logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

10 Pekerjaan Berisiko untuk Penyakit Paru paru

open-summary

Paru-paru merupakan organ yang bekerja tanpa henti dan tidak jarang orang yang paru-parunya terserang penyakit. Ternyata, beberapa jenis pekerjaan dapat memicu penyakit paru-paru seperti bartender, tenaga kesehata hingga pekerja tambang batu bara.


close-summary

2 Mei 2019

Pekerja konstruksi harus lebih berhati-hati, karena rentan mengalami penyakit paru-paru

Para pekerja konstruksi termasuk dalam kelompok yang berisiko terhadap penyakit paru paru.

Table of Content

  • Pekerjaan Bisa Picu Penyakit Paru paru
  • Jenis Pekerjaan Rawan Penyakit Paru paru

Paru-paru merupakan organ yang bekerja tanpa henti. Sebagai gambaran, hampir semua orang dewasa bernapas lebih dari 20 ribu kali per hari. Tahukah Anda, kondisi paru-paru ternyata bisa ditentukan dari jenis pekerjaan seseorang.

Advertisement

Pekerjaan Bisa Picu Penyakit Paru paru

Kondisi paru-paru bisa ditentukan dari jenis pekerjaan seseorang. "Paru-paru adalah organ yang kompleks," kata Profesor Philip Harber, pakar kesehatan masyarakat dari University of Arizona, di Tucson, Amerika Serikat.

"Pekerjaan dan lingkungan seseorang bisa membuat paru-paru terserang fibrosis (munculnya jaringan parut akibat luka, yang mengganggu fungsi paru-paru), asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK atau COPD), infeksi, dan kanker."

Jenis Pekerjaan Rawan Penyakit Paru paru

Penyakit paru-paru bisa muncul dari bermacam-macam penyebab. Zat-zat kimia, kuman, asap tembakau, kotoran, serat, debu, dan lainnya. Berikut ini 10 pekerjaan yang berisiko bagi paru-paru.

1. Bartender dan Pramusaji

Bar dan restoran yang dipenuhi asap rokok, merupakan tempat yang buruk bagi paru-paru. Bartender dan pelayan, yang pastinya dilarang merokok saat bekerja, akhirnya menjadi perokok pasif, kondisi yang sangat berkorelasi positif dengan kanker paru-paru. Mengenakan masker juga biasanya dilarang.

Jika larangan merokok tidak kunjung ditetapkan oleh pemilik usaha, ada baiknya mempertimbangkan pekerjaan lain. "Orang-orang dengan jenis pekerjaan ini tidak memiliki pilihan lain," kata Susanna Von Essen, profesor dari University of Nebraska Medical Center, Omaha, Amerika Serikat.

2. Office Boy/Girl dan Pembantu Rumah Tangga

Meski memiliki label "ramah lingkungan" dan "alami", produk-produk pembersih mengandung zat-zat kimia yang bisa memicu asma. "Produk pembersih mengandung bahan kimia yang reaktif. Ketika produk itu bisa berdampak terhadap kotoran, artinya produk tersebut juga dapat memengaruhi jaringan paru-paru manusia,” kata Von Essen.

Oleh karena itu, orang-orang dengan profesi ini, diimbau untuk selalu membaca aturan pemakaian produk pembersih. Sebab, beberapa produk bersifat keras, sehingga bisa langsung menimbulkan masalah pernapasan dan alergi. Buka pintu dan jendela saat menggunakan cairan pembersih. Jika memungkinkan, ganti dengan pembersih sederhana seperti cuka, baking soda, dan air.  

3. Tenaga Kesehatan

Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain di rumah sakit dan tempat perawatan memiliki risiko tinggi terserang gangguan paru-paru seperti tuberculosis, influenza, dan sindrom gangguan pernafasan akut (SARS).

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Selain paru-paru, infeksi ini pun sebenarnya bisa menyerang organ tubuh lain. Jika tidak diobati, bisa muncul komplikasi berbahaya, yang bahkan berujung pada kematian.

Para tenaga kesehatan disarankan melengkapi kewajiban imunisasi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Ancaman juga bisa datang dari sarung tangan dan bahan-bahan lain yang mengandung lateks. Oleh karena itu, para tenaga medis disarankan menggunakan sarung tangan bebas lateks.

4. Penata Rambut

Berbagai produk di salon mengandung bahan yang berbahaya bagi paru-paru. Misalnya, sebagian pewarna rambut mengandung bahan-bahan yang memicu asma. Obat pelurus rambut memiliki bahan formaldehid (pengering) yang merupakan karsinogen, penyebab kanker. Bahan-bahan itu juga kerap membuat mata, hidung, dan tenggorokan terasa perih.

Sebaiknya pemilik tempat usaha memperbanyak ventilasi dan tidak mengandalkan sirkulasi udara dari AC. Selain itu, ada baiknya para pemilik usaha kecantikan memilah produk yang tidak mengandung karsinogen dan bahan berbahaya lain.

5. Buruh Pabrik

Pekerja pabrik memiliki risiko tinggi terserang asma atau paling tidak memperparah asma yang sudah ada sebelumnya. Para buruh berpotensi terpapar berbagai bahan yang berbahaya bagi paru-paru, seperti besi, silika, dan pasir.

6. Pekerja Konstruksi

Paru-paru para pekerja konstruksi dan tukang bangunan bisa terpapar asbestos, yang biasa terdapat di asbes, pipa, dan lantai. Menurut Von Essen, sekecil apa pun paparan serat mikrofiber, tetap berbahaya. Jadi, para pekerja konstruksi harus mengenali bahan-bahan yang mengandung asbeston, dan menghindarinya.

7. Petani dan Peternak

Menangani tanaman dan hewan bisa menyebabkan gangguan pernapasan. Penyebabnya adalah hasil pertanian yang terkontaminasi mold (jamur yang menyebarkan spora di udara dan menyebabkan alergi).

Peternak berisiko terpapar debu dan amonia yang bisa menyebabkan sindrom serupa asma. Sebagai pencegahan, hindari terjadinya kelembapan tinggi pada hasil pertanian, perbanyak ventilasi, dan gunakan masker selama bekerja.

8. Tukang Cat Mobil

Pekerja bengkel cat mobil kerap terpapar isosianat, zat kimia yang diproduksi bersama polimer. Zat tersebut memicu asma. "Penyakit ini kerap mengakhiri karier pekerja tersebut," kata Harber. Sebaiknya, para tukang cat mengenakan masker khusus, bekerja di ruang terisolasi, dan disediakan pembuangan udara terpisah.

9. Pemadam Kebakaran

Para petugas pemadam kebakaran rentan mengalami infeksi saluran pernapasan saat memadamkan api. Oleh karena itu, biasanya mereka memakai alat bantu pernapasan yang bernama self-contained breathing apparatus (SCBA) saat bertugas.

Meski demikian, para petugas pemadam kebakaran tetap berisiko mengalami gangguan paru-paru akibat bahan kimia seperti plastik, setelah api berhasil dipadamkan. "Zat-zat kimia masih bertebaran di udara," ujar Harber. Untuk itu, petugas disarankan tetap mengenakan SCBA saat "pendinginan" lokasi kebakaran.

10. Pekerja Tambang Batu Bara

Penambang bawah tanah berisiko tinggi terserang berbagai gangguan pernapasan, mulai bronkitis, pneumoconiosis (akibat debu masuk dan mengendap di paru-paru), sampai black lung, penyakit yang disebabkan pengendapan debu batu bara sehingga menimbulkan kesulitan bernapas.

"Ini bisa menyebabkan fibrosis akut dan kematian," kata Von Essen. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah mengatur durasi kerja di bawah tanah dan mengenakan masker khusus.

Advertisement

penyakit paru-parupenyakittuberkulosisinfluenza

Ditulis oleh Maria Yuniar

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved