk dilewatkan, seperti menjaga kesehatan jantung hingga baik untuk tekanan darah.
Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) sudah disesuaikan dengan kebutuhan gizi manusia. Pedoman ini mengacu dari hasil konferensi pangan sedunia tahun 1992 yang lalu.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved