Posisi bayi dalam kandungan bisa berubah-ubah. Persalinan macet atau distosia (dystocia) dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti badan bayi terlalu besar, bayi sungsang, jalan lahir terlalu kecil, atau masalah pada kontraksi.
14 Jun 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Posisi bayi dalam kandungan dapat diubah
Table of Content
Posisi bayi dalam kandungan akan berubah-ubah selama masa kehamilan dan umumnya akan mempertahankan satu posisi yang sama di usia kehamilan 36 minggu.
Advertisement
Posisi janin dalam kandungan yang ideal untuk melahirkan adalah kepala bayi di bawah, dengan sisi belakang kepala bayi mengarah ke depan (ke arah dinding perut ibu). Posisi ini disebut posisi anterior.
Posisi bayi lainnya dalam kandungan yang mungkin terjadi, yaitu posisi kepala di atas (sungsang), posisi melintang, dan posisi kepala di bawah tetapi bagian belakang kepala bayi mengarah ke belakang. Posisi bayi selain posisi anterior berisiko menyebabkan komplikasi dalam persalinan.
Baca Juga
Selama masa kehamilan, posisi bayi dalam kandungan biasanya akan bergerak dan berputar ke berbagai arah yang tak menentu. Bayi dalam kandungan umumnya mulai menempatkan posisi yang terbaik agar mudah keluar nantinya dari dalam kandungan saat menjelang hari kelahiran atau di minggu terakhir kehamilan.
Pada umumnya, dokter akan memberikan Anda persetujuan untuk melahirkan normal jika posisi kepala bayi dalam kandungan sudah ada di bawah. Idealnya, posisi kepala bayi akan berada didekat jalur lahir alias panggul ibu dengan dagu yang menempel di dadanya.
Posisi bayi yang normal di dalam kandungan seperti ini disebut dengan cephalic presentation atau posisi anterior. Kondisi ini akan memungkinkan bayi untuk keluar dengan posisi kepala terlebih dahulu. Sedangkan, posisi bayi yang tidak ideal di antaranya adalah posisi posterior, melintang, sungsang, hingga brow or face.
Setelah kepala berhasil dikeluarkan, proses lahirnya bayi akan dilanjutkan dengan keluarnya tubuh, tangan, sampai kakinya. Selain memudahkan proses melahirkan, posisi bayi seperti ini dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi persalinan.
Baca juga: Bumil Wajib Tahu, Cara Agar Bayi Cepat Masuk Panggul dan Kontraksi Lewat Induksi Alami
Biasanya, ibu hamil hanya melakukan langkah-langkah agar kepala bayi di bawah, namun kurang paham tentang pose anterior atau posterior. Agar Anda tidak bingung, berikut penjelasan mengenai kedua posisi tersebut.
Kepala bayi sudah berada di bawah dan bagian dagu janin menempel di dadanya. Sementara itu, wajah bayi dalam kandungan akan menghadap ke punggung ibu, sementara bagian punggung bayi sejajar dengan perut ibu.
Posisi bayi menghadap ke punggung ibu biasanya menetap ketika usia kandungan ibu sudah mencapai 36 minggu atau saat ruang gerak dalam rahim ibu sudah sangat terbatas sehingga calon bayi tidak bisa lagi berubah pose.
Posisi anterior mengindikasikan bayi sudah siap dilahirkan dengan proses yang relatif lancar. Posisi anterior memungkinkan bayi untuk menggunakan bagian terkecil kepalanya untuk merangsek ke leher rahim sehingga ikut membuka jalan lahir. Rasa sakit yang ibu rasakan selama menjalani proses persalinan Si Kecil pun akan minimal.
Posisi posterior menggambarkan kepala bayi berada di dekat jalan lahir, namun wajahnya menghadap perut ibu hamil, bukan punggung. Kondisi ini bisa terjadi pada sepertiga bayi yang siap dilahirkan melalui persalinan normal, terutama di fase pertama persalinan (pembukaan 1-3).
Kebanyakan bayi akan berputar ke posisi anterior seiring membukanya jalan lahir sehingga ibu tetap dapat melanjutkan persalinan tanpa kendala. Hanya saja, tidak sedikit bayi yang tetap berada pada pose posterior hingga dilahirkan sehingga meninggalkan rasa sakit punggung yang hebat pada ibu jelang persalinan.
Untuk mengurangi rasa sakit ini, dokter bisa memberikan epidural agar persalinan normal bisa dilanjutkan dan ibu bisa mengejan dengan baik. Bila tidak memungkinkan juga, Anda mungkin akan dirujuk untuk melahirkan lewat bedah operasi caesar.
Selain posisi posterior, posisi bayi dalam kandungan yang tidak ideal lainnya adalah:
Baca juga: Kenali Proses Pemeriksaan Leopold untuk Mengetahui Posisi Janin
Posisi bayi yang tidak normal dan menyulitkan persalinan di antaranya adalah posisi bayi sungsang dan bayi melintang. Lantas apakah posisi janin melintang, sungsang hingga posterior bisa berubah? Ya, beberapa cara dapat Anda lakukan untuk mengubah posisi bayi dalam kandungan.
Meskipun belum ada bukti studi ilmiah mengenai cara apa yang efektif, cara mengubah posisi bayi posterior ke anterior berikut tidak ada salahnya untuk dicoba karena mudah dan aman.
Mengatasi posisi janin miring bisa dengan gerakan pelvic tilt. Gerakan ini merupakan usaha untuk memiringkan posisi panggul. Awali dengan berbaring di atas lantai dengan kedua lutut ditekuk dan kaki menapak rata di lantai.
Angkat pinggul dan panggul, dengan punggung tetap menempel pada lantai. Anda bisa menahan posisi ini dengan meletakkan bantal secukupnya di bagian pinggang bawah atau bokong. Lakukan selama 10-20 menit sebanyak 3 kali sehari.
Gravitasi dapat membantu untuk mengubah posisi bayi. Anda dapat mencoba posisi sujud agar bayi masuk panggul, dan menahannya selama 10-15 menit. Senderkan kepala ke bantal agar posisi lebih nyaman.
Anda juga bisa mencoba posisi merangkak, lalu dengan perlahan mengayun badan Anda ke depan dan ke belakang sebagai gerakan agar bayi turun ke panggul. Atau, Anda juga dapat menahan posisi tangan tetap diam, lalu putar pinggul Anda secara perlahan.
Baca juga: Menungging Agar Posisi Kepala Bayi di Bawah, Efektifkah?
Bayi di dalam kandungan sudah sensitif terhadap suara dan musik. Mungkin Anda memerhatikan ada suara atau musik yang membuat gerak bayi lebih aktif. Arahkan sumber musik (misalnya speaker kecil atau headphone) ke bagian bawah perut Anda, dengan harapan bayi akan berputar mengikuti sumber suara
Bayi juga sensitif terhadap suhu. Anda dapat mencoba meletakkan kompres dingin di perut bagian atas sambil meletakkan kompres hangat di perut bagian bawah. Pastikan kompres tidak terlalu panas, agar kulit perut Anda tidak terluka.
Cara mengubah posisi bayi melintang dalam kandungan lainnya juga bisa melalui modifikasi posisi dalam kegiatan sehari-hari dengan cara berikut ini:
Lakukan cara-cara di atas sesering mungkin. Ketika tidur, Anda tidak perlu mengkhawatirkan mengubah posisi bayi. Pastikan Anda tidur dengan posisi miring dan tidak tidur telentang.
Jika Anda ingin berkonsultasi pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kondisi leher hitam saat hamil terjadi karena perubahan hormon yang merangsang produksi melanin (sel pembuat warna kulit). Hal ini umumnya normal dan akan menghilang setelah melahirkan.
Ukuran janin pada trimester 1 cenderung sangat kecil sehingga tidak tampak perubahannya pada ibu hamil. Ini dia perkembangan ukuran bayi dalam kandungan selama trimester 1.
Manfaat zat besi untuk ibu hamil tidak boleh diremehkan. Selain bisa mencegah anemia, mineral yang satu ini dianggap ampuh meningkatkan energi, memperkuat sistem kekebalan tubuh, hingga mengatasi rasa letih.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved