11 Hal yang Perlu Anda Ketahui saat Hamil Bayi Kembar

Proses kehamilan bayi kembar dan bayi tunggal dapat berbeda. Pada beberapa kasus, hamil bayi kembar memiliki beberapa risiko kesehatan yang perlu diwaspadai mulai dari morning sickness yang lebih parah hingga diabetes gestasional.
Mengenali beberapa fakta seputar kehamilan bayi kembar dapat membantu Anda untuk lebih waspada dalam menghadapi risiko yang mungkin muncul saat hamil bayi kembar. Berikut penjelasannya.
[[artikel-terkait]]
1. Hamil Bayi Kembar Lebih Mungkin Terjadi antara Usia 30-an hingga 40-an
Umumnya, hamil dalam rentang usia antara 30 hingga 40-an memang cukup sulit, tetapi dalam rentang usia ini kemungkinan memiliki bayi kembar lebih tinggi. Faktanya, setelah perempuan berusia 30-an hingga 40-an, siklus ovulasinya menjadi tidak teratur. Wanita dalam rentang usia ini dapat berovulasi dengan dua folikel pada saat yang sama. Inilah yang menyebabkan kehamilan kembar.
2. Membutuhkan Lebih Banyak Asupan Asam Folat
Wanita yang hamil bayi kembar membutuhkan lebih banyak asupan asam folat untuk membantu mencegah dua bayi mengalami cacat lahir saraf, seperti spina bifida. Wanita yang hamil bayi kembar direkomendasikan untuk mengonsumsi 1 mg asam folat per hari. Bandingkan dengan kebutuhan asupan asam folat bagi ibu hamil bayi tunggal yang hanya 0,4 mg per hari.
3. Butuh Lebih Banyak Asupan Kalori
Saat sedang hamil bayi kembar, Anda membutuhkan lebih banyak asupan kalori yaitu setidaknya 2700 kalori setiap harinya. Dokter Anda juga mungkin akan meresepkan suplemen tambahan seperti vitamin dan mineral untuk Anda konsumsi.
Hal ini dilakukan karena wanita yang hamil bayi kembar berisiko lebih besar terkena anemia karena zat besi yang dibutuhkan lebih banyak guna mendukung pertumbuhan dua bayi di dalam kandungan.
4. Morning Sickness Lebih Parah Dibandingkan Kehamilan Tunggal
Morning sickness disebabkan oleh tingginya hormon chorionic gonadotropin (HCG). Hormon ini akan diproduksi lebih banyak ketika hamil bayi kembar, sehingga membuat morning sickness menjadi lebih buruk pada trimester pertama.
Selain itu, hamil bayi kembar juga meningkatkan risiko beberapa gangguan kesehatan seperti sakit punggung, kesulitan tidur, nyeri ulu hati, hingga anemia. Risiko terjadinya perdarahan pasca melahirkan juga lebih tinggi dibanding saat hamil bayi tunggal.
5. Lebih Mungkin Mengalami Spotting
Spotting (keluarnya bercak darah) memang umum terjadi pada wanita hamil, hanya saja hal ini lebih banyak terjadi pada wanita yang hamil bayi kembar.
6. Lebih Sedikit Aktivitas Bayi
Aktivitas yang dilakukan bayi terjadi di dalam rahim kemungkinan lebih sedikit terjadi pada kehamilan kembar. Hal ini disebabkan karena semakin sempitnya ruang yang tersisa di dalam rahim.
7. Berat Badan Ibu Lebih Tinggi
Berat badan ibu akan semakin tinggi karena terdapat dua bayi, dua plasenta, dan cairan ketuban. Selain itu, ibu juga membutuhkan lebih banyak asupan kalori. Untuk kasus ini, sebaiknya ibu berkonsultasi dengan bidan atau dokter ahli.
8. Berisiko Tinggi Mengidap Penyakit Diabetes Gestasional
Wanita yang hamil bayi kembar lebih berisiko mengidap penyakit diabetes gestasional. Gangguan kesehatan ini membuat bayi tumbuh lebih besar dan kemungkinan harus melakukan operasi Caesar saat persalinan.
9. Risiko Preeklamsia Lebih Tinggi
Preeklamsia ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi (tekanan darah di atas 140/90 mmHg), protein dalam urine, serta bengkak pada kaki dan tangan.
10. Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Prematur
Ibu yang hamil bayi tunggal umumnya akan melahirkan pada usia kehamilan 40 minggu. Sedangkan sebagian besar ibu yang hamil bayi kembar akan melahirkan lebih cepat yaitu pada usia kehamilan 36 hingga 37 minggu.
11. Operasi Caesar Lebih Sering Terjadi
Kemungkinan melahirkan dengan operasi caesar biasanya sering terjadi pada kehamilan kembar. Salah satu penyebabnya yakni karena posisi bayi sungsang. Meski begitu, kemungkinan untuk melahirkan secara vaginal pada kehamilan bayi kembar tetap terbuka.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan proses kelahiran antara satu bayi dengan bayi yang lainnya dilakukan dengan prosedur yang berbeda.
Setelah mengetahui berbagai fakta seputar kehamilan bayi kembar seperti di atas, Anda diharapkan dapat lebih waspada untuk menghindari risiko-risiko yang muncul. Rutin periksakan kondisi kandungan Anda ke dokter agar apabila terdapat gangguan kesehatan tertentu pada Ibu maupun bayi dapat dideteksi sejak dini.
International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics, and Gynecology. https://www.ijrcog.org/index.php/ijrcog/article/view/2870
Diakses pada Oktober 2018
WebMD. https://www.webmd.com/baby/features/11-things-you-didnt-know-about-twin-pregnancies#1
Diakses pada Oktober 2018
Parents. https://www.parents.com/pregnancy/my-baby/twins-multiples/twin-pregnancy-facts/
Diakses pada 14 Maret 2019
Artikel Terkait
-
Memahami Risiko Keguguran dan Cara Mencegahnya
Keguguran adalah berakhirnya kehamilan dengan sendirinya dalam 20 minggu pertama. Kehamilan kembar memiliki risiko yang lebih tinggi untuk keguguran ketimbang kehamilan normal. Keguguran tidak dapat sepenuhnya dicegah, tetapi kehamilan yang sehat selalu dapat diupayakan. -
Bukan Bawaan Bayi, Ini Sebabnya Ibu Hamil Alami Ngidam
Penyebab ngidam pada ibu hamil adalah kurangnya asupan nutrisi tertentu, perubahan hormon, serta perubahan pada indera perasa dan penciuman. Ngidam pada ibu hamil adalah hal yang biasa.
Diskusi Terkait di Forum
Apakah usia 38 tahun dapat hamil?
Dijawab oleh dr. Ester Agustina
4 hari mual dan pusing apa mungkin hamil?
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Perut terasa pagal ketika hamil, penyebab ketuban pecah
Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq
Newsletter Sign Up
Keep yourself updated with the latest trend in healthy lifestyle. Sign up for free!
