Sakit gusi adalah kondisi yang diakibatkan oleh gingivitis atau radang gusi. Salah satunya adalah impaksi makanan yang tersangkut antara gigi dan gusi. Namun, radang gusi juga dapat terjadi pada penderita penyakit HIV/AIDS dan Herpes Simpleks Tipe 1.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
7 Mei 2019
Sakit gusi ini umumnya disebabkan oleh radang gusi akut yang dapat dipicu oleh beberapa kondisi tertentu
Table of Content
Sakit gusi terjadi akibat gingivitis atau radang gusi. Kondisi ini dapat mengganggu dan menyebabkan gigi tanggal. Peradangan pada gusi diawali dari terbentuknya plak atau biofilm pada gigi. Plak ini berwarna transparan sehingga sulit dilihat dengan kasat mata. Plak terdiri atas kumpulan bakteri yang merangsang terjadinya radang lewat pengeluaran mediator inflamasi.
Advertisement
Saat terjadi radang pada gusi, gusi akan tampak membengkak, kemerahan dibandingkan kondisi gusi normal, dan mudah berdarah ketika menyikat gigi. Peradangan pada gusi umumnya bersifat kronis dan tidak menyebabkan sakit gusi. Inilah membuat kebanyakan orang terlambat menyadari dan baru datang ke dokter setelah ada keluhan seperti gigi goyang.
Baca Juga
Meski sebagian besar radang gusi bersifat kronis, ada pula peradangan gusi akut yang terjadi tiba-tiba dan menimbulkan sakit gusi. Peradangan gusi akut yang menyebabkan sakit gusi biasanya dipicu oleh kondisi-kondisi berikut.
Impaksi makanan adalah situasi ketika makanan yang kita kunyah tersangkut di antara dua gigi atau pada gusi. Umumnya, makanan berserat seperti daging paling sering mengalami impaksi. Keluhan yang Anda rasakan jika mengalami hal ini adalah sakit dan rasa tidak nyaman pada lokasi terjadinya impaksi.
Sakit dapat menghilang setelah beberapa saat dan kembali muncul ketika makan berikutnya. Sakit yang dirasakan akan hilang sepenuhnya apabila sisa makanan tersebut telah dikeluarkan. Selain sakit, jika didiamkan sisa makanan ini dapat menyebabkan karies. Anda dapat menghilangkannya dengan menggunakan tusuk gigi atau dental floss.
Infeksi perikoronitis akut adalah infeksi yang umum terjadi pada gigi yang erupsi (tumbuh) sebagian dan sebagian permukaannya ditutupi oleh jaringan gusi biasanya terjadi pada gigi geraham bungsu, atau geraham yang terletak paling ujung. Hal ini menyebabkan sakit gusi berat yang dirasakan tiba-tiba. Selain itu, sakit gusi juga dapat muncul saat Anda menutup mulut.
Pada kasus yang lebih berat, dapat terjadi keterbatasan untuk membuka mulut dan rasa sakit semakin parah saat mengunyah. Radang gusi ini memerlukan tindakan dokter untuk mengatasinya, misalnya dengan mencabut gigi yang berlawan sehingga mencegah trauma.
Anda dianjurkan untuk berkumur dengan cairan normal salin atau antibakteri. Pada kasus berat yang menyebabkan keterbatasan gerak mulut atau terjadi demam, penderita dapat diberikan obat antibiotik.
Sakit gusi akibat infeksi bakteri terjadi pada kondisi Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG) atau gingivitis ulseratif akut. Kondisi ini jarang ditemukan pada orang dengan daya tahan tubuh yang baik. Orang dengan imunokompromais (penurunan sistem kekebalan tubuh), seperti penderita HIV/AIDS dengan jumlah sel CD4 yang rendah dan malnutrisi kronis rentan mengalami kondisi ini.
Orang dengan HIV lebih rentan terserang kesehatan mulut, karena HIV sendiri membuat sistem imun tubuh sang penderita melemah. Akibatnya, infeksi sulit dikalahkan.
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 40-50% orang dengan HIV mengidap infeksi oral yang bisa menyebabkan komplikasi di mulut.
Dalam kondisi ini, rasa sakit umumnya dirasakan pada daerah perbatasan gusi, disertai adanya perdarahan dan jaringan nekrosis. Sakit yang dialami dapat akan terasa semakin parah saat makan dan menyikat gigi. Salah satu ciri khas pada ANUG adalah mulut yang berbau besi, dan terkadang dapat disertai demam serta malaise.
Sakit gusi juga dapat dialami pada anak yang terkena gingivostomatitis herpes primer. Penyakit ini adalah suatu infeksi dari virus herpes simpleks tipe 1 yang menyebabkan radang gusi. Gusi dan mukosa sekitar yang terinfeksi akan tampak kemerahan, berkilau, bengkak, dan dapat disertai perdarahan.
Pada masa awal, tampak lenting-lenting berukuran kecil dalam jumlah banyak pada gusi, permukaan rongga mulut, atau lidah. Setelah 24 jam lenting akan pecah, kemudian membentuk luka yang menyebabkan rasa sakit. Selain sakit gusi, anak juga dapat mengalami demam dan badan terasa lemas.
Advertisement
Ditulis oleh Giovanni Jessica
Referensi
Artikel Terkait
Sebaiknya Anda melakukan periksa gigi rutin setidaknya dua kali dalam setahun. Dengan melakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara berkala, Anda dapat terhindar dari berbagai penyakit mulut dan gigi yang bisa berbahaya.
16 Jun 2021
Ada kemungkinan gigi bungsu tumbuh menjadi impaksi yang menyebabkan berbagai gejala mengganggu, di antaranya rasa sakit, gusi bengkak, hingga bau mulut tak sedap. Apakah perlu dioperasi?
20 Sep 2022
Bahaya memakai behel antara lain membuat gusi mudah meradang dan kebersihan mulu jadi semakin sulit dijaga. Namun semua itu bisa dihindari selama Anda rutin kontrol ke dokter dan disiplin menjaga kebersihan rongga mulut.
28 Feb 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved